Jangan Tinggalkan Dunia Karena Menginginkan Akhirat

0
176

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi MA

ارادتك التجريد مع اقامة الله اياك في الاسباب من
الشهوة الخفية وارادتك الاسباب مع اقامة الله اياك في التجريد انحطاط عن الهمة العلية

“Keinginanmu pada makam tajrid padahal Allah menempatkanmu di makam asbab, itu termasuk syahwat yang samar; sedangkan keinginanmu pada makam asbab padahal Allah menempatkanmu di makam tajrid itu penurunan dari citra yang luhur.”
(Ibnu Atha’illah)

Penjelasan:

1. Tajrid adalah meninggalkan sebab yang menjadi jalan untuk menemukan apa yang seharusnya dijalankan oleh orang-orang yang benar, yaitu dengan melaksanakan sebuah sebab agar ia tidak jatuh pada perbuatan salah, karena ia berniat meninggalkan urusan dunia sebab semata-mata hendak beribadah.

2. Seorang mukmin tidak meninggalkan dunia karena menginginkan akhirat, dan tidak meninggalkan akhirat karena menginginkan dunia melainkan, mereka hidup dalam konsep tawazun (seimbang).

3. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

4. “Hendaklah seseorang menggunakan nikmat dunia yang Allah berikan untuk menggapai kehidupan akhirat yaitu surga. Karena seorang mukmin hendaklah memanfaatkan dunianya untuk hal yang bermanfaat bagi akhiratnya. Jadi ia bukan mencari dunia dalam rangka sombong dan angkuh” (Imam Qurtubi).

5. Zuhud itu bukan meninggalkan dunia tetap tidak tergantung kepada dunia, karena bagi seorang mukmin yang benar imannya, kehidupan dunia dan akhirat tidak pernah bisa dipisahkan; kebahagiaan kita di akhirat ditentukan dengan apa yang yang kita lakukan di dunia.

أحزر لدنياك كأنك تعيش أبدا ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا

6. “Jagalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok” (Abdullah bin Amr bin Ash)

7. Adapun ciri-ciri hamba yang benar dalam tajridnya adalah sebagai berikut :

a. Mendekatkan diri kepada Allah tetapi ia tidak mengabaikan dunianya, karena baginya bekerja itu ibadah, dan Allah menyukai orang-orang yang jika ia bekerja ia bersungguh-sungguh.

b. Mengkhususkan diri beribadah kepada Allah, karena Allah telah menjamin dunianya disebabkan ibadah yang ia lakukan, sehingga ia tidak terlalu ngoyo dalam memburu dunia.

c. Ia hidup dalam sederhana dan _qona’ah_ (merasa cukup dengan yang ada), karena ia adalah harta yang tidak pernah habis dan ia menjaga harga dirinya dengan sesama manusia dari meminta-minta.

d. Tidak menyia-nyiakan pemberian Allah berupa rizqi yang tidak terduga kedatangannya untuk berbagi dengan sesama, kemudian ia istiqomah dalam beribadah sampai akhir hayatnya, sebab karomah terbesar adalah ketika seseorang bisa konsisten dalam kebaikan.

e. Jiwa dan ruh mereka tenang menikmati manisnya ibadah.

f. Mengembalikan semua permasalahan yang telah dan akan tejadi kepada Allah, dan ia yakin ketika ia dapat mengerjakan sesuatu itu atas izin Allah.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here