πΏπΊπππΌππ·πΉ
π Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I
Di antara penghafal Al-Quran ada yang kurang perhatian terhadap hal-hal penting, bahkan dianggapnya sepele. Diantaranya adalah:
1. Bacaan
Allah subhanahu wa ta’ala telah menegaskan kepada kita agar membaca Al-Quran dengan tartil. Menurut ulama tajwid, tartil sendiri adalah menunaikan hak-hak dan hukum-hukum bacaan dalam melafazkan ayat Al-Quran. Baik itu dari sifat, makhraj, tajwid, tempo, dan seterusnya.
Namun tidak sedikit penghafal Al-Quran yang hanya fokus kepada kelancaran bacaannya saja, tanpa memperhatikan apakah makharijul hurufnya sudah pas, tajwidnya sudah diterapkan, tempo bacaannya sudah seragam, dan lain-lain.
Jangan sampai hanya karena memperhatikan kelancaran hafalan kita, ayat-ayat yang kita baca tidak menghasilkan kebaikan di sisi Allah karena aturan-aturannya kita lalaikan.
2. Mushaf
Saya sangat prihatin ketika melihat di masjid yang biasa digunakan menghafal Al-Quran para santri, mushafnya diletakkan sembarangan. Padahal sudah disediakan tempat khusus untuk meletakkan mushaf yang sudah selesai digunakan. Perilaku ini menunjukkan kurang takzimnya kita kepada mushaf yang kita gunakan sehari-hari untuk menghafal. Bagaimana mungkin Al-Quran itu akan betah ada di dalam diri kita, jika kita tidak bisa menghormatinya. Salah satu cara menghormati Al-Quran adalah memuliakan mushafnya. Meletakkannya di tempat yang baik, dan merawatnya dengan baik pula.
Perilaku meletakkan mushaf sembarangan ini juga mengindikasi seorang penghafal tidak menjaga dan menggunakan satu mushaf saja dalam menghafal. Padahal menggunakan satu mushaf dalam menghafal merupakan satu hal penting yang akan mendukung kualitas hafalannya. Dengan meletakkan mushaf sembarangan, ada kemungkinan mushafnya akan berpindah atau bahkan bisa hilang. Dan jika mushaf itu sudah tidak berada di tempat semula, bisa jadi penghafal tersebut akan menggunakan mushaf lain yang dia temukan di sekitarnya.
Jika itu yang terjadi, maka dia telah melakukan dua kesalahan. Yang pertama, tidak konsisten dengan satu mushaf sehingga mushaf tersebut sulit untuk terekam dalam memori. Dan yang kedua, dia menghafal menggunakan mushaf orang lain, di mana belum tentu pemiliknya ridho terhadapnya. Maka wajarlah jika kita mengalami banyak kesulitan dalam menghafal, susah masuk, susah paham, gampang hilang, dan seterusnya.
3. Adab
Adab yang baik terhadap Al-Quran adalah hal wajib bagi seorang penghafal. Secara logika sederhana, bagaimana mungkin kita mengharapkan seseorang akan dekat kepada kita, sedangkan kita tidak menghormatinya dan tidak menjaga sikap di hadapannya. Maka begitu juga dengan Al-Quran. Jika kita tidak menganggapnya penting, menduakannya, lebih mengutamakan yang lain daripada Al-Quran, dan seterusnya, maka jangan salahkan siapa-siapa jika hafalan kita susah masuk namun gampang hilang.
4. Takzim kepada guru
Guru kita adalah penyampaian ilmu, melalui tangannya lah Allah menyampaikan pengetahuan kepada kita. Melalui tangannya lah Allah sampaikan hidayah kepada kita. Maka kehadiran seorang guru amatlah penting. Sudah seyogianya bagi kita untuk menghormatinya, kendatipun guru kita bukan manusia yang sempurna. Jika Allah tampakkan aibnya di depan kita, tugas kita adalah menutupinya, bukan malah membencinya. Karena bisa jadi itu adalah ujian dari Allah, seberapa besar keikhlasan kita belajar dengan beliau.
Takzim dan hormat kepada guru bukan karena kita mengkultuskannya. Menghormati guru adalah bentuk memuliakan ilmu. Dan ketika kita memuliakan ilmu, maka kita juga memuliakan sang pemilik ilmu.
Wallahu A’lam Bishshowab
πππΈπππΈπππΈ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130