Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
Ustadz… Saya mau bertanya, saya ingin mengetahui bagaimana bercanda Rasulullah SAW. Mohon dijelaskan contoh-contohnya. Karena saat ini bercanda menjadi hal biasa bagi sebagian masyarakat, bahkan kadang bercanda tanpa mengindahkan kondisi atau suasana.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃
Jawaban
Oleh: Ustadz Dr. Oni Sahroni, MA
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاتة
Contoh-contoh canda Rasulullah SAW adalah sisi potret kehidupan Rasulullah SAW yang jarang menjadi bahasan. Padahal contoh-contoh tersebut menjadi penting dibahas agar menjalankan keseharian dengan proporsional dan seimbang juga tetap dalam tuntunan syariah.
Sesungguhnya Rasulullah SAW adalah teladan dan referensi dalam setiap sisi kehidupan, termasuk dalam canda. Walaupun banyak tanggung jawab dan bebannya, tetapi ia bercanda dan tidak berkata kecuali yang benar dan membersamai para sahabat dalam keseharian seperti masyarakat pada umumnya.
Membersamai mereka pada saat bermain dan bercanda, juga membersamai mereka dalam kesedihan dan kesusahan.
Dalam bukunya, Malamih al-Mujtama’ al-Muslim alladzi Nunsyiduhu, Syekh Yusuf al-Qardhawi Rahimahullah menjelaskan contoh-contoh canda dan rehat Rasulullah SAW.
Di antara contoh-contoh tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.
(1) Rasulullah SAW adalah pribadi yang semringah, ceria, dan santai. Kesimpulan ini sebagaimana dikutip Syekh Yusuf al-Qardhawi dari Kanzu al-‘Umal.
“Para sahabat menilai bahwa Rasulullah SAW termasuk pribadi yang banyak canda di antara kami” (Kanzu al-‘Umal, 18400).
(2) Rasulullah SAW senang membuat orang lain terhibur dan gembira, khususnya dalam momentum seperti hari raya dan pernikahan.
Sebagaimana dijelaskan al-Qardhawi, “Adalah Rasulullah SAW senang membuat para sahabat dan masyarakat itu gembira dan bahagia khususnya dalam momentum seperti hari raya dan pernikahan.”
(3) Rasulullah SAW bukan sosok yang menyendiri dan terpisah dari para sahabat dan lingkungannya. Tetapi Rasulullah SAW itu membersamai para sahabat dalam setiap sisi kehidupan mereka: dalam suka dan duka, dalam sedih dan canda mereka.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Zaid bin Tsabit. “Sahabat Zaid bin Tsabit menjelaskan bahwa ia diminta untuk menjelaskan kondisi Rasulullah SAW, kemudian ia menceritakan,
‘Saya adalah tetangganya pada saat wahyu turun kepadanya, maka ia meminta saya untuk menuliskan wahyu. Dan pada saat kami mengingat dunia, maka ia menjelaskannya bersama kami. Dan pada saat kami mengingat akhirat, maka ia pun mengingatnya bersama kami. Dan pada saat kami menyebutkan makanan, maka ia pun menyebutkannya bersama kami.’
Ia berkata, ‘Ini yang bisa saya jelaskan kepada kalian tentang Rasulullah SAW’.” (HR Thabrani dengan sanad hasan sebagaimana dalam Majma’ Az-Zawaid 9/17).
(4) Canda Rasulullah SAW dengan istri-istrinya. Potret di dalam rumah tangga Rasulullah SAW, bagaimana Rasulullah SAW mengisi sebagian waktunya bersama istri-istrinya dengan mengajak mereka bermain, bercanda, serta mendengarkan kisah dari istri-istrinya.
Potret tersebut yang disaksikan para sahabat di rumah Rasulullah SAW, saat bercanda dan bermain dengan istri-istrinya. Termasuk Rasulullah SAW juga mendengarkan cerita dan kisah istri-istrinya.
Sebagaimana dalam hadis Umi Zar’ yang terkenal dan diabadikan dalam Shahih Bukhari.
(5) Canda Rasulullah SAW dengan seorang nenek. Pada saat seorang perempuan lanjut usia meminta doa kepada Rasulullah SAW agar masuk surga.
Kemudian Rasulullah SAW merespons permintaan tersebut dengan menjelaskan bahwa penghuni surga itu tidak ada yang berusia senja.
Jawaban itu tidak bermaksud mengategorikannya bukan ahli surga karena faktor usia, tetapi jawaban Rasulullah SAW itu bernada canda. Intinya, saat masuk surga, setiap yang lanjut usia akan menjadi gadis.
Sebagaimana diceritakan dalam hadis, “Kami juga melihat Rasulullah SAW bercanda dengan seorang perempuan tua yang datang dan berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Doakan aku agar aku bisa masuk surga.’
Rasulullah SAW menjawab dan mengatakan kepada perempuan itu, ‘Tidak akan masuk surga, surga itu tidak akan dimasuki oleh orang tua.’
Kemudian perempuan tersebut menangis karena memahami perkataan apa adanya. Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Bahwa pada saat ia masuk surga, maka ia tidak akan di usia senja, tetapi kembali menjadi seorang gadis terbaik.’
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT tentang perempuan-perempuan surga, ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta (lagi) sebaya umurnya.’ (QS al-Waqi’ah: 35-37).” Hadis ini diriwayatkan at-Tirmidzi dalam asy-Syamail, ‘Abdu bin Hamid, Ibnu al-Mundzir, al-Baihaqi, dan lainnya, dihasankan oleh al-Bani dalam Ghayatul Muram.
(6) Kisah laki-laki Damim. Adalah seorang laki-laki yang memiliki dua istri, kemudian ia menemui Rasulullah SAW dan menawarkan salah satu istrinya untuk dinikahi Rasulullah SAW.
Pada saat itu ‘Aisyah mendengar dan kemudian berkomentar, “Apakah salah satu istrimu tersebut lebih baik ataukah engkau?” Laki-laki itu menjawab, “Aku lebih baik dari istriku.”
Kemudian, Rasulullah SAW tersenyum dengan pertanyaan ‘Aisyah kepada laki-laki itu karena memiliki fisik yang kurang baik.
Sebagaimana diriwayatkan, “Dhahak bin Sufiyan Alkalabi meriwayatkan adalah seorang laki-laki yang berparas tidak bagus pada saat dibaiat oleh Rasulullah SAW, ia berkata, ‘Sesungguhnya aku memiliki dua perempuan yang lebih baik daripada Humairah. Pada saat itu ayat hijab belum turun. Apakah aku boleh melepaskan salah satunya agar engkau bisa menikahinya.’
Padahal, saat itu ‘Aisyah duduk dan mendengar perkataan itu, kemudian ‘Aisyah menjawab, ‘Apakah dia lebih baik ataukah dirimu?’ Ia menjawab, ‘Aku lebih baik dan lebih dermawan.’
Dan Rasulullah SAW tertawa dengan pertanyaan itu kepadanya karena ia adalah damim (fisiknya tidak begitu bagus).”
Wallahu a’lam.
Sumber: Konsultasi Syariah Rebuplika Online, 24 Januari 2024
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130