Membaca Al-Quran dengan Suara Nyaring

0
133

Pertanyaan

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….
Ustadz mau tanya tentang hukum baca alquran dengan suara terdengar nyaring, soalnya saya pernah di tegur kaka ipar ketuka lagi tilawah katanya tidak boleh bersuara
Adakah hujjahnya tentang hal itu?
Jazakalloh khoir usatad


Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

‌و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته

Bismillah wal Hamdulillah ..
Jika membaca Al Qur’an dengan suara keras memang ada maslahat, orang lain bisa mengambil manfaat, atau dalam keadaan mengajar, tidak apa-apa.

Dalam hal ini dalilnya banyak:

– Abu Musa Al Asy’ari membaca Al Qur’an dengan suara merdu, Nabi ​Shallallahu’Alaihi wa Sallam​ mendengarkannya tanpa sepengetahuannya, dan Beliau pun memuji dengan kalimat:

لَقَدْ أُوْتِيْتَ مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيْرِ أَهْلِ دَاوُدَ

“Sungguh engkau telah diberi seruling di antara seruling-seruling keluarga Nabi Daud.” (HR. Bukhari dan Muslim)

▪ Abu Hurairah ​Radhiyallahu ‘Anhu​ berkata, bahwa Nabi ​Shallallahu’Alaihi wa Sallam​ bersabda:

ما اذن اللهُ بِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيِّ حُسْنَ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يُجْهِرُ بِهِ

​“Allah tidak memberi izin terhadap suatu perbuatan sebagaimana Nabi diizinkan membaguskan suara dalam melagukan Al-Qur’an secara JAHR (nyaring).”​ (HR. Bukhari dan Muslim)

▪ Nabi ​Shallallahu’Alaihi wa Sallam​ pun pernah meninggikan suara dengan merdu saat membaca Al Qur’an, dan para sahabat mendengarkannya.

Abdullah bin Al Mughaffal ​Radhiyallahu ‘Anhu​ berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ عَلَى نَاقَتِهِ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفَتْحِ
قَالَ فَقَرَأَ ابْنُ مُغَفَّلٍ وَرَجَّعَ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ لَوْلَا النَّاسُ لَأَخَذْتُ لَكُمْ بِذَلِكَ الَّذِي ذَكَرَهُ ابْنُ مُغَفَّلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Pada hari Fathu Makkah, saya melihat Rasulullah ​Shallallahu ‘Alaihi wa sallam​ di atas untanya membaca surat Al Fath. Ibnu Mughaffal pun membacanya dan mengulangi bacaannya kembali. Kemudian Mu’awiyah berkata, “Sekiranya bukan karena (akan berkumpulnya) manusia, niscaya saya melakukan seperti yang telah disebutkan oleh Ibnu Mughaffal dari Nabi ​Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam​.” (HR. Muslim)

Dan masih banyak kisah lainnya. Semua ini menunjukkan mengeraskan suara saat membaca Al Qur’an, tentu dengan indah dan tartil, adalah perbuatan yang boleh bahkan dilakukan oleh orang-orang utama.

Hanya saja, mengeraskan suara menjadi TERLARANG, jika sampai mengganggu orang lain, baik sedang shalat, dzikir, atau tilawah Al Quran juga.

Berikut ini dalilnya:

▪ Diriwayatkan dari Al Bayadhi:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى النَّاسِ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَقَدْ عَلَتْ أَصْوَاتُهُمْ بِالْقِرَاءَةِ فَقَالَ إِنَّ الْمُصَلِّي يُنَاجِي رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَلْيَنْظُرْ مَا يُنَاجِيهِ وَلَا يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ بِالْقُرْآنِ

“Bahwa Rasulullah ​Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam​ keluar menuju mesjid dan manusia sedang shalat, mereka meninggikan suara mereka dalam membaca Al Quran, maka Nabi bersabda: “Sesungguhnya orang yang shalat adalah orang sedang bermunajat dengan Rabb-nya ‘Azza wa Jalla maka konsentrasilah dengan munajatnya itu! Dan janganlah kalian saling mengeraskan suara dalam membaca Al Quran.” (HR. Ahmad No. 19022. Syaikh Syu’aib Al Arna-uth mengatakan: shahih. Ta’liq Musnad Ahmad No. 19022)

Dari Abu Said al Khudri ​Radhiallahu ‘Anhu​:

اعْتَكَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَسَمِعَهُمْ يَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ فَكَشَفَ السِّتْرَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ قَالَ فِي الصَّلَاةِ

“Rasulullah ​Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam​ i’tikaf di masjid, beliau mendengar manusia mengeraskan suara ketika membaca Al Quran, maka dia membuka tirai dan bersabda: “ Ketahuilah sesungguhnya setiap kalian ini bermunajat kepada Rabbnya, maka jangan kalian saling mengganggu satu sama lain, dan jangan saling tinggikan suara kalian dalam membaca Al Quran atau di dalam shalat.” (HR. Abu Daud No. 1334, Ibnu Khuzaimah No. 1162, Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf No. 4216, dll. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani, Syaikh Salim Husein Asad, Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

​📚 Kesimpulan:​

☘ Syaikh Sayyid Sabiq ​Rahimahullah​ mengatakan:

يحرم رفع الصوت على وجه يشوش على المصلين ولو بقراءة القرآن. ويستثنى من ذلك درس العلم

​“Diharamkan mengeraskan suara (dimasjid) hingga menyebabkan terganggunya orang shalat walau pun yang dibaca itu adalah Al Quran, dikecualikan bagi yang sedang proses belajar mengajar Al Quran.”​ ​(Fiqhus Sunnah, 1/251)​

☘ Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ​Rahimahullah​ berkata:

رفع الصوت بالقراءة إذا كان فيه مصلحة؛ لأن هناك من يستمع، وهم كثيرون، فيرفع الصوت حتى يبلغهم هذا مطلوب، أما إذا كان رفع الصوت قد يشوش على المصلين أو القراء لا، يخفض صوته لا يشوش على الناس

​Meninggikan suara saat membaca Al Qur’an jika mengandung maslahat, karena ada yang mendengarkan dan mereka banyak, maka meninggikan suara hingga sampai kepada mereka justru diperintahkan. Tapi, jika itu mengganggu orang shalat atau orang yang sedang membaca Al Qur’an, maka tidak boleh. Hendaknya dia merendahkan suaranya jangan sampai mengganggu manusia.​ (selesai)
Demikian.

Wallahu a’lam.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here