Jika Terpaksa Mundur, Lakukan Dengan Elegan Jika Sudah Memukul Mundur, Jangan Beri Kesempatan Bertahan

0
107

Kamis, 26 Muharram 1438H / 27 Oktober 2016

SIROH DAN TARIKH

Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP

Salerno – Foothold in Europe, David Mason, Ballantine’s Illustrated History of the Violent Century – Battle Book no. 24, New York: 1972.

Buku tipis ini membahas lengkap Operasi Avalanche yang merupakan pendaratan Sekutu di wilayah “sepatu” Italia yang diduduki Jerman. Operasi militer yang digelar bersamaan dengan Operasi Slapstick ini adalah kelanjutan dari Operasi Husky (Juli 1943) dan Baytown (September 1943) melewati pertengahan Perang Dunia Kedua.

Karena pendaratan Sekutu dan pukulan balik Vietinghoff sudah sering dibahas, maka saya hendak menulis sedikit saja pelajaran tentang bagaimana taktik mundur-teraturnya Jerman setelah itu. Jenderal Clark yang memimpin Operasi Avalanche juga menguatkan persepsi saya tentang kemahiran Jerman dalam hal ini ketika mengatakan: “Kesselring was a master of delaying tactics.”

Ketika perintah mundur turun lewat tengah hari, maka pada malamnya hampir semua elemen tempur Jerman sudah bergerak. Yang tersisa hanyalah kesatuan jaga mundur (rearguard elements) yang memang bertugas untuk melindungi gerak mundur utama.

*Lesson #1* jika terpaksa mundur, lakukanlah dengan teratur dan terhormat.

Garis mundur balatentara Jerman adalah sepanjang Sungai Volturno. Persiapan untuk menjadikan garis itu sebagai basis pertahanan berikutnya yang kuat pasti membutuhkan waktu. Pasukan yang mundur mendapat tugas ganda disamping menyelamatkan kesatuannya; yaitu menahan laju pengejaran Sekutu. Setiap bukit dan lembah diubah menjadi medan tempur yang menguntungkan pihak yang bertahan. Kota Naples terpaksa ditinggalkan dan dibumi-hanguskan oleh Jerman agar Sekutu tidak dapat langsung memanfaatkannya, terutama fasilitas pelabuhan.

*Lesson #2* bertempur sambil mundur adalah satuan tindakan terkoordinasi dalam suasana chaos yang tak menentu; hanya jiwa korsa, disiplin, dan kepemimpinan yang mumpuni yang berpeluang mencegah pecahnya kepanikan.

Faktor cuaca pun tidak mendukung laju gerak balatentara Sekutu dengan hadirnya musim hujan dan badai yang menjadikan jalanan seperti kubangan lumpur. Pasukan Sekutu harus memulai lagi perjuangannya merebut sejengkal demi sejengkal bumi Italia. Namun yang sudah pasti, balatentara Jerman kini terdesak mundur, Jenderal McCreery menginstruksikan kepada Korps X bahwa: “once we have the enemy on the run, we will keep him moving.”

*Lesson #3* jika lawan sudah limbung, jangan beri dia waktu dan ruang untuk kembali kokoh. Terus kejar dan hujani serangan sampai jatuh tak berkutik.

Agung Waspodo, berharap hari ini penuh keberkahan kembali
Depok, 18 Oktober 2016

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here