🍃🍃🌺🍃🌺🍃🍃
📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi M.A
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Penjelasan:
Dengan firman-Nya tersebut, Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, lagi membenarkan Rasul-Nya untuk berpegang dengan semua ikatan Islam dan syariatnya, mengamalkan semua perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya semaksimal kemampuan mereka.
Al Aufi berkata, dari Ibnu Abbas, Mujahid, Thawus Adh-Dhahak, Ikrimah, Qatadah, As-Suddi dan Ibnu Zaid, mengenai firman Allah, “Masuklah kalian ke dalam Islam,” mereka berpendapat bahwa makna “ السلم “ di dalam ayat tersebut adalah: (Islam).
Adh-Dhahak berkata dari Ibnu Abbas, Abu -Al-Aliyah dab Rabi’ bin Anas tentang ayat, “Masuklah kalian ke dalam Islam,” mereka berpendapat bahwa makna “Assilm,” di dalam ayat tersebut adalah “ketaatan”. Qatadah juga berkata, makna “Assilm” disitu adalah “berserah diri”.
Sedangkan mengenai firman-Nya: “ كافة “ , (keseluruhan); Ibnu Abbas, Mujahid, Abu Aliyah, Ikrimah, Rabi bin Annas, Assudi, Muqatil bin Hayyan, Qatadah dan Adh-Dhahak berpendapat bahwa maknanya adalah: Dalam seluruh keadaan. Mujahid berkata, “Yakni amalkanlah semua amalan dan seluruh jenis kebaikan.”
Di antara ahli tafsir ada yang menganggap “ ” كافة (keseluruhan) sebagai bentuk hal (keterangan keadaan) dari “ا دخلوا “ masuklah kalian “, sehingga artinya, “Masuklah kalian dalam seluruh keadaan”. Namun yang benar adalah pendapat pertama yaitu bahwa mereka semua diperintahkan untuk mengamalkan seluruh cabang keimanan dan seluruh syariat Islam yang sangat banyak semaksimal kemampuan mereka. Demikian dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir.
Siapapun yang beriman dengan agama Islam, maka hendaklah ia mengumpulkan cabang-cabang dan pokok hukum Islam, maka tidak beriman siapa yang mengerjakan sebagian hukum Islam seperti shalat dan puasa tapi meninggalkan hukum lainnya seperti zakat dan jihad. Ayat ini turun berkaitan dengan sikap Abdullah bin Salam dan teman-temannya ketika beriman dengan syariat Nabi Muhammad, tapi ia juga beriman dengan syariat Nabi Musa, mereka mengagungkan hari Sabtu dan membenci daging unta dan susunya setelah mereka memeluk Islam, dan kaum muslim mengingkari sikap mereka itu.
Adapun pelajaran yang dapat dapat dipetik dari surah QS Al-Baqarah ayat 208 adalah: “Perlunya melaksanakan ajaran Islam secara utuh dan tidak memilah-milahnya. Dampak dari pemilahan adalah nasib yang serupa dengan nasib yang menimpa bani Israil. Dalam QS. Al-Baqarah: 85, ditemukan kecaman terhadap sikap orang-orang Yahudi yang beriman kepada sebagian kitab Taurat dan ingkar kepada sebagiannya, dan bahwa tiada balasan bagi orang yang berbuat demikian melainkan kenistaan dalam kehidupan duniawi dan di akhirat mereka mendapatkan azab yang berat,” demikian dijelaskan dalam tafsir Al-Lubab.
Ayat ini merupakan seruan kepada orang-orang yang beriman dengan sebutan iman dan dengan sifat yang mereka senangi. Sifat yang membedakan dan mengistimewakan mereka. Sifat yang menghubungkan mereka dengan Allah yang menyeru mereka. Seruan kepada orang-orang yang telah beriman agar masuk dalam kedamaian secara total.
Seruan ini mengajak agar kaum mukminin menyerahkan segala eksistensi mereka kepada Allah, baik dalam urusan kecil ataupun besar. Penyerahan diri yang tidak menyisakan sama sekali adanya persepsi atau perasaan, niat atau perbuatan, keinginan atau kebencian yang tidak tunduk kepada Allah dan tidak mencerminkan keridhaan kepada hukum dan ketentuan-Nya; demikian jelas Sayyid Qutub dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an.
Ini merupakan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk masuk “ke dalam Islam keseluruhan.” Maksudnya, dalam seluruh syariat syariat agama, mereka tidak meninggalkan sesuatu pun darinya, dan agar mereka tidak seperti orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya.
Apabila hawa nafsunya itu sejalan dengan perkara yang disyariatkan, maka dia kerjakan, namun bila bertentangan dengannya, maka dia tinggalkan.
Yang wajib adalah menundukkan hawa nafsunya kepada agama, dan ia melakukan segala perbuatan baik dengan segala kemampuannya, dan apa yang tidak mampu dia lakukan, maka dia berusaha dan berniat melakukannya dan menjangkaunya dengan niatnya tersebut. Demikian jelas Syaikh Assa’di
Dalam menjalankan ajaran Islam jangan seperti masuk rumah makan yaitu kita memilih yang kita suka saja. Jalani lah ajaran iyslam secara total baik anda suka atau tidak, jalankanlah perintah Allah baik dalam keadaan ridha ataupun terpaksa karena lebih baik dipaksa masuk Islam daripada dipaksa masuk neraka.
Jalankanlah ajaran Islam walau anda belum mengetahui hikmahnya karena setiap yang Allah perintahkan pasti ada manfaatnya dan setiap yang Dia larang pasti tersimpan keburukan di dalamnya.
Menjalankan Islam secara total adalah memastikan bahwa ajaran Islam tidak hanya hadir di masjid tetapi Islam hadir di pasar, di ruang-ruang diskusi politik dan Islam menuntun masyarakat bagaimana memilih pemimpin, sebab ajaran Islam itu bisa tegak dengan sempurna melalui kekuasaan.
🍃🍃🌺🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130