๐ Pemateri: Ustadz Farid Nu’man Hasan, S.S.
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐น
Bismillahirrahmanirrahim…
Hal ini pada prinsipnya terlarang karena tidak sesuai dengan cara penguburan Islam, KECUALI dalam kondisi darurat atau alasan yang dibenarkan.Seperti sama sekali ketiadaan lahan atau mayit yg sangat banyak dan tidak mungkin diurus satu persatu.
Syaikh Muhammad bin Umar Al Jawi Rahimahullah berkata:
ููููุง ูุฌูุฒ ุฌู ุน ุงุซููููููู ููู ูุจุฑ ููุงุญูุฏ ุจู ููุฑุฏ ูู ููุงุญูุฏ ุจูููุจูุฑ ููููุงูู ุงููู ูุงููุฑูุฏููู ุจูุงููููุฑูุงููุฉู ุนูููุฏ ุงุชููุญูุงุฏ ุงููุฌูููุณ ุฃูู ุงููู ูุญูุฑูู ููููุฉ ุฃูู ุงูุฒููููุฌููููุฉ
Tidak boleh menggabungkan dua mayit dalam satu kubur, tapi hendaknya satu kubur untuk satu orang. Al Mawardi berkata bahwa makruh menyatukan jenis, mahram, dan pasangan suami istri. [1]
Syaikh Sulaiman Al Jamal Rahimahullah menjelaskan:
ุฃู ุง ุฏูุงู ุง ุจุฃู ููุชุญ ุนูู ุงูู ูุช ูููุถุน ุนูุฏู ู ูุช ุขุฎุฑ ููุญุฑู ุ ููู ู ุน ุงุชุญุงุฏ ุงูุฌูุณ ุฃู ู ุน ู ุญุฑู ูุฉ ููุญููุง ูุฐุง ูุงูู ุนุชู ุฏ ุฃู ุฌู ุน ุงุซููู ุจูุจุฑ ุญุฑุงู ู ุทููุง ุงุจุชุฏุงุก ูุฏูุงู ุง ุงุชุญุฏ ุงูุฌูุณ ุฃู ูุง
Ada pun membuka kubur mayit lalu meletakkan mayit lain di situ secara permanen adalah haram. Walau sesama jenis, atau mahramnya, dan semisalnya. Inilah pendapat yang mu’tamad ( pendapat resmi dalam madzhab Syafiโi), bahwa mengumpulkan dua mayit dalam satu kubur HARAM secara mutlak, baik dipermulaan saja atau terus menerus baik yg sesama jenis atau tidak. [2]
Larangan ini, baik yang mengatakan haram atau makruh, telah final dan disepakati. Imam Ibnu al Haj Rahimahullah berkata:
ุงุชูููููู ุงููุนูููู ูุงุกู ุนูููู ุฃูููู ุงููู ูููุถูุนู ุงูููุฐูู ููุฏููููู ููููู ุงููู ูุณูููู ู : ูููููู ุนููููููู ุ ู ูุง ุฏูุงู ู ุดูููุกู ู ููููู ู ูููุฌููุฏูุง ููููู ุ ุญูุชููู ููููููู ุ ููุฅููู ูููููู ููููุฌููุฒู ุญููููุฆูุฐู ุฏููููู ุบูููุฑููู ููููู ุ ููุฅููู ุจููููู ููููู ุดูููุกู ู ููู ุนูุธูุงู ููู ููุงููุญูุฑูู ูุฉู ุจูุงููููุฉู ููุฌูู ููุนููู ุ ููููุง ููุฌููุฒู ุฃููู ููุญูููุฑู ุนููููู ุ ููููุง ููุฏููููู ู ูุนููู ุบูููุฑููู ุ ููููุง ููููุดููู ุนููููู ุงุชูุงู
Para ulama sepakat bahwa tempat dikuburkannya seorang muslim adalah tempatnya yang terakhir, selama masih ada bagian dari tubuhnya maka dia masih di situ, sampai dia fana (lenyap), jika mayat itu sudah tidak ada maka saat itu boleh bagi mayat lain di kubur di situ. Seandainya ada sisa tulangnya maka semua itu tetap dihormati, tidak boleh menggalinya dan menguburkan mayat lain bersamanya, dan tidak boleh dibongkar berdasarkan kesepakatan ulama. [3]
Namun, jika kondisinya darurat, jumlah mayat sangat banyak dan tidak tertangani satu persatu, maka tidak apa-apa mereka dikubur satu lubang. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. sendiri terhadap mayat para sahabat saat perang Uhud.
Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu berkata:
ููุงูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฌูู ูุนู ุจููููู ุงูุฑููุฌููููููู ู ููู ููุชูููู ุฃูุญูุฏู ููู ุซูููุจู ููุงุญูุฏูุ ุซูู ูู ููููููู: ยซุฃููููููู ู ุฃูููุซูุฑู ุฃูุฎูุฐูุง ููููููุฑูุขููยปุ ููุฅูุฐูุง ุฃูุดููุฑู ูููู ุฅูููู ุฃูุญูุฏูููู ูุง ููุฏููู ููู ููู ุงููููุญูุฏู
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah menggabungkan dua mayat yang terbunuh saat Uhud dalam satu kain, lalu Beliau bersabda: โSiapa di antara mereka yang lebih banyak hapal al Quranโ, jika ditunjuk salah satunya maka dia didahulukan yang dimasukkan ke liang lahad. [4]
Dari Hisyam bin โAmir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
ุงุญูููุฑููุงุ ููุฃูููุณูุนููุงุ ููุฃูุญูุณููููุงุ ููุงุฏููููููุง ุงูุงูุซููููููู ููุงูุซูููุงูุซูุฉู ููู ููุจูุฑู ููุงุญูุฏูุ ููููุฏููู ููุง ุฃูููุซูุฑูููู ู ููุฑูุขููุง
Galilah lubang, buatlah yang luas, dan berbuat ihsanlah,[5] kuburkanlah dua atau tiga orang di dalam satu kubur, dan dahulukan dalam penguburan yang paling banyak hapal Al Quran. [6]
Syaikh Abul Hasan al Mubarkafuri Rahimahullah berkata tentang hadits ini:
ููู ุฌูุงุฒ ุงูุฌู ุน ุจูู ุฌู ุงุนุฉ ูู ูุจุฑ ูุงุญุฏุ ูููู ุฅุฐุง ุฏุนุช ุฅูู ุฐูู ุญุงุฌุฉุ ูู ุง ูู ู ุซู ูุฐู ุงููุงูุนุฉ ูุฅูุง ูุงู ู ูุฑููุงูุ ูู ุง ุฐูุจ ุฅููู ุฃุจูุญูููุฉ ูุงูุดุงูุนู ูุฃุญู ุฏ
Dalam hadits ini menunjukkan bolehnya menggabungkan sekelompok orang dalam satu kubur, tetapi itu jika ada kebutuhan, sebagaimana realita dalam hadits ini, tapi jika tidak ada kebutuhan maka itu makruh sebagaimana pendapat Abu Hanifah, Syafiโi, dan Ahmad. [7]
Imam ash Shanโani Rahimahullah juga mengatakan:
ุฌูุงุฒ ุฌู ุน ุฌู ุงุนุฉ ูู ูุจุฑ ููุฃูู ููุถุฑูุฑุฉ
Bolehnya mengumpulkan sekelompok (mayat) dalam satu kubur, itu jk kondisi darurat. [8]
Syaikh Muhammad bin Shalih al โUtsaimin Rahimahullah mengatakan:
ยซุฅูุง ูุถุฑูุฑุฉยปุ ูุฐูู ุจุฃู ููุซุฑ ุงูู ูุชูุ ูููู ู ู ูุฏูููู ุ ููู ูุฐู ุงูุญุงู ูุง ุจุฃุณ ุฃู ูุฏูู ุงูุฑุฌูุงู ูุงูุซูุงุซุฉ ูู ูุจุฑ ูุงุญุฏ. ูุฏููู ุฐูู: ยซู ุง ุตูุนู ุงููุจู ุตููู ุงููู ุนููู ูุณููู ูู ุดูุฏุงุก ุฃุญุฏ ุญูุซ ุฃู ุฑูู ุฃู ูุฏูููุง ุงูุฑุฌููู ูู ูุจุฑ ูุงุญุฏุ ููููู: ุงูุธุฑูุง ุฃููู ุฃูุซุฑ ูุฑุขูุงู ููุฏู ูู ูู ุงููุญุฏยป ูุฐูุจ ุจุนุถ ุฃูู ุงูุนูู ุฅูู ูุฑุงูุฉ ุฏูู ุฃูุซุฑ ู ู ุงุซููู ูุฑุงูุฉ ุชูุฒูู
(Kecuali darurat) ini terjadi karena banyaknya mayat sementara petugas yang menguburkan sedikit, dalam kondisi seperti ini tidak apa-apa menguburkan dua orang laki-laki atau tiga orang dalam satu kubur. Dalilnya adalah apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam terhadap syuhada Uhud ketika Beliau memerintahkan menguburkan dua orang laki-laki dalam satu kubur, dan bersabda: โLihat, siapa di antara mereka yang paling banyak hapal Al Quran maka dahulukan di liang lahad.โ Sebagian ulama berpendapat makruhnya menguburkan lebih dari dua orang, makruh tanzih. [9]
Demikian, maka menguburkan dalam satu kubur untuk sekumpulan mayat adalah dibolehkan hanya jika memang ada hajat atau darurat. Wallahu Aโlam
Notes:
[1] Syaikh Muhammad bin Umar al Jawi, Nihayatu az Zain, 1/163
[2] Syaikh Sulaiman al Jamal, Hasyiyah Al Jamal, 2/203
[3] Imam Ibnu al Haj al Maliki, al Madkhal, Hal. 18
[4] HR. Bukhari no. 1343
[5] Imam Ali al Qari mengatakan, ada yang mengartikan berbuat baiklah kepada mayat yang akan dikubur, ada pula yang mengartikan perbaguslah kuburannya baik kedalamannya, meratakan bagian bawahnya, dan lainnya. (Imam Ali al Qari, Mirqah al Mafatih, 3/1219)
[6] HR. At Tirmidzi no. 1813, katanya: hasan shahih
[7] Syaikh Abul Hasan al Mubarkafuri, Mirโah al Mafatih, 5/437
[8] Imam ash Shanโani, Subulussalam, 1/547
[9] Syaikh Muhammad bin Shalih al โUtsaimin, Asy Syarh al Mumtiโ, 5/368
๐๐๐ธ๐๐๐ธ๐๐๐ธ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678