KHALID BIN WALID (ra) – Penaklukan Damaskus. (Bag-2 Tamat)

0
119

Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE., MPP.

Tetap Adil Walau Sudah Diperangi;
Tetap Sabar Walau Sudah Dikhianati.

Untuk mendapatkan tulisan bagian 1, silahkan klik:

KHALID BIN WALID (ra) – Penaklukan Damaskus. (Bag-1)

BALA BANTUAN BYZANTIUM

Kaisar Heraclius yanh berkedudukan di Antioch ketika kepungan ini dimulai telah mengirimkan pasukan bantuan pada 9 September 634 sejumlah 12.000 personil.

Kolom militer ini terpantau oleh pasukan yang ditempatkan Khalid (ra) di jalur ke Emesa. Khalid (ra) langsung mengirimkan Rafay ibn ‘Umayr (ra) beserta 5.000 pasukannya dan terjadilah kontak senjata di Celah Uqab (Eagle Oass) sekitar 32 km sebelah utara Damaskus.

Pasukan Rafay (ra) ini kewalahan menghadapi Byzantium namun tetap bertahan karena tidak diizinkan mundur.

Khalid (ra) sendiri yang datang bersama tambahan 4.000 pasukan dan membalikkan keadaan.

Kemenangan kaum Muslimin di tempat itu dikenal sebagai Pertempuran Celah Uqab.

Seandainya pada waktu itu pihak garnizun Byzantium menyerang keluar dari Damaskus besar kemungkinan mengalahkan pasukan yang tertinggal.

Menyadari kegentingan ini maka Khalid (ra) bergegas kembali membawa pasukannya ke Damaskus sebelum Thomas menyadari kesempatannya.

SERANGAN PERTAMA BYZANTIUM

Setelah menyadari bahwa tidak ada bantuan yang datang kepada mereka, Thomas memutuskan untuk menyerang pada awal pekan ketiga September 634.

Ia mengumpulkan personil dari berbagai sektor pertahanan kota dan memulai serangan dari Gerbang Thomas yang dipimpinnya sendiri.

Ia berhadapan dengan pasukan Syurahbil dengan melesatkan anak panah untuk melindungi gerak maju infanterinya. Dalam bentrok senjata itu Thomas terkena panah pada mata kanannya tapi pasukan Byzantium tak kunjung berhasil mendesak mundur pasukan yang dipimpin Syurahbil (ra).

SERANGAN KEDUA BYZANTIUM

Kali ini Thomas melancarkan serangannya dari empat gerbang sekaligus dengan serangan utama tetap pada Gerbang Thomas untuk memaksimalkan efek kelelahan sebelumnya.

Serangan dari gerbang Jabiyah, Kecil, dan Timur ditujukan untuk mengikat perhatian sektor lain agar tidak memberikan bantuan kepada Syurahbil yang akan dikenai beban serangan paling berat.

Serbuan pada Gerbang Timur juga ditingkatkan agar Khalid (ra) juga tidak dapat membantu sektornya Syurahbil (ra). Disamping itu, serangan pada beberapa gerbang juga bernilai taktis karena Thomas sudah menyiapkan pasukan terobosan untuk memanfaatkan keberhasilan di sektor manapun nantinya.

Secara khusus Thomas menginstruksikan agar Khalid (ra) harus ditawan hidup-hidup.

Bentrok senjata di Gerbang Jabiyah berlangsung alot hingga Abu ‘Ubaydah (ra) maju ke depan dan semangat juang pasukannya meningkat kembali sehingga pasukan Byzantium terpukuk balik ke dalam kota.

Bentrok senjata di Gerbang Kecil hampir saja mengalahkan Yazid (ra) yang jumlah pasukannya lebih sedikit, namun keadaan berbalik setelah Dhirar (ra) datang membantu dengan 2.000 pasukan berkudanya yang menyerang lini sayap pasukan Byzantium hingga terpukul balik ke dalam kota.

Bentrok senjata di Gerbang Timur menjadi sangat menguntungkan Byzantium dengan jumlah pasukan yang lebih besar.

Rafay (ra) sudah hampir memerintahkan mundur jika saja Khalid (ra) telat datang bersama 400 kavaleri veteran front Irak yang membalikkan keseimbangan dan memukul mundur pasukan Byzantium kembali ke dalam kota.

Bentrok senjata yang paling berat terjadi kembali di Gerbang Thomas, namun Thomas sendiri tidak melihat adanya tanda-tanda kelelahan dari sektor ini walau sudah mengalami serangan besar sebanyak dua kalj. Ia akhirnya menarik mundur pasukan Byzantium kembali ke kota dibawah deraan panah yang deras. Ini adalah serangan terakhirnya untuk mencoba menembus kepungan.

SERANGAN KHALID

Pada hari Ahad 19 Rajab 13 Hijriah (18 September 634) seorang pendeta nasrani dari kalangan Monophysite yang bernama Jonah membocorkan lemahnya penjagaan nanti malam karena adanya festival religi.

Ia menyarankan untuk menyerang pada malam hari, informasi berharga ini ia berikan dengan meminta jaminan keselamatan bagi ia dan calon pengantinnya.

Khalid (ra) melakukan pengecekan ulang atas informasi ini karena mengkhawatirkan adanya jebakan.

Setelah informasi tersebut dapat dipastikan, Khalid (ra) merencanakan untuk menyerang dari sektornya sendiri karena tidak cukup waktu untuk koordinasi ke sektor lainnya serta kekhawatiran bocornya rencana serangan itu.

Sebagai pemanjat dinding pertama; Khalid (ra), Qa’qa’a ibn Amr, dan Manzur ibn ‘Adi secara sigap sampai ke atas dan segera membentangkan tali panjat untuk membawa 100 pasukan pilihan yang akan membuka gerbang dari dalam.

Khalid (ra) memimpin langsung pertempuran jarak dekat untuk merebut kendali gerbang dan tidak lama kemudian dapat dibuka dan mengalirlah pasukan utamanya ke dalam kota Damaskus.

Pertempuran sengit malam hari berkecamuk di dalam kota di sektor Gerbang Timur.

Thomas menyadari bahwa serangan ini tidak serentak dari semua gerbang sehingga ia segera mengirim utusan ke luar Gerbang Thomas untuk cepat-cepat merundingkan penyerahan kota kepada Abu ‘Ubaydah (ra) serta kesiapan mereka membayar jizyah.

Thomas mengtahui bahwa aturan Islam dalam peperangan bahwa kota yang diserbu tidak memiliki hak runding dan perlindugan yang berbeda dengan kota menyerah yang terlindungi hak-haknya.

Taktik diplomasi ini adalah upaya terakhir Thomas untuk menyelamatkan kotanya.

Ia mengathui dari dinas intelijen Byzantium bahwa Abu ‘Ubaydah (ra) merupakan sosok yang lebih mudah diajak berunding.

TAKLUKNYA DAMASKUS

Khalid (ra) merasa bahwa kota berhasil dia taklukan sedangkan Abu ‘Ubaydah (ra) merasa bahwa kota sudah lebih dahulu menyerah.

Setelah syura digelar dengan menerima berbagai masukan maka akhirnya pendapat Abu ‘Ubaydah (ra) didahulukan oleh Khalid (ra) sebagai panglima tertinggi di lapangan.

Salah satu pertimbangan beliau adalah agar kota-kota Byzantium di propinsi Syam lainnya akan meniru pola penyerahan daripada bertahan berlamaan.

Khalid (ra) menerima perjanjian itu termasuk memberikan jaminan keamana pada pasukan dan penduduknya untuk mundur ke wilayah yang masih dikuasai Byzantium dengan aman selama 3 hari.

Disamping itu, kaum Muslimin juga terikat pada perjanjian untuk tidak menangkap penduduk yang tetap ingin tinggal di kota, tidak menjarah apapun di dalam kota, serta tidak menghancurkan satupun gereja di dalam kota.

Sungguh sulit ditemukan klausul perdamaian tandingannya di masa manapun.

AGUNG WASPODO, tetap dan terus terkesima dengan sosok pahlawan Khalid (ra) beserta para komandan dan pasukannya setelah 1.381 tahun kemudian, lewat 1 hari..

***

Depok, 22 Agustus 2015.. mengetik dalam kondisi terbaring sakit yang tidak seberapa dibandingkan pengorbanan para generasi pendahulu..


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here