π Pemateri: Ustadzah DR. Aan Rohanah, Lc , M.Ag
πΉπ·πΉπ·πΉπ·πΉπ·
Suami istri yang ingin menjaga keluarga sakinah agar terus menjadi milik mereka, maka hendaknya bisa menjaga lisan dalam kondisi suka atau benci dan dalam kondisi damai atau bertengkar sehingga mereka bisa menjaga suasana hati tetap tentram, damai dan tenang serta tidak ada yang saling menyakiti atau melukai hati dan perasaan pasangan.
Keharmonisan suami istri itu sangat ditentukan oleh kemampuan menjaga lisan. Maka menjaga lisan dalam keluarga sakinah itu sangat penting sehingga suami istri harus bisa berbicara dengan lembut, bijak dan berkesan sehingga keluarga selalu harmonis dan terselamatkan dari perceraian. Rasulullah bersabda :
“Keselamatan manusia bergantung kepada lisan yang terjaga” ( HR. Bukhari ).
Suami istri juga ketika berbicara harus benar dan jujur sehingga tidak mengandung dusta dan salah. Agar kata-kata yang terucapkan selalu dipercaya dan tidak akan muncul buruk sangka, kebencian dan amarah kepada pasangann. Karena itu Allah berfirman :
” Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” ( 33 : 70 ).
Selain itu bagi suami istri yang beriman seharusnya hati-hati dalam berbicara kepada pasangan karena mereka yakin setiap kata yang terucap selalu dicatat untuk dimintai pertanggung jawabannya di akhirat. Allah berfirman :
” Tidak ada suatu kata yang diucapkan kecuali di disinya ada Malaikat pengawas yang selalu siap ( mencatat) ” (50: 19).
Dalam kondisi suami istri sedang emosi dan sedang terjadi salah faham, mereka harus bisa mengendalikan dan mengontrol kata-kata yang diucapkan lisan. Jika tidak, maka begitu mudahnya syetan menjerumuskan pada pertengkaran yang berujung kepada perceraian. Rasulullah bersabda :
” Hendaknya kamu lebih banyak diam karena sesungguhnya itu dapat mengusir syetan dan dapat menolong kamu dalam urusan agamamu” (HR. Ahmad ).
Jika suami istri saat emosi sulit mengendalikan lisan maka sering terjadi salah faham dan timbul perselisihan.
Karena itu, saat emosi lebih baik diam, tidak bicara. Saat diam tersebut hendaknya digunakan untuk berfikir yang positif tentang pasangannya. Juga ada kesempatan melakukan evaluasi diri untuk perbaikan kepada pribadi yang lebih baik. Rasulullah bersabda:
” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam” ( HR. Bukhari Muslim ).
Jadi dengan kemampuan suami istri bisa menjaga lisan, maka hal tersebut dapat membantu terwujudnya keluarga yang sakinah yang bisa saling menentramkan suami istri.
Wallahu a’lam bish showab
πΉπ·πΉπ·πΉπ·πΉπ·
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678