Syurutu Qabulisy Syahadatain (Bag. 1)

0
59

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ

πŸ“ Ustadzah Novria Flaherti

Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuhu

Adik-adik MFT..  Kita semua mengaku muslim bukan? Mengapa kita mengaku muslim? Karena kita mengucapkan syahadatain..  Syahadat yang kita ucapkan ini adalah pembeda kita dengan orang kafir, karena syahadatain yang kita ucapkan maka kita sudah masuk kedalam islam.. Karena syahadat yang kita ucapkan ini merupakan sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Syahadat adalah azas/landasan/dasar dari rukun Islam. Syahadat merupakan rumah dan inti dari seluruh ajaran Islam.

Karena syahadat merenungkan syarat utama masuk Islam, maka kita tidaklah bisa asal-asalan dalam pengucapannya. Ada beberapa syarat agar syahadat yang kita ucapkan diterima oleh Allah SWT..

Syarat yang mesti dimiliki oleh seseorang yang telah mengikrarkan syahadatnya. Di antaranya adalah:

1⃣ Ilmu yang menolak kebodohan

Seseorang yang bersyahadat mesti memiliki ilmu tentang syahadatnya. Ia wajib memahami arti dua kalimat ini (Laa Ilaha Illa Allah, Muhammadur Rasulullah) serta bersedia menerima hasil ucapannya. Dari kalimat syahadatain tersebut, maka seorang muslim juga harus memiliki ilmu tentang Allah SWT, ma’rifatullah (mengenal Allah), dan ilmu tentang Rasulullah SAW. Mengenal secara baik terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya menjadikan seseorang dapat memberikan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sebaliknya, tidak mengenal (bodoh) terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya menyebabkan seseorang tidak mampu menunaikan hak-hak Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman:

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad: 19)

Orang yang jahil atau bodoh tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat mengamalkan dua kalimat syahadat tersebut.

2⃣ Keyakinan yang menolak keraguan

Syahadat yang diikrarkan juga harus dibarengi dengan keyakinan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Yakin bahwa Allah SWT sebagai Pencipta, Pemberi Rezki, Ma’bud (Yang layak disembah), dan lain sebagainya, serta yakin bahwa Rasulullah SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Seseorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Keyakinan membawa seseorang pada istiqamah dan mendorong seseorang melakukan konsekuensinya, sedangkan ragu-ragu menimbulkan kemunafikan.

Iman yang benar adalah yang tidak bercampur dengan keraguan sedikit pun tentang ketauhidan Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)

Selain itu, keyakinan kepada Allah SWT menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah. Allah SWT berfirman:

“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (QS. As-Sajadah: 24)

Keyakinan kepada Allah SWT menuntut keyakinan kepada firman-Nya yang tertulis pada kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Allah SWT menurunkan kitab-kitab itu sebagai petunjuk hidup. Dan di antara ciri mukmin adalah tidak ragu terhadap kebenaran Kitabullah dan yakin terhadap hari Akhir. Sebagaimana dalam firman-Nya:

“Alif laam miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 1-5)

Bersambung ya… 😊

Syurutu Qabulisy Syahadatain (Bag. 2)

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here