📚 TARIKH DAN SIROH
📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP
Suasana apel persiapan perang di Ankara, 2 Agustus 1922, untuk menghadapi musuh di empat front: Armenia di timur, Perancis di selatan, Italia di barat-daya, dan Yunani di barat. Turki Utsmani tengah dicabik-cabik. Semua pihak, termasuk Mustafa Kemal, berdoa untuk sebuah pertolongan dari Allah Ta’ala.
Pada tahun yang sama, empat bulan kemudian, institusi kesultanan Turki Utsmani justru dihapuskan oleh Mustafa Kemal. Ketika keajaiban nampak, ketika musuh justru bertumbangan secepat itu doa berhenti dilantunkan. Ia menggunakan mandat dari Grand National Assembly of Turkey (Türkiye Büyük Millet Meclisi) untuk melaksanakan kejahatan tersebut pada tanggal 1 November 1922.
Sebuah hari yg naas bagi kesatuan Ummat Islam sedunia. Namun, Mustafa Kemal belum berani merobe-robek institusi terakhir, yaitu kekhilafahan. Khalifah Abdul Majid II masih dihormati, ditaati, dan dielukan oleh sebagian besar masyarakat umum.
Dua tahun kemudian, datanglah insiden surat dukungan dari dua warga India. Surat ini dianggap Mustafa Kemal sebagai ancaman atas Republik Turki yang ia proklamirkan. Tanpa menunggu waktu, ia hapuskan institusi kekhilafahan pada tanggal 3 Maret 1924.
Padahal sebelumnya, petugas masih diminta oleh Mustafa Kemal untuk melantunkan doa.. Ironis dan tragis secara bersamaan!
Sore yang sendu, Depok di penghujung Dzhul-Qa’dah
26 Agustus 2016