DAMPAK DOSA DI MASA DEPAN

0
139

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸŒΉ

πŸ“ Pemateri: Ustadz Satria Hadi Lubis

WAHAI saudaraku…
jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia).

Sebab ia akan berbalas walau masanya lama. Mungkin 40 tahun kemudian baru dirasakan efeknya.

“Janganlah tertipu ketika engkau tidak melihat dampak dari dosamu pada saat engkau melakukannya. Terkadang dampak dosa tersebut baru engkau rasakan setelah 40 tahun” (Imam Ibnu Qoyyim dalam Ad Dauwad Dawa hal. 130).

Ada kisah tentang seorang pengusaha yang bangkrut usahanya, ia menangis sedih karena teringat dosanya 40 tahun lalu yang pernah melecehkan seseorang dengan sebutan, “Hai…orang bangkrut!”

Maka sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah) bahwa perbuatan buruk akan berbalas kesialan di masa depan.

Ada orang yang memfitnah temannya di tempat kerja, lalu masa tuanya sakit-sakitan. Hidup susah, mati pun susah.

Ada suami yang suka selingkuh di masa mudanya, lalu tuanya berlama-lama kena stroke sampai meninggal.

Ada isteri yang suka merendahkan suaminya, lalu diceraikan dan susah cari jodoh lagi. Masa tuanya miskin dan kesepian.

Ada anak yang durhaka kepada orang tuanya, lalu susah cari kerja dan jomblo sampai tua dalam kefakiran.

Benarlah Rasulullah saw yang bersabda :

“Setiap dosa-dosa, Allah Ta’ala mengakhirkan (balasannya), sebagaimana yang Dia kehendaki dari dosa-dosa itu hingga hari kiamat. Kecuali durhaka kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya Allah menyegerakan (balasan) nya bagi pelakunya saat ia hidup di dunia sebelum wafatnya.” (Riwayat At Thabarani dan Al Hakim, dishahihkan oleh Al Hakim dan As Suyuthi)

Entah sudah begitu banyak sebenarnya bukti-bukti di sekeliling kita tentang dampak dosa yang berbalas di masa depan.

Sayang…kebanyakan manusia tidak jeli mengamatinya dan lalai introspeksi diri. Malah menyalahkan orang lain dan lingkungan sebagai sebab kesusahannya.

Lalu bagaimana agar dosa tidak berdampak di masa depan?

Jawabannya adalah dengan taubatan nasuha. Bersungguh-sungguh bertaubat dengan tidak mengulanginya. Lalu menebusnya dengan berbuat baik, banyak ibadah, dan sebisa mungkin meminta maaf kepada orang yang pernah dizaliminya.

Jika tidak, takdirnya di masa depan akan ditulis oleh tinta Ilahi sebagai orang yang susah dan sengsara.

“Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat nanti); agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Qs. As Sajdah ayat 21).

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan azab yang dekat ialah musibah-musibah di dunia, segala macam penyakit dan malapetakanya, serta semua cobaan yang menimpa keluarganya, berupa cobaan yang biasa Allah ujikan kepada hamba-hamba-Nya agar mereka bertobat kepada-Nya.

Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas dan Abu Ubaidah, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat). (As-Sajdah: 21)

Yang dimaksud dengan azab ialah paceklik yang melanda mereka.

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here