cropped-logo-manis-1.png

Menjadikan Bulan Muharram Sebagai Tonggak Kemenangan Umat Islam

📆 Kamis, 09 Muharram 1445 H/ 27 Juli 2023

📚 Khutbah Jum’at

📝 Pemateri: Oleh: Ustadz Wahyudin, S.Pd.I (IKADI DIY)

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الشُّهُوْرَ وَالْأَعْوَام، وَالسَّاعَاتِ وَالْأَيَّام، وَفَاوَتَ بَيْنَهَا فِي الْفَضْلِ وَالْإِكْرَام
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، مُنْزِلُ رَحَمَاتِهِ عَلَى الدَّوَام، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَامِي الْمَنْزِلَةِ وَعَالِي الْمَقَام
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الزِّحَام
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: «يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ»

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Ada satu bulan di dalam Islam yang mendapatkan kedudukan istimewa di antara bulan-bulan lainnya. Dia adalah bulan Muharram, satu di antara bulan-bulan yang mulia yang diharamkan berperang di bulan ini. Kemuliaan bulan pertama pada kalender Hijriah ini tercatat dalam Al-Qur’an bersama tiga bulan lainnya. Muharram dipandang sebagai bulan yang utama setelah Ramadhan, yang karenanya kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 10 Muharram yang disebut dengan puasa Asyura.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman mengenai keutamaan bulan ini:

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.s. At-Taubah: 36).

Keempat bulan yang dimaksud adalah Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya empat bulan haram, tiga bulan berurutan, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban,” (H.r. Bukhari-Muslim).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Bulan Muharram juga dijadikan sebagai awal bulan tahun hijriah. Mengenai hal ini, ada riwayat singkat penetapan bulan Muharram sebagai awal tahun. Sebagian sahabat berkata pada ‘Umar, “Mulailah penanggalan itu dengan masa kenabian”; sebagian berkata: “Mulailah penanggalan itu dengan waktu hijrahnya Nabi”. ‘Umar berkata, “Hijrah itu memisahkan antara yang hak (kebenaran) dan yang batil. Oleh karena itu, jadikanlah hijrah itu untuk menandai kalender awal tahun Hijriah”. (Tafsir Ibn Katsir)

Pada hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dijelaskan,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Rasulullah ﷺ hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan ‘Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari ketika Allah ﷻ memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari ‘Asyura.” (H.r. Muslim)

Oleh karena itu, sudah selayaknya kita juga menjadikan bulan Muharram sebagai tonggak kemenangan umat Islam. Mengapa umat Islam harus bangkit kembali? Karena pada saat ini, kondisi kaum Muslimin diibaratkan seperti sebuah makanan dalam hidangan yang banyak diperebutkan oleh orang-orang yang kelaparan dari segala penjuru. Bukan dikarenakan jumlah mereka yang sedikit, tetapi “rasa takut dan gentar” terhadap kehebatan kaum Muslimin telah hilang dari musuh-musuh mereka. Penyebab utamanya karena telah berjangkitnya penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) di sebagian besar umat Islam.

Hal ini sesuai dengan ramalan Rasulullah Saw. dalam sabdanya:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا. فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ. وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ. فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّه، وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Dari Tsauban, ia berkata, telah bersabda Rasulullah Saw., “Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.” Seseorang bertanya “apa saat itu kita sedikit?” jawab beliau “bahkan saat itu kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn dalam hatimu.” Seseorang bertanya “Ya Rasulullah ap aitu wahn?” beliau menjawab “cinta dunia dan takut mati” (H.r. Abu Daud dan Imam Ahmad).

Oleh karenanya, sekali lagi, momentum 1445 Hijriah harus kita jadikan sebagai titik tolak kesadaran umat Islam untuk meraih kemenangan dan kejayaan Islam yang telah lama menghilang.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Apa sajakah kemenangan yang harus kita canangkan bagi umat Islam saat ini?

Pertama, kemenangan ilmu pengetahuan. Tidak diragukan lagi, umat Islam merupakan pelopor pengembangan ilmu pengetahuan modern saat ini yang dasar-dasarnya telah dibangun pada masa dahulu. Ayat Al-Quran yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yaitu surat al ‘Alaq ayat 1-5, berbicara tentang ilmu pengetahuan.

Umat Islam pun pernah memimpin kemajuan peradaban dalam bidang ilmu pengetahuan yang luar biasa di saat peradaban di belahan bumi Timur dan Barat masih berada dalam zaman kegelapan atau abad kebodohan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam telah maju pesat pada awal-awal abad Renaissance atau abad Pencerahan. Ilmuwan-ilmuwan Muslim pun lahir dalam berbagai bidang, mulai dari filsafat, sains, kedokteran, sejarah, kimia, matematika, sastra, dan lainnya. Mereka hadir sebagai cendekiawan dan ilmuwan dunia. Karya-karya masterpiece atau karya agung mereka pun banyak dialihbahasakan ke berbagai belahan dunia.
Tercatat dalam sejarah bahwa pada masa keemasan Islam, ibu kota Daulah Abbasiyah di Baghdad menjadi pusat kejayaan Islam. Ia menjadi tempat berkumpul para cendekiawan Muslim dari seluruh dunia untuk menerjemahkan teks-teks kuno ke dalam bahasa Arab dan Persia. Demikian juga yang terjadi di Kairo Mesir dan Kordoba di Spanyol juga menjadi pusat perkembangan sains, filsafat, ilmu kedokteran, dan pendidikan bagi dunia.

Karenanya, peradaban kaum Muslimin pada saat itu benar-benar menjadi soko guru dunia dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka, wajar jika kaum Muslimin saat ini pun mengembalikan capaian tersebut.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Kedua, kemenangan ekonomi. Harus diakui bahwa pada saat ini, sebagian besar penguasaan sumber-sumber ekonomi di berbagai negara, bahkan yang mayoritas Umat Islam ada di dalamnya, banyak dikuasai oleh selainnya. Sebagian besar tingkat perekonomian kaum Muslimin berada di bawah mereka. Tidak banyak kaum Muslimin yang menguasai kunci-kunci perekonomian di satu masyarakat atau wilayah masing-masing.
Oleh karenanya, sangat wajar bahkan menjadi keharusan bagi umat Islam untuk bermujahadah, bersungguh-sungguh untuk menguasai kembali kunci-kunci perekonomian dunia. Semua itu didorong agar kekayaan dunia lebih bermanfaat lagi bagi kehidupan. Kemenangan ekonomi dapat dimulai dari pengelolaan potensi zakat, infak, shadaqah, serta wakaf (ZISWAF) umat Islam yang luar biasa. Ditambah lagi kesadaran dan semangat kaum muslimin mengeluarkan Ziswaf yang semakin meningkat.

Ketiga, kemenangan politik. Umat Islam pernah mengalami kejayaan yang luar biasa di bidang politik. Jika dihitung sejak masa awal diutusnya nabi Muhammad Saw. sampai beliau hijrah ke Madinah, maka hanya membutuhkan waktu kurang lebih delapan tahun kaum Muslimin menguasai perpolitikan di Jazirah Arab. Capaian itu ditandai dengan peristiwa Fathu Makkah (tahun 8 Hijriah atau tahun 630 M).

Setelah itu, dilanjutkan dengan masa Khulafaur Rasyidin kurang lebih selama 32 tahun, Islam mulai berkembang ke seluruh penjuru dunia. Selanjutnya, kejayaan pemerintahan Islam terjadi pada periode pemerintahan Daulah Umayyah (661-750) di Damaskus, Suriah, hingga periode kekuasaan Daulah Abbasiyah (750-1258) di Baghdad, Irak.

Pada masa itulah Islam benar-benar menguasai perpolitikan dunia. Misi-misi dakwah Islam pun dikirimkan ke berbagai belahan bumi, menyeberangi lautan dan samudera yang luas dan ganas dengan penuh semangat. Oleh karenanya, Islam pun menyebar ke mana-mana termasuk ke Indonesia dan belahan bumi lainnya.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Keempat, kemenangan akidah al-haq atas al-bathil. Allah ‘Azza wa Jalla, Rabb sekalian alam semesta, telah menetapkan bahwa Islam adalah agama yang akan dimenangkan atas agama-agama lainnya. Penetapan ini tertuang dalam Alquran.

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (Q.s. At-Taubah: 33).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Jika posisi keunggulan kaum Muslimin pada bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, dan akidah ini dapat diraih kembali, maka kehadiran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dapat dirasakan oleh seluruh alam semesta ini. Tidak hanya manusia, tetapi seluruh makhluk, baik yang bernyawa, seperti binatang dan tumbuhan, maupun yang tidak bernyawa.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.s. Al-Anbiya: 107).

Allah pun berjanji akan memberikan pembelaan dan pertolongan kepada kaum Muslimin dalam upaya mereka menegakkan kebenaran (al-haq) dan melenyapkan kebatilan (al-bathil). Namun, janji Allah Swt. tersebut merupakan janji yang bersyarat, yaitu selama kaum Muslimin juga membela dan menolong agama Allah. Janji Allah ini sebagaimana tertuang dalam Alquran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.s. Muhammad: 7).

Sebagai renungan, tentu kita semua merasakan betapa posisi suatu bangsa yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan atas negaranya sendiri, apalagi atas bangsa lain akan sangat susah, sengsara, dan menderita. Kekayaan negara yang melimpah dan dimiliki sendiri pun sangat sedikit yang dapat dirasakan oleh rakyatnya sendiri. Bahkan, justeru bangsa lain yang menikmatinya. Kita seperti terjajah dan memang benar-benar terjajah dalam banyak bidang. Kita terjajah dalam bidang politik dan kekuasan. Terjajah dalam bidang ekonomi. Terjajah dalam bidang budaya. Dan terjajah dalam bidang-bidang lainnya. Oleh karena itu, mari kita menyadari hal itu semuanya, kemudian bangkit untuk membebaskan diri dari penjajahan modern saat ini untuk merdeka dan meraih kejayaan negeri Indonesia yang kita cintai.

Semoga kita semua dapat mewujudkan misi Islam yang mulia sebagai rahmatan lil ‘alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ في اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّء الْأَسْقَامِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاة.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *