Kisah Kabisyah binti Ma’an

0
183

📝 Pemateri: Ustadzah Eko Yuliarti Siroj, S.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Kabisyah binti Ma’an menikah dengan seseorang yang sudah menikah sebelumnya dengan perempuan lain dan memiliki anak. Ia hidup berkeluarga dengannya penuh dengan ridho dan bahagia. Suaminya adalah tipe yang sangat penyayang dan melindungi keluarga. Akan tetapi…. Kabisyah tak juga dikarunia anak. Istri pertama suami Kabisyah meninggal. Dan tinggallah si anak dengan ayahnya dan Kabisyah dengan penuh kasih sayang. Si anak benar-benar merasakan kasih sayang Kabisyah. Ibu sambungnya itu perempuan yang sangat baik. Pantas jika ia menempati tempat istimewa di lubuk hati sang ayah.

Tahun berganti dan suami Kabisyah jatuh sakit cukup lama.  Suatu hari ia memanggil anaknya dan berwasiat agar menjaga dan memelihara ibunya dengan baik. Kemudian ia memanggil istrinya dan menitipkan anaknya kepadanya. Tak lama iapun wafat.

Setelah pemakaman usai, Kabisyah dikejutkan dengan Abul Qois anak suaminya yang melemparkan baju suaminya kepadanya. Dalam kebiasaan jahiliyah itu berarti bahwa istri tidak memiliki hak atas waris suaminya dan tidak boleh menikah lagi. Dan urusannya berada ditangan anak/kerabat mayit yang melemparkan pakaian tadi. Jika ia berkehendak, ia (anak atau kerabat mayit) bisa menikahinya, menikahkan istri si mayit dengan siapa saja laki-laki pilihan anak/kerabat itu,  atau membiarkan si istri terpenjara didalam rumah hingga akhir hayatnya.

Diam-diam Kabisyah menemui Rasulullah Saw. Ia tahu bahwa Islam memuliakan perempuan dan memberi kabar gembira kaum mukminat yang solihat bahwa mereka akan mendapatkan surgaNya. Dan bahwa ia memiliki taklif/beban dari Allah sebagaimana laki-laki, sama persis. Ia berharap Rasulullah Saw akan menyelamatkannya dari penjara rumah dan kezaliman ini. Ia mendapatkan Rasulullah sedang di mesjid, kemudian ia berkata: “Ya Rasulullah…suamiku wafat dan anaknya melemparkan baju suamiku kepadaku. Maka aku tidak mendapatkan waris dari suamiku dan aku tidak bisa menikah lagi. Dan inilah aku… seorang tawanan dirumahnya sendiri yang hanya menunggu mati. Maka aku menanti pemuliaan Islam terhadap perempuan.”

Allah Swt mendengar aduan Kabisyah dan turunlah ayat yang melarang kaum muslimin menghalangi waris perempuan dengan cara seperti ini.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّساءَ كَرْهاً وَلا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلاَّ أَنْ يَأْتِينَ بِفاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS An Nisa: 19)

📚 Hikmah kehidupan:

✳ Islam memuliakan perempuan dan menempatkannya di posisi yang sama dengan laki-laki.

✳ Di hadapan Allah, laki-laki dan perempuan berada pada posisi yang sama. Perbedaan mereka ada pada fisik yang menyebabkan berbeda karakter. Perbedaan fisik dan karakter berdampak pada perbedaan peran. Dan perbedaan peran inilah yang menjaikan mereka berbeda tanggung jawab.

✳ Manusia paling mulia adalah yang paling bertakwa . Baik ia laki-laki maupun perempuan.

✳ Harta adalah fitnah dunia. Jika tak arif memandang dan menggunakannya, ia bisa menjadi sumber masalah, memecah ukhuwah dan menimbulkan tamak dalam diri.

✳ Didalam Islam seorang perempuan dibenarkan mencari keadilan untuk dirinya sendiri. Berjuang dan tidak tergantung pada orang lain.

✳ Kisah Kabisyah juga menjadi teladan bahwa seseorang (terutama perempuan) tidak boleh berdiam diri saat didzalimi orang lain, akan tetapi harus berusaha untuk keluar dari kedzaliman itu.

✳ Rasulullah Saw sangat menghargai suara perempuan. Mereka diberi kesempatan untuk belajar, menyampaikan pendapat, mengadukan masalah, dll. Bahkan Allah Swt yang langsung merespon aduan kaum perempuan.

Wallohu a’lam bis showwab

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here