Pertanyaan
Assalamualaikum..
1. Mau tanya, gimana caranya menasihati teman non muslim yang hobi bergunjing? Karena dia yg paling rame, sangat mendominasi pembicaraan saat ngumpul, dan karakternya sangat sensitif.
-🅰1⃣3⃣-
2. Bagaimana hubungan alam kubur dengan alam dunia. Apakah orang yang sudah meninggal masih dapat menyaksikan keluarganya yang masih hidup. Terima kasih.
A12
🌿🌺🌸🍄🌻🍀🌼🌷🌹
Jawaban
✏Oleh: Ustadz Dr.Wido Supraha
Wassalamu ‘alaikum warahmatullah,
1. Bergunjing adalah perbuatan buruk, tanpa melihat latar belakang apakah seseorang itu muslim ataupun non-Muslim. Tentunya yang dapat kita lakukan adalah mengingatkan dengan bijak penuh hikmah dan disampaikan dengan penuh kasih sayang. Peringatan kepada manusia untuk bergunjing ada dalam Kitab Injil dengan redaksi yang cukup banyak, maka hendaknya jika mereka mengaku sebagai pencinta Nabi Isa a.s., maka ikutilah ajarannya untuk tidak bergunjing, karena kaum Muslimin akan sentiasa menjaga lisannya dari bergunjing sebagaimana Nabi Isa a.s., dan penutup para Nabi, Nabi Muhammad Saw.
2. Pertanyaan ini termasuk pertanyaan keghaiban. Dalam beberapa nash yang shahih, dimungkinkan ruh seseorang yang telah wafat bertemu dengan keluarganya melalui mimpi dalam sebagian pendapat terhadap firman Allah Swt.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar : 42)
Ruh seseorang juga dalam beberapa kehendak Allah (belum tentu berlaku umum) dapat mendengar dan mengetahui keluarganya, namun tidak bisa menjawab, sebagaimana sabda Nabi Saw.,
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ الْمُغِيرَةِ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كُنَّا مَعَ عُمَرَ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ أَخَذَ يُحَدِّثُنَا عَنْ أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُرِينَا مَصَارِعَهُمْ بِالْأَمْسِ قَالَ هَذَا مَصْرَعُ فُلَانٍ إِنْ شَاءَ اللَّهُ غَدًا قَالَ عُمَرُ وَالَّذِي بَعَثَهُ بِالْحَقِّ مَا أَخْطَئُوا تِيكَ فَجُعِلُوا فِي بِئْرٍ فَأَتَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَى يَا فُلَانُ بْنَ فُلَانٍ يَا فُلَانُ بْنَ فُلَانٍ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّي وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي اللَّهُ حَقًّا فَقَالَ عُمَرُ تُكَلِّمُ أَجْسَادًا لَا أَرْوَاحَ فِيهَا فَقَالَ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ
Telah mengabarkan kepada kami [‘Amru bin ‘Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] dia berkata; “Kami pernah bersama [Umar] berada di antara Mekkah dan Madinah, ia segera bercerita kepada kami tentang orang-orang yang meninggal dunia pada perang Badar. Lalu ia berkata; ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam benar-benar memperlihatkan kepada kami tempat terbunuh mereka kemarin, beliau bersabda: ‘Ini adalah tempat terbunuh si fulan – insya Allah – besok.’ Umar berkata; ‘Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, apa kesalahan mereka itu sehingga di masukkan ke dalam sumur?. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka seraya memenggil, ‘Wahai fulan bin fulan, Wahai fulan bin fulan, Apakah kalian benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian? Sungguh benar-benar aku telah mendapatkan yang dijanjikan Allah kepadaku.’ Umar lalu berkata; ‘Engkau berbicara dengan jasad yang tidak ada ruhnya? ‘ maka beliau bersabda: ‘Kalian tidak lebih mendengar dari mereka terhadap apa yang ku katakan’.” (HR. Bukhari No. 2047)
Namun begitu, para ulama menasihati kita untuk tidak terlalu detail membahas persoalan ghaib ini, membahas persoalan satu alam dimana ruh seorang manusia berada antara dua kemungkinan, kenikmatan ataupun adzab kubur. Mari kita lebih fokuskan pada upaya kita meraih kenikmatan hidup di alam kubur dalam masa transisi menuju Yaumul Qiyamah, dan meraih kebahagiaan hakiki di Jannah. Amiin.
Wassalam,
supraha.com
qudwatuna.com
🌿🌺🌸🍄🌻🍀🌼🌷🌹
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130