Assalamuallaikum wr wb,
Mohon jawabannya, menurut syariat Islam yang benar dan sesuai tuntutan Rasulullah, Alhamdulillah sudah hampir 1 tahun ,saya mengenal dan belajar Islam sesuai yang disyariatkan dan tuntunan sunnah, akan tetapi saya belum didukung oleh suami dan menimbulkan banyak beda pendapat bahkan sampai sindiran , kadang hampir berantem, yang kadang membuat saya sedih karena saya ingin sekali bisa mengajak keluarga, suami dan anak-anak sesuai ilmu yang benar, yang ingin saya tanyakan apakah sikap saya terhadap suami ini durhaka? Padahal saya berusaha menjelaskan apa yang di ajarkan Rasulullah .
member dari korma 3
JAWABAN NYA :
Wa alikum salam wr wb,
Alhamdulillah wa syukurillah atas segala nikmat yang telah Allah curahkan kepada kita terutama nikmat berislam, dan tentulah kenikmatan ini yang akan anti tularkan paling tidak ke kel, suami dan anak. Di dalam Alqur’an surat Al-Furqon ayat 20, dipenggalan ayat terakhir Allah berfirman :
“Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat. “
Ketahuilah sesungguhnya suami fitnah(ujian/cobaan) buat istri dan anak, begitupun sebaliknya, sementara di ayat lain surat An-Nisa ayat 34 di jelaskan laki-laki pelindung atau pemimpin bagi perempuan (istri),.. jadi sebagai seorang istri harus bisa memposisikan diri sehingga apa yang dilakukan tidak menimbulkan ketersinggungan suami.
Laki-laki ( suami) pada umumnya punya genggsi dan tidak mudah atau tidak mau diatur oleh istri, sekalipun tidak semua laki-laki seperti itu. Sehingga untuk melakukan perubahan, terlebih lagi perubahan ke arah yang lebih baik yaitu bagaimana menerapkan syariat Islam dalam rumah tangga, ini sebuah mimpi atau cita-cita yaang sangat baik, karena itu untuk mewujudkannya butuh waktu, ada tahapan( Proses), di dalam Alqur’an surat Al-Insyiqoq ayat 19, “ kamu akan melewati jalan setahap demi setahap (kebaikan/keburukan) artinya untuk sebuah perubahan tidak bisa tiba-tiba berubah disaat kita ingin berubah , apalagi ini menyangkut suami dan anak, artinya melibatkan orang lain di luar diri kita. Sunatullahnya perubahan itu terjadi secara bertahap, seorang ulama mengatakan” tegakkan islam di dalam dirimu, insyaAllah Islam akan tegak di luar dirimu” . Untuk itu maka mulailah mencari dari yang mudah, yang sama-sama di inginkan oleh suami, jangan memaksakan kehendak, berbuatlah hal-hal yang menyenangkan suami, berilah servis terbaik sebagai bakti istri ke suami, disaat suami melihat manfaat perubahan dan merasakan nyamannya pelayanan istri sholehah, InsyaAllah hatinya akan melembut. Dan jangan pernah luput berdoa, meminta kepada Yang Maha Menggenggam hati untuk melunakkan hati suami, memohonkan ampunan atas segala salah ,khilaf dan ketidak pahamannya, minta dibukakan pintu taufiq dan hidayah Nya supaya mudah menerima ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupannya, sebuah riwayat menceritakan: “Rasulullah Saw ditanya tentang sebaik-baik wanita, Baginda menjawab ; yang membuatmu senang apabila kamu memandangnya, apabila disuruh ia patu, menjaga rahasiamu dengan baik dan menjaga harta kamu” Riwayat Ahmad dan selainnya di hasankan oleh Albani. Sepanjang suami tidak mengajak bermaksiat kepada Allah maka taatilah semua perintahnya. Sabda Rasulullah Saw ‘’ Tidak ada ketaatan kepada makhluq dalam perkara maksiat kepada Allah.”
Rasulullah Saw bersabda,” jika diizinkan seorang manusia sujud kepada manusia, tentu aku akan perintahkan wanita-wanita sujud kepada suaminya”, Riwayat al Tirmidzi hasan shahih.
Jadi sikap istri yang bijak, mengalah untuk sebuah kemenangan yang besar, jangan pernah menuntut kepada suami tapi lakukanlah semua tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab, ikhlas, jangan mengeluh, kemenangan butuh perjuangan, tetap semangat semoga Allah membimbing kita semua untuk tetap berjalan dalam petunjukNya dan semoga kelak Allah kumpulkan kita bersama orang-orang yang Allah cintai, Amiin.
Kesimpulannya, banyaklah beristiqfar dan minta maaf kepada suami, mulailah jalin hubungan dengan suami dan anak. Memakai bahasa cinta, santun dan perbaiki komunikasi keluarga sehingga mereka bisa saling memahami dan menghargai. Wallahu A’lam
Wash Shallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Ashhabihi ajma’in.
✏Ustadzah Nurdiana S.Pd.I
Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
💼 sebarkan! Raih pahala….