๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
๐ Ustadz Farid Nu’man Hasan, SS.
๐Hadits ke 9:
ููุนููู ุฑูุฌููู ุตูุญูุจู ุงูููููุจูููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ููุงูู: – ููููู ุฑูุณูููู ุงููููููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – “ุฃููู ุชูุบูุชูุณููู ุงูููู ูุฑูุฃูุฉู ุจูููุถููู ุงููุฑููุฌููู, ุฃููู ุงููุฑููุฌููู ุจูููุถููู ุงูููู ูุฑูุฃูุฉู, ููููููุบูุชูุฑูููุง ุฌูู ููุนูุง – ุฃูุฎูุฑูุฌููู ุฃูุจูู ุฏูุงููุฏู. ููุงููููุณูุงุฆูููู, ููุฅูุณูููุงุฏููู ุตูุญููุญู
๐ Dari seorang laki-laki, sahabat NabiShallallahu โAlaihi wa Sallam, dia berkata: โRasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam melarang seorang wanita mandi dengan air sisa yang dipakai laki-laki, atau seorang laki-laki terhadap air sisa yang dipakai wanita, dan hendaknya mereka menyiduk air bersama-sama.โ Dikeluarkan oleh Abu Daud, An Nasaโi, dan isnadnya shahih.
๐Takhrij Hadits:
-๐น Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 81, dan ini adalah lafaz beliau
-๐น Imam An Nasaโi dalam Sunannya No. 238
-๐น Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 23132
-๐น Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 869
๐Status Hadits:
-๐น Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab ini: shahih.
-๐น Syaikh Syuโaib Al Arnauth mengatakan: isnadnya shahih. (Taโliq Musnad AhmadNo. 23132)
-๐น Syaikh Al Albani mengatakan: shahih. (Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 238)
๐Kandungan Global hadits ini:
Hadits ini memiliki beberapa pelajaran:
๐1โฃ . Hadits ini diriwayatkan dari seorang sahabat nabi yang tidak disebutkan siapa dia?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah mengatakan:
ููู ู ุฌููู ููู ุฌูุงูุฉ ุงูุตุญุงุจู ูุง ุชุถุฑ ูุฃู ุงูุตุญุงุจุฉ ูููู ุซูุงุฉ ูููู ูุง ูู ูู ุฃู ููุฐุจ ุนู ุฑุณูู ุงููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
๐Dia tidak diketahui, tetapi tidak diketahuinya identitas seorang sahabat nabi tidaklah mengapa, karena semua sahabat nabi adalah terpercaya, tidak mungkin mereka mendustakan riwayat dari RasulullahShallallahu โAlaihi wa Sallam. (Asy Syarh Al Mukhtashar โAla Bulughil Maram, 2/7)
Lalu, siapakah sahabat nabi ? Telah banyak penjelasan dari para ulama, di antaranya tercatat dalam Al Qamus Al Fiqhiysebagai berikut:
Imam Al Jurjani Rahimahullahmengatakan:
ู ู ุฑุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุ ูุทุงูุช ุตุญุจูุ ูุฅู ูู ูุฑู ุนูู
๐Siapa saja yang melihat Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam dan bersahabat dalam waktu yang lama, walau pun mereka tidak meriwayatkan hadits darinya.
Pendapat ahli hadits, mayoritas ahli fiqih baik salaf dan khalaf, dan yang shahih dari Madzhab Syafiโiyah, Hanabilah, dan Ibadhiyah, sahabat nabi adalah:
ูู ูู ู ุณูู ุฑุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุ ุณูุงุก ุฌุงูุณูุ ุฃู ูุง
๐ Dia adalah setiap muslim yang melihat Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam, sama saja apakah dia pernah duduk bersamanya atau tidak.
Imam Saโid bin Al Musayyib Radhiallahu โAnhu (menantu Abu Hurairah), menjelaskan:
ู ู ุฃูุงู ู ุน ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุณูุฉุ ูุตุงุนุฏุงุ ุฃู ุบุฒุง ู ุนู ุบุฒูุฉ
๐Siapa saja yang menetap bersama Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam selama setahun atau lebih atau berperang bersamanya dalam sebuah peperangan.
Menurut madzhab Malikiyah:
ู ู ุงุฌุชู ุน ุจุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูู ุญูุงุชูุ ู ุคู ูุง ุจูุ ูู ุงุช ุนูู ุฐูู
๐Siapa saja yang berkumpul bersama Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam dalam hidupnya, dia mengimaninya, dan mati dalam keadaan demikian.
Sebagian ahli ushul mengatakan:
ู ู ููู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ู ุณูู ุงุ ูู ุงุช ุนูู ุงูุงุณูุงู ุ ุฃู ูุจู ุงููุจูุฉ ูู ุงุช ูุจููุง ุนูู ุงูุญูููุฉุ ูุฒูุฏ ุจู ุนู ุฑู ุจู ููููุ ุฃู ุงุฑุชุฏ ูุนุงุฏ ูู ุญูุงุชู
๐Siapa saja yang berjumpa NabiShallallahu โAlaihi wa Sallam sebagai seorang muslim, dan dia mati dalam Islam, atau dia hidup sebelum masa kenabian dan mati sebelum masa kenabian dalam keadaan agama yang hanif, seperti Zaid bin Amru bin Nufail, atau orang yang murtad dan kembali kepada Islam pada masa hidupnya (Nabi).(Lihat Syaikh Saโdiy Abu Jaib, Al Qamus Al Fiqhiy, Hal. 208. Cet. 2, 1988M. Darul Fikr)
Syaikh โAthiyah Muhammad Salim menjelaskan:
ู ู ุฑุขู ููู ูุญุธุฉ ููู ู ุคู ู ุจู ูู ุงุช ุนูู ุงูุฅุณูุงู
๐Siapa saja yang melihatnya walau sesaat dan dia mengimaninya dan dia mati dalam keadaan Islam. (Syarh Bulughul Maram, 7/178)
Sedangkan mayoritas ulama terdahulu dan belakangan mengatakan:
ูู ุฃู ุงูุตุญุงุจู ู ู ููู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ู ุคู ูุง ุจู ูู ุงุช ุนูู ุงูุงุณูุงู
๐Sahabat nabi adalah siapa saja yang berjumpa dengan Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam yang mengimaninya dan dia mati dalam keadaan Islam. (Imam Al โIjliy, Maโrifah Ats Tsiqat, hal. 95. Cet. 1, 1985M-1405H. Maktabah Ad Dar)
Dan inilah definisi yang anggap kuat oleh Al Hafizh Ibnu Hajar. (Al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, 1/7)
๐2โฃ . Dalam hadits ini terdapat larangan bagi kaum laki-laki (suami) untuk mandi dengan berendam menggunakan air sisa kaum wanita (istri), dan sebaliknya. Tetapi, menurut sebagian ulama larangan ini adalah untuk pendidikan saja, bukan menunjukkan haram. Melainkan sebagai bimbingan kepada suami istri agar lebih melahirkan keakraban di antara mereka berdua.
Berikut ini keterangannya:
ุฃู ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู -ููู ุฃู ูุบุชุณู ุงูุฑุฌู ุจูุถู ุงูู ุฑุฃุฉ ุฃู ุงูู ุฑุฃุฉ ุจูุถู ุงูุฑุฌู ูููุบุชุฑูุง ุฌู ูุนุง ูุฐุง ูู ุงูุฃูุถู ูุงูู ุดุฑูุน ูุนูู ู ุซูุง ุฑุฌู ูุฒูุฌุชู ุนูุฏูู ุง ุฅูุงุก ูู ูู ุฃู ูุบุชุณู ุงูุฑุฌู ูุจู ุงูู ุฑุฃุฉ ุซู ุชุฃุชู ุงูู ุฑุฃุฉ ูุชุบุชุณู ุฃู ุชุบุชุณู ุงูู ุฑุฃุฉ ุซู ูุฃุชู ุงูุฑุฌู ููุบุชุณู ูููู ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ููู ุฅุฑุดุงุฏ ูุง ููู ุชุญุฑูู ูุฃู ุฑ ุจุญุงู ุฃูุถู ู ู ูุงุชูู ุงูุญุงูุชูู ููู ุฃู ูุบุชุฑูุง ุฌู ูุนุง ููุฌูุณ ุงูุฑุฌู ุฅูู ุฌุงูุจ ุงูุฅูุงุก ูุงูู ุฑุฃุฉ ุฅูู ุงูุฌุงูุจ ุงูุฃุฎุฑ ูุฃู ูุฐุง ุฃููุฑ ููู ุงุก ูุฃุฌู ุน ููููุจ ูุฃุดุฏ ููู ุญุจุฉ ุจูู ุงูุฒูุฌูู ูููุฐุง ุฃุฑุดุฏ ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู -ุฅูู ุฐูู
๐Bahwa Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam melarang seorang suami mandi dengan bekas air istrinya, atau seorang istri memakai sisa air laki-laki, dan hendaknya mereka berdua menyiduk air bersama-sama. Inilah yang lebih utama yakni dan disyariatkan, yakni misalnya seorang suami dan istrinya yang memiliki sebuah bejana yang memungkinkan suami mandi dulu sebelum istrinya, kemudian datang istrinya lalu dia mandi, atau si istri mandi duluan kemudian datang suaminya lalu dia mandi, maka larangan Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam adalah larangan untuk bimbingan bukan larangan pengharaman, atau Beliau memerintahkan cara yang lebih utama dibanding dua cara tersebut, yakni dengan menyiduk bersama-sama. Si suami duduk di hadapan bejana dan si istri di sisi lainnya, karena hal ini bisa mengambil air lebih banyak, menyatukan hati, dan menguatkan cinta di antara suami istri. Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam membimbing ke arah sana. (Asy Syarh Al Mukhtashar, 2/7)
Ulama lain ada yang memahami bahwa larangan ini adalah benar adanya, tetapi makruh tanzih, sebagaimana penjelasan nanti. Ada pula yang mengatakan bahwa larangan ini adalah larangan menggunakan air bekas yang terjatuh dari anggota badan.
๐3โฃ . Al Fadhl secara bahasa artinya lebih. Maka, dalam konteks pembahasan ini, Fadhl adalah air lebih yang berada di dalam wadah (bak, ember, kolam kamar mandi) yang sebelumnya dipakai mandi. Bukan air menetes dari anggota tubuh, kalau itu dinamakan air mustaโmal.
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐๐น
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130