Bingung dengan Mushaf yang Berbeda-beda Saat Menghafal?

0
162

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I

Bagi orang yang masih awam tentang pengetahuan mengenai cara penulisan huruf-huruf al-Qurโ€™an, tanda-tanda yang menyertai huruf-hurufnya, tanda-tanda waqaf atau penomoran ayatnya, mungkin mereka akan bertanya-tanya, mengapa tiap mushaf terkadang berbeda-beda penulisannya. Jika hanya sekedar berbeda dari jenis huruf yang digunakan, mungkin mereka juga paham. Tetapi jika perbedaan itu terjadi pada cara penulisan huruf-hurufnya, penempatan dan pemilihan tanda waqafnya, atau perbedaan tanda-tanda lain yang mengiringi hurufnya, biasanya mereka kebingungan, bahkan mungkin bertanya-tanya, manakah di antara mushaf-mushaf tersebut yang lebih benar, dan manakah yang paling layak digunakan.

Jika anda termasuk yang awam dalam hal ini, maka ketahuilah bahwa mushaf manapun yang akan anda gunakan untuk menghafal al-Qurโ€™an, selama ia menggunakan cara penulisan yang telah disepakati, maka anda tak perlu ragu. Jika anda misalnya menemukan perbedaan antara mushaf madinah dengan mushaf standar Indonesia, perbedaan itu sebenarnya kembali kepada sumber yang digunakan dalam hal pola penulisannya. Misalnya antara pola Rasm Utsmani dalam kitab al-Muqni yang disusun oleh Abu โ€˜Amr ad-Dani, ada cara penulisan pada beberapa lafazh tertentu yang berbeda dengan pola dalam kitab Mukhtashar at-Tabyin yang disusun oleh Abu Dawud Sulaiman ibn Najah. Keduanya digunakan sebagai acuan penulisan Mushaf Madinah, hanya saja ketika terjadi perbedaan di antara keduanya, maka yang dipilih dalam Mushaf Madinah adalah pola penulisan Abu Dawud Sulaiman ibn Najah. Demikian juga dalam hal tanda waqaf dan tanda-tanda lainnya, jika yang menjadi acuannya berbeda, maka berbeda pula pemilihan tanda-tandanya. Selama mushaf-mushaf tersebut ditashih terlebih dahulu oleh lembaga khusus pentashih al-Qurโ€™an, maka anda tidak perlu ragu, kecuali jika ditemukan ada kecacatan dalam hal cetakannya, misalnya halamannya terbalik, dan sebagainya, maka tentu tidak boleh digunakan.

Jadi, sekali lagi, mushaf manapun, selama menurut anda cocok, maka gunakanlah untuk menghafal. Mushaf yang paling banyak digunakan oleh para penghafal al-Qurโ€™an di antaranya adalah mushaf al-Qurโ€™an pojok, yaitu mushaf yang setiap halamannya diawali dan diakhiri dengan ayat yang sempurna, dalam arti ayatnya tidak terpotong karena perpindahan halaman. Jumlah baris setiap halamannya pun terkadang berbeda-beda, dan yang paling banyak digunakan adalah mushaf yang setiap halamannya terdiri dari 15 atau 18 baris.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk anda perhatikan terkait pemilihan mushaf ini adalah bahwa sebaiknya gunakanlah satu cetakan mushaf saja, dan jangan terlalu sering mengganti mushaf yang digunakan untuk menghafal, sebab setiap cetakan mushaf kadang berbeda peletakkan ayat-ayatnya, sehingga jika sering gonta-ganti mushaf, biasanya akan sulit untuk merekam letak ayatnya. Tapi, bukan berarti anda sama sekali tidak boleh menggunakan mushaf lainnya. Maksudnya, pilihlah satu mushaf utama yang anda gunakan untuk menghafal, adapun jika anda ingin menggunakan mushaf lainnya, gunakanlah mushaf tersebut hanya untuk murajaโ€™ah hafalan, bukan untuk menambah hafalan.

Meski demikian, semuanya kembali kepada diri anda sendiri. Jika anda sama sekali tidak kesulitan menghafal meskipun dengan bergonta-ganti mushaf, maka tentu tidak menjadi masalah.

Wallahu A’lam Bishshowab

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here