Bahaimana Hukum Shalat Bagi Lansia Yang Sudah Pikun?

0
61
๐ŸŒฟ๐Ÿ๐ŸŒบ๐Ÿ„๐Ÿ€๐ŸŒท๐ŸŒป๐ŸŒน

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tanya Ustadz/Ustadzah
Orang tua saya berumur 80 tahun, rajin sholat, bahkan jumat kemaren ikut ke masjid sholat jumat diantar anaknya, keesokan harinya diajak sholat tidak mau alasannya lupa sholat, katanya tidak hafal bacaan sholat, katanya lagi kalau sholat bacaannya tidak ingat nanti jadi dosa, makanya tidak mau sholat, ini sudah 3 hari tidak mau sholat. Bagaimana apakah orang tua saya berdosa? Mohon penjelasan Ustadz/Ustadzah.
Ukhty Sri, Grup Manis A 06
Jazakillah Ustadz/Ustadzah๐Ÿ™๐Ÿป

Jawaban

โœ Oleh: Ustadzah Dra Indra Asih
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, โ€œBarang siapa yang lupa shalat maka shalatlah ketika ingat, tidak ada tebusan baginya selain seperti itu.โ€ ( HR Bukhari )
Orang yang pikun tidak diwajibkan shalat. Pembebanan syariat ( taklif ) ditujukan untuk yang berakal. Karena itu, Allah mewajibkan berbagai bentuk ibadah kepada manusia selama ia berakal sehingga dapat memahami perintah, larangan, serta tujuan ibadah tersebut.
Adapun orang yang tidak berakal tidak dibebani kewajiban-kewajiban syarโ€™i. Oleh karena itu, orang gila, anak kecil, dan orang yang belum baligh tidak dibebani kewajiban syariat. Inilah dimensi rahmat Allah di balik pembebanan syariat.
Contoh lainnya adalah orang yang akalnya tidak normal meski belum sampai pada tingkat gila, atau orang tua yang sudah kehilangan ingatan maka tidak wajib atasnya shalat dan puasa karena ingatannya telah hilang. Dalam kondisi pikun sama kedudukannya seperti bayi yang tidak bisa membedakan. Maka itu, terlepaslah beban syariat darinya.

Pertanyaan

ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡

Ustadz… izin bertanya, bagaimana bila orang tua kita sudah sepuh/ sakit terkadang meninggalkan sholat, dan ketika sholatpun jumlah rakaat nya lupa, apa yg semestinya kita lakukan Ustadz/ah. Mohon pencerahannya. Jazakumullah khoiron.

A06

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ

Jawaban

Oleh: Farid Nu’man Hasan

ูˆุนู„ูŠูƒู… ุงู„ุณู„ุงู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡

Bismillah wal Hamdulillah wash shalatu wa salamu ‘ala rasulillah wa ba’d:

Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ุฑูููุนูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ูŽู…ู ุนูŽู†ู’ ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉู : ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฆูู…ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุณู’ุชูŽูŠู’ู‚ูุธูŽ ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ุตู‘ูŽุจููŠู‘ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุญู’ุชูŽู„ูู…ูŽ ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ู†ููˆู†ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุนู’ู‚ูู„ูŽ

Pena diangkat dari 3 golongan:

1. Orang tidur sampai dia bangun
2. Anak kecil sampai dia mimpi basah (baligh)
3. Orang gila sampai dia berakal.

(HR. Abu Daud no. 4403 At Tirmidzi no. 1423. Shahih)

Semua golongan dalam hadits ini punya kesamaan yaitu sama-sama tidak berfungsinya akal. Maka, orang pikun juga mengalaminya, sehingga pikun yg dominan dalam kehidupan seseorang membuatnya terangkat kewajiban baginya, alias ketentuan syariat tidak dibebankan kepadanya.

Bahkan bisa jadi pikun ini lebih berat, sebab: _anak-anak akan dewasa, org tidur akan bangun, orang gila bisa disembuhkan._ Berbeda dgn orang pikun yang biasanya dialami sampai wafat.

Oleh karena itu Imam As Subki mengatakan -seperti yg dikutip Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim:

ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑูŽุงุฏู ุจูู‡ู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎู ุงู„ู’ูƒูŽุจููŠุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฒูŽุงู„ูŽ ุนูŽู‚ู’ู„ูู‡ู ู…ูู†ู’ ูƒูุจูŽุฑู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุจููŠุฑูŽ ู‚ูŽุฏู’ ูŠูŽุนู’ุฑูุถู ู„ูŽู‡ู ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงุทู ุนูŽู‚ู’ู„ู ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนูู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽู…ู’ูŠููŠุฒู ูˆูŽูŠูุฎู’ุฑูุฌูู‡ู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ู„ููŠูู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุฌูู†ููˆู†ู‹ุง ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฌูู†ููˆู†ูŽ ูŠูŽุนู’ุฑูุถู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูŽุงุถู ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงูˆููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽุงุฌูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฎูŽุฑูŽูู ุจูุฎูู„ูŽุงูู ุฐูŽู„ููƒูŽ

Yang dimaksud dengan pikun adalah orang jompo yang akalnya hilang karena ketuaannya. Orang jompo yg mengalami kekacauan dalam akalnya sehingga tidak bisa lagi mampu membedakan apa-apa dan mengeluarkannya dari lingkup kepantasan menerima beban syariat (mukallaf).

Ini tidak dinamakan gila, sebab gila itu salah satu jenis penyakit dan masih bisa diobati, hal itu berbeda dengan pikun.

(‘Aunul Ma’bud, 12/52)

Jadi, sdh tidak wajib shalat dimasa-masa pikunnya.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

ูˆุงู„ุญุงุตู„ ุฃู† ู…ู† ูˆุตู„ ุฅู„ู‰ ู…ุฑุญู„ุฉ ุงู„ุฎุฑู ุŒ ูˆุฃุตุจุญ ู„ุง ูŠุฏุฑูƒ ุงู„ูˆู‚ุช ุŒ ูˆู„ุง ูŠู…ูŠุฒ ุจูŠู† ุงู„ุตู„ูˆุงุช ุŒ ูู‡ุฐุง ู„ุง ุชุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ

Kesimpulannya, orang yg sdh sampai taraf pikun, yang membuatnya tidak mengerti waktu, tidak mampu membedakan waktu-waktu shalat, maka ini tidak wajib shalat.

(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 90189)

Demikian. Wallahu A’lam

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here