โUstadzah Dra.Indra Asih
๐ฟ๐บ๐๐ธ๐ผ๐ผ๐ป๐น๐ท
๐Pertanyaan dari Korma 3
Assalamualaikum…. Ustadz/ustadzah… terkait dengan pertanyaan dan jawaban tentang istri siri yang baru saja di share, saya jadi kepikiran diri saya sendiri.
1. Apakah saya termasuk orang yang berdosa karena menikah dengan suami orang ?
Pada saat mau menikah, saya tahu suami sudah punya istri. Tetapi mereka sampai sekarang belum dikaruniai keturunan. Alasan ingin mendapatkan keturunan yang membuat suami mau menikahi saya. Pernikahan saya sah (ada buku nikah), tetapi sampai sekarang masih ditutupi dengan istri pertamanya. Saya menikah sudah 8 tahun lebih. Dan sudah dikaruniai 2 orang anak. Saya tidak pernah berusaha untuk membicarakan soal pernikahan saya dengan istrinya yang pertama. Karena suami melarang saya. Alhamdulillah dari awal keluarga suami merestui pernikahan kami.
2. Jika memang berdosa, bagaimana sebaiknya saya bersikap ? Apakah saya harus mengajukan cerai ?
—
JAWABAN:
๐ฟPertanyaan 1
Ketika memutuskan untuk mempertahankan Rumah Tangga, maka lebih baik membahas langkah-langkah yang bisa diambil agar rumah tangga uhty menjadi menyenangkan. Diantaranya:
1. Bersabarlah
2. Berlatih Untuk Mengutarakan Perasaan
Terkadang sulit sekali mengutarakan perasaan dan maksud hati kita pada suami. Untuk menghadapi suami yang demikian, maka sebagai istri kita dituntut untuk bisa sepintar mungkin mengutarakan maksud hati dan perasaan pada suami. Maksud pintar disini adalah istri dituntut untuk bisa menyampaikan maksud hatinya dengan baik tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan suaminya. Jangan serta merta anda mengatakan suami anda egois jika perasaan dan keinginan anda tak pernah digubrisnya. Jika hal ini sampai terjadi, maka bukan saja anda tidak akan didengar justru pertengkaran akan semakin mudah tersulut dan terjadi dalam rumah tangga anda. Cukup katakan pada suami bahwa anda dan anak-anak membutuhkan perhatiannya. Contoh lain, mintalah suami untuk lebih memperhatikan kata-kata anda sewaktu anda dan suami mengobrol. Tidak perlu kata-kata kasar untuk mengungkapkan rasa kesal anda pada suami, sebaliknya ungkapkan dengan lembut tanpa membuat suami tersakiti.
3. Berbincang dengan suami dari hati ke hati.
Ingatkan dirinya bahwa rumah tangga akan lebih harmonis dan bahagia jika ia mau memperhatikan istri dan anak lebih banyak daripada memperhatikan pekerjaan semata
Pesan Rasulullah untuk para suami:
โBertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allahโ (HR Muslim)
3. Cerdas Sewaktu Berkompromi
Pada saat anda membutuhkan bantuan suami namun mereka menolak melakukannya, maka hindari memarahi atau bahkan mengumpat suami. Sebaliknya lakukan kompromi bersama dengan suami. Misalkan, ketika anda sedang memasak dan anak anda menangis ingin digendong, sementara anda melihat suami sedang bersantai. Maka mintalah suami untuk mengajak anak dan menjaganya sementara anda memasak dan berikan pula kompensasi pada suami bahwa anda akan memasak menu yang disukainya. Dengan begitu, suami akan merasa lebih baik dan seolah tidak diperintah, melainkan lebih merasa tulus sewaktu membantu anda.
4. Usulkan Waktu Bersama
Usulkan waktu bersama untuk melakukan hal-hal positif yang menyenangkan yang bisa meningkatkan kesehatan mental anda dan pasangan. Seperti misalkan melakukan beberapa hal dengan jalan-jalan atau berolah raga bersama atau bisa juga dilakukan dengan melakukan kegiatan yang disukai suami.
5. Tumbuhkan Rasa Sayang
Permasalahan yang terjadi sehari-hari apalagi dilatarbelakangi oleh sifat suami yang kurang disukai seringkali membuat seorang istri lupa caranya menyenangkan suami. Hal ini mungkin saja disebabkan karena istri terlalu sibuk mengurus anak dan urusan rumah tangga dan mengelola keungan rumah tangga. Sehingga perhatian dan kasih sayang istri pada suami menjadi berkurang. Begitupun dengan suami saat mereka tak diberikan perhatian, mereka akan cenderung menganggap jika kita sudah tak lagi mencintainya. Untuk itulah, ketika anda ingin diperlakukan baik oleh suami maka perlakukan mereka seperti anda ingin diperlakukan. Suami yang makin sayang pada istrinya akan secara otomatis lebih peka dan lebih peduli pada sang istri, bahkan mereka lebih rela mengesampingkan lelahnya sekalipun.
Terkait masalah nafkah:
Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisaaโ ayat 34, โKaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) menafkahkan sebagian harta mereka…โ
Dalam ayat ini jelas disebutkan jika kewajiban memberi nafkah ada di pundak laki-laki. Seorang suami harus berusaha sekuat kemampuannya untuk memberi nafkah kepada istrinya. Meski kondisi sedang sulit, kewajiban ini tidak lantas gugur dengan sendirinya. Bahkan, jika ia sengaja tidak bekerja maka beberapa ulama menggolongkan perbuatannya masuk dosa besar.
Rasulullah SAW bersabda, โCukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika menahan makan (upah dan sebagainya) orang yang menjadi tanggungannya.โ (HR Muslim).
Di sisi lain baik seorang laki-laki itu bekerja atau tidak, ia tetap pemimpin dari istrinya. Artinya meski memiliki penghasilan, seorang wanita tidak boleh merendahkan atau menolak taat kepada suaminya. Sepanjang perintah sang suami tidak dalam bentuk kemaksiatan.
Harta yang dihasilkan dari pekerjaan istri sepenuhnya milik istri. Jika ia menggunakannya untuk menafkahi keluarga maka itu termasuk sedekah dan kemuliaan. โApabila seorang Muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dan dia mengharap pahala darinya maka itu bernilai sedekah.โ (HR Bukhari)
๐ฟPertanyaan 2
Yang perlu dibahas adalah ketika pernikahan ke dua sudah terjadi
1. Salah satu yang dituntut untuk dilakukan oleh suami yang melakukan poligami adalah bersikap adil secara materi dalam masalah nafkah lahir batin. Suami wajib memberikan nafkah yang memenuhi kelayakan yang sama kepada semua istrinya. Suami wajib memberikan jatah gilir waktu kunjungan yang sama. Jika tidak sanggup melakukan hal ini, Islam mengingatkan agar tidak melakukan poligami. Allah berfirman;
ููุฅููู ุฎูููุชูู ู ุฃููููุง ุชูุนูุฏููููุง ููููุงุญูุฏูุฉู ุฃููู ู ูุง ู ูููููุชู ุฃูููู ูุงููููู ู ุฐููููู ุฃูุฏูููู ุฃููููุง ุชูุนูููููุง
โJika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahlah dengan seorang wanita saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada sikap tidak berbuat aniaya.โ (QS. An-Nisa: 3).
Bahkan Nabi shallallahu โalaihi wa sallam mengancam sikap tidak adil semacam ini. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu โanhu, Nabi shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
ู ููู ููุงูู ูููู ุงู ูุฑูุฃูุชูุงูู ููู ูููู ููุฅูุญูุฏูุงููู ูุง ุนูููู ุงููุฃูุฎูุฑูู ุฌูุงุกู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู ุฃูุญูุฏู ุดููููููููู ูุงุฆููู
โSiapa yang memiliki dua istri, namun dia hanya mementingkan salah satunya, maka dia akan datang pada hari kiamat, sementara salah satu sisi badannya condong.โ (HR. Ahmad, An-Nasai, Ibn Majah).
2. Untuk mewujudkan semangat adil sebagaimana keterangan di atas, sebagian ulama mempersyaratkan bahwa suami yang hendak poligami harus diketahui oleh semua istrinya. Karena seseorang tidak mungkin bisa bersikap adil, sementara hubungan terhadap semua istrinya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dalam kenyataannya, mereka yang melakukan praktik poligami secara sembunyi-sembunyi, tidak diketahui istri pertama, sangat kesulitan untuk bisa bersikap adil. Jika tidak mementingkan istri pertama, dia lebih mengunggulkan istri kedua. Tentu saja, sikap sembunyi-sembunyi semacam ini telah menjerumuskan dia ke dalam jurang maksiat.
Meskipun, bukan syarat poligami harus diizinkan istri pertama. Dua hal yang perlu dibedakan, diketahui istri dan izin dari istri. Poligami harus diketahui istri, meskipun tidak diizinkan oleh istri.
3. Untuk kasus ukhty sebaiknya kembalikan penyelesaian permasalahan pada suami.
๐ฟ๐บ๐๐ธ๐ป๐๐๐ท๐น
Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
๐ผSebarkan! Raih bahagia…