Perang Pasti Membawa Kehancuran bagi Semua Namun Kemerdekaan Tidak Selalu Menguntungkan bagi yang Berkorban paling Banyak

0
129

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

📝 Pemateri: Ustadz AGUNG WASPODO, SE MPP

Tragedi Pemimpin Pengkhianat 

Setelah kekalahan Turki Utsmani pada akhir Perang Dunia Pertama, tidak hanya berdampak pada lepasnya berbagai propinsi luar kekhilafahan namun terjadi invasi atas wilayah inti Anatolia. Dilemahkannya kedudukan serta dinihilkannya kekuasaan khalifah oleh golongan Turki-Muda menurunkan daya konsolidasi perjuangan rakyat semesta. Kekacauan negeri menjadi diluar kendali Turki-Muda dengan bermainnya berbagai kekuatan asing yang sudah lama menginginkan tumbangnya kekhilafahan Ummat Islam. 

Lesson #1 ketika syura dan institusi keummatan diabaikan maka apa yang dimulai secara sepihak biasanya merugikan semua. 

Lesson #2 pertikaian internal selalu mudah untuk mendapatkan dukungan dari pihak eksternal. 

Dalam kondisi genting seperti ini, terjadilah pemberian mandat oleh Sultan Mehmet VI Vahidedin kepada perwira yang bernama Mustafa Kemal untuk menggalang perlawanan untuk Perang Kemerdekaan. Dengan mandat tersebut ia mengobarkan perlawanan semesta untuk mengusir pendudukan Armenia, Perancis, Italia, Yunani, dan pendudukan koalisi atas İstanbul. Rakyat merapatkan barisan masih atas pertimbangan mandat kekhilafahan. Atas pertimbangan perlunya basis konsolidasi yang aman dari jangkauan musuh maka Ankara dinobatkan menjadi ibukota.

Lesson #3 orang terbaik di suatu era belum tentu baik di era berikutnya. 

Lesson #4 oleh karena itu orang yang religius harus selalu tampil dan berkinerja unggul agar ummat tidak terpaksa menerima pilihan buruk yang disodorkan. 

Gambar ini menunjukkan sebuah lokomotif pejuang kemerdekaan Turki yang menjadi korban serangan tentara Yunani. Serangan tersebut terjadi di dekat kota Uşak pada jalur utama kereta-api antara Ankara dan İzmir, 1923, AND. 

Setelah berhasil memukul mundur pendudukan atas wilayah inti Anatolia, legasi kekhilafahan Turki Utsmani perlahan dihapus dari ingatan rakyat Turki. Mustafa Kemal yang telah menjadi pahlawan bagi Republik Turki bahkan mendapatkan gelar Atatürk; sang bapak Turki. Pada tahun 1922 Atatürk melalui Grand National Assembly (Türkiye Büyük Millet Meclisi) menghapus kesultanan, 1924 kekhilafahan dicoret, 1925 pengajian dan tarekat dilarang, 1927 topi Fez lambang persatuan diperkarakan, 1928 aksara Arab dan lafaz adzan diganti, dan 1935 seluruh nama belakang diturkikan.

Lesson #5 momentum kelemahan institusi Ummat menjadi awal penghancurannya oleh sosok yang disangka bagian dari Ummat.

Lesson #6 tidak sepantasnya Ummat tertipu lagi oleh sosok pemimpin yang khianat di era penipuan media yang nyata. 

Pagi sendu
Depok, 22 Agustus 2016
Agung Waspodo

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here