Memotong Kuku dan Rambut Saat Berqurban

*Ustadz Menjawab*
_Rabu, 17 Agustus 2016_
🌾Ustadz Noorahmad
🌿🌺🍄🍀🌷🌹🌻
Assalamu’alaikum ustadz/ah..
ane masih ragu akan hadits larangan memotong kuku & rambut bagi orang yg hendak berkurban (larangan terhitung 1 dzulhijjah). Benarkah ه (‘ha’ dhomir itu) merujuk ke org yang berkurban bukan ke hewan kurbannya?
Pasalnya, anjuran memotong kuku & rambut dalam islam itu mensyaratkan kebersihan (bertentangan dgn larangan memotong kuku & rambut)
Mhn penjelasannya.
Jazakallah khairon
Jawaban
——–
و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته ،
Lafazh shahih terkait hal ini diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh para imam hadits kecuali Imam Bukhari yaitu dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ
“Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzul Hijah (maksudnya telah memasuki satu Dzulhijah, pen) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shohibul qurban membiarkan (artinya tidak memotong) rambut dan kukunya.”
Dalam lafazh lainnya,
مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ
“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.”
Dari lafadz tersebut terdapat iktilaf diantara empat madhab utama ahlussunnah wa jama’ah.
Jumhur Hanafiyyah menyatakan tidak makruh sehingga boleh mencukur tanpa masalah
Hanafiyyah muta’akhirin menyatakan aktifitas mencukur termasuk meninggalkan yang mustahab (khilaful aula).
Malikiyyah dan Syafi’iyyah menyatakan bahwa disunnahkan tidak mencukur dan bilapun terlanjur tidak termasuk haram, hanya sebatan makruh tanzih.
Hanabaliyyah mengambil makna dzhahir hadits diatas yang mengarah pada keharaman memotong atau mencukur bagi infdividu yang hendak berkurban.
Untuk kita generasi muta’akhirin, sikap kehati-hatian tetap didahulukan sembari tetap menjaga soliditas barisan ummat dan mengembalikan kepada nash beserta tafsirannya yang sesuai kaidah pentafsiran yang telah dibakukan diantara ulama hadits generasi awal.
Wallahua’lam.
🌿🌺🍄🍀🌷🌹🌻
Dipersembahkan Oleh:
www.iman-manis.com
Ikuti Kami di:
Telegram : https://is.gd/3RJdM0
Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
Twitter : https://twitter.com/grupmanis
Istagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
💼Sebarkan! Raih Bahagia….

Surah Al-Baqarah : 282

Sabtu, 11 Dzulqa’dah 1437 H/ 13 Agustus 2016
 Al-Qur’an
 Ustadz Noorahmat
 Surah Al-Baqarah : 282
============================

Assalamu’alaikum wr wb..
Adik-adik sekalian, bagaimana khabarnya hari ini? Kali ini kita coba angkat ayat terpanjang dalam surat terpanjang di Al-Qur’an… Ayat ini dalam mushaf Utsmani panjangnya satu halaman lho…
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Nah adik-adik…itulah ayatnya… Adakah yang menduga mengapa Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat yang panjang itu?
Urusan perdagangan yang melibatkan transaksi non tunai tidak jarang menimbulkan sengketa diantara yang terlibat. Bahkan seringkali sengketa tersebut berujung pada putusnya tali silaturrahim…
Untung saja Allah Azza wa Jalla mengingatkan kita melalui ayat tersebut di atas…
Semoga bisa menjaga kita semua dari fitnah dunia yang berpotensi merusak ukhuwah Islamiyyah.
Lalu mengapa urusan dagang dan hutang piutang bisa berketerkaitan dengan rusaknya barisan ummat Islam? Tentunya kerusakan itu akan terjadi bila pelaku transaksi tidak mentaati aturan Allah Azza wa Jalla…
Allah Ta’ala mengingatkan dalam QS. Asy-Syura (42): 30
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Musibah yang menimpa diri hingga bencana yang mendera negeri ini bisa jadi merupakan buah dari aktifitas muamalah yang tidak selaras dengan tata aturan yang sudah digariskan Sang Pengatur Kehidupan…
Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita? Karena bencana dan musibah itu tidak harus disebabkan oleh kufurnya seluruh muslim…cukup sebagian saja yang memangku amanah ummat bila melenceng dari tata laksana yang sudah diatur oleh Allah Ta’ala…maka semua kita bisa mendapatlan getahnya…
Jadi adik-adik…mari kita bantu diri kita dan orang-orang disekitar kita untuk membumikan aturan Allah Ta’ala dalam kehidupan kita…sebagai benyuk syukur sekaligus upaya untuk menjauhkan diri kita dan masyarakat sekitar kita dari adzab Allah SWT di dunia..
Jangan sampai kita berdiam diri. Teruslah meminta pertolongan Allah Azza wa Jalla agar kita diberi kekuatan untuk menjaga amanah sebagai bagian dari Ummat Muhammad SAW..
Semoga ayat berikut bisa menggetarkan jiwa kita…
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ ۖ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Semoga ikhtiar muamalah kita diberkahi oleh Rabb Penguasa Semesta…
Eh iya…yang terakhir itu ayat apa ya? Yang tahu jawabannya….langsung disampaikan ke admin ya 
Hadiahnya…..keberkahan dari Allah Azza wa Jalla… 

Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
Sebarkan! Raih pahala
============================
Ikuti Kami di:
 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
 Twitter : https://twitter.com/grupmanis
 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis

Surat An-Nashr

Sabtu, 25 Syawal 1437 H/ 30 Juli 2016
Al-Qur’an
Ustadz Noorahmat
 *Surat An-Nashr*
==========================

Assalamu’alaikum wr wb.
Adik-adik. Kali ini kita akan membahas surat yang turun di fase akhir risalah kenabian. Yaitu Surat An Nashr.
سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. [QS An-Nasr: 1]
Surat An Nashr ini turun menjelang wafatnya Rasulullah SAW sebagai sebuah khabar gembira bahwa Rasulullah SAW akan melihat kejayaan dan kemenangan Islam.
Ada yang menarik pada kelanjutannya….yuk disimak.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا * فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
[QS An-Nasr: 2 – 3]
Adik-adik…
Apa ya hubungan antara istighfar dengan kemenangan Islam dan kejayaan kaum muslimiin? Menang kok justru disuruh istighfar?
Ternyata memang seseorang ataupun sekelompok manusia yang diberi kemenangan seringkali terjangkiti sebuah penyakit kronis….
Penyakit apa itu adik-adik?
Penyakit itu adaah penyakit hati berupa rasa kagum berlebih pada diri sendiri atau NARSIS yang berujung pada kesombongan….
Jangankan kemenangan muslim…..lulus UN dengan nilai Amazing saja bisa menimbulkan efek Narsis…..iya apa iya hayo…? Eh…
Nah ketika seorang muslim atau kumpulan muslim atau entitas organisasi Islam mendapat nikmat kemenangan, tidak jarang diantara mereka dan pemimpinnya terjangkiti efek Narsis ini sebagaimana juga menjangkiti banyak pemimpin “sukses” dunia yang akhirnya berujung pada kejatuhan yang sangat pahit.
Sejarah mencatat karir melejit seperti Ramses sang Fir’aun, Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, hingga tak terkecuali pemimpin-pemimpin di Indonesia. Sukses di awal masa kelemimpinan namun berujung pada akhir kehidupan yang menyedihkan dan cenderung mengenaskan.
Oleh karena itu, kemenangan, keberhasilan, kesuksesan dan kejayaan harus ddisambut dengan pujian yang tulus pada Allah Azza wa Jalla atas nikmat kejayaan yang diberikan-Nya agar selalu ingat bahwa kejayaan itu tidak lepas dari keputusan Rabb Penguasa Alam Semesta.
Sekaligus diiringi permohonan ampun kepada Allah Ta’ala Dzat pemberi nikmat kejayaan atas segala bentuk kelengahan dan kealfaan tindak-tanduk kita selama proses menuju kejayaan yang kita peroleh. Karena Allah Ta’ala Yang Maha Sempurna menutupi kelengahan dan kelemahan kita yang bisa menangguhkan kejayaan.
Adik-adik sekalian….
Syukur dan Istighfar merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya tidak sekedar menjaga amal dari ke-sia-sia-an, namun juga sekaligus menjaga hati dari kesombongan maupun keangkuhan. Karena sadar sepenuhnya bahwa nikmat kejayaan itu diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada kita sebagai anugerah dan bentuk kasih sayang Allah Ta’ala pada hamba-Nya.
Melalui surat ini, Allah mengajarkan kepada kita semua untuk selalu mengembalikan keutamaan kepada Allah Rabb Semesta Alam, sekaligus pengakuan diri atas kelengahan dan kelemahan diri dihadapan-Nya dengan memohon ampun kepada Allah Al Ghafuur Ar Rahiim. Sebab hanya milik Allah Al Aziz segala bentuk keutamaan dan kejayaan.
Wallahua’lam.

Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
Sebarkan! Raih pahala

Ummu Qur'an – Al Fatihah

Sabti, 13 Ramadhan 1437H/ 18 Juni 2016
Al-qur’an
Ustadz Noorahmat
 _*Ummu Qur’an – Al Fatihah*_
=============================

Alhamdulillah kita bertemu kembali. Bagaimana shaum-nya? Semoga Allah Azza wa Jalla menerima shaum kita. Aamin.
Dari QS Al Fatihah….mari kita mulakan dengan Basmallah…

*بسم الله الرحمن الرحيم*
Ulama berbeda pendapat mengenai waktu turunnya Surah Al Fatihah. Namun mayoritas ulama menyepakati bahwa Al Fatihah termasuk surah yang _diturunkan di Makkah_ (Makkiyyah) dan tergolong kelompok surah yang pertama diturunkan Allah Azza wa Jalla kepada Rasulullah SAW

Diantara dalil yang memastikan bahwa surah ini adalah Makkiyyah adalah firman Allah Azza wa Jalla dalam *QS Al Hijr ayat 87*

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَٰكَ سَبْعًۭا مِّنَ ٱلْمَثَانِى وَٱلْقُرْءَانَ ٱلْعَظِيمَ

Dan sesungguhnya telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur’an yang Agung.

Abu Hurairah r.a berkata bahwa pada saat Ubay bin Ka’ab membacakan Ummul Qur’an (Al Fatihah) dihadapan Rasulullah SAW maka Rasulullah SAW pun bersabda “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, Allah tidak menurunkan semisal surah ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an. Sesungguhnya surah ini adalah As-Sab’ul Matsani (tujuh kalimat pujian) dan Al Qur’an Al ‘Adzhim yang diberikan kepadaku”.

Maka mari kita mulai dengan basmallah…

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Adik-adik…

Dalam ayat ini, terdapat lafadz الله yang merupakan Nama-Nya yang paling agung dan mencakup semua sifat.

Terdapat pula kata الرحمن dan الرحيم yang merupakan dua kata sifat yang terbentuk dari kata رحمة (rahmah) yang berarti kasih sayang. Masing-masing dari keduanya memiliki penekanan tersendiri.

Kata الرحمن (Ar Rahmaan) berarti yang sangat besar Rahmah-Nya karena memiliki pola *fa’laan*, sebuah kata mubalaghoh yang maknanya menunjukkan _banyaknya dan besarnya sesuatu_.

Sedangkan kata الرحيم (Ar-Rahiim) berarti yang langgeng Rahmah-Nya….ajeg dan terus menerus tanpa pernah berakhir karena memiliki pola *fa’il*, sebuah bentuk kata mubalaghah yang menunjukkan kepada _sifat-sifat yang langgeng_.

Dalam hal ini, Al Khaththabi mengatakan bahwa _”Kata Ar Rahmaan berarti yang Rahmah-Nya meliputi semua makhluk terkait rezeki dan kebutuhan mereka baik mu’min maupun kafir. Sedangkan kata Ar Rahiim berarti yang Rahmah-Nya langgeng dan khusus bagi mu’min”_

Kenapa khusus bagi mu’min saja? Karena Allah Azza wa Jalla berfirman

هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ *وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًۭا*

Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). *Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman*. [QS Al Ahzab 33:43]

Nah adik-adik…

Kalimat Basmallah ini merupakan pembuka dari Surah Al Fatihah yang merupakan Ummul Qur’an. Maka bisa kita sadari betapa luar biasanya posisi lafadz basmallah ini bagi kita. Maka, sebagai mu’min, basmallah itu haruslah selalu menjadi awal bagi kita setiap akan memulai semua aktifitas. Karena dengan membaca basmallah berarti kita menghadirkan Allah Azza wa Jalla dalam tiap aktifitas kita.

Jadi….
Ucapkanlah basmallah setiap kita akan memulai segala sesuatu ya…. 

Wallahua’lam.

Sampai bertemu kembali pekan depan untuk kelanjutan tafsir Al Fatihah-nya…

Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
Sebarkan! Raih pahala

Prinsip -Prinsip Akhlak dalam QS Al Qolam

Sabtu, 06 Ramadhan 1437 H/ 11 Juni 2016
Al-Qur’an
Ustadz Noorahmat
Prinsip – Prinsip Akhlak dalam QS Al Qolam
===========================

 
Alhamdulillah…
Kita bertemu kembali di sesi Tafsir Al Qur’an MFT…
Setelah pekan lalu kita membahas ayat 2-3 dari QS Al Qolam, maka kali ini kita akan coba membahas ayat-ayat terkait akhlak dalam Surat yang juga memiliki nama lain Surat Nun…
Kita awali dengan ayat 4 untuk menghubungkan dengan materi pekan lalu.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
_”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”_ (QS 68:4)
Budi pekerti yang agung tersebut merupakan akhlak terbaik Rasulullah SAW, yang diantaranya adalah:
1. *Mempraktikkan* apa yang diwahyukan Allah SWT kepada beliau.
2. Terbaik dalam hal *keyakinan* kepada Allah Azza wa Jalla.
3. *Hanya mengharapkan* keridhaan Allah Ta’ala dan tidak mengharapkan balasan dari yang lain.
4. *Sangat bershabar* ketika menghadapi kesulitan.
5. *Bertoleransi* terhadap siapapun di sisi beliau dengan selalu memperhatikan siapa saja yang ada di sekitar beliau.
6. Senantiasa *mempraktikkan keadilan* baik terhadap kawan maupun lawan.
7. *Penuh kepatuhan* kepada Allah Azza wa Jalla.
Pemaparan akhlak terpuji diawal surat ini sebagai pendahuluan dan penekanan mengenai arti penting menteladani akhlak Rasulullah SAW alam keseharian setiap muslim. Hal ini juga sebagai pendahuluan sebelum Allah Ta’ala kemudian memaparkan karakteristik akhlak-akhlak tidak terpuji yang Allah Azza wa Jalla sampaikan di bagian berikutnya dari QS Al Qalam…

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ * هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ * مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ
أَثِيمٍ * عُتُلٍّ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ * أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ

_”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kesana kemari menyebarkan fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku serta kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya karena dia mempunyai banyak harta dan anak”_ (QS 68 10-14)
Dengan ayat-ayat tersebut diatas, Allah Azza wa Jalla ingin menunjukkan akhlak buruk sebagian manusia yang harus dihindari dan dijauhi sebisa mungkin. Mereka adalah:
1. *Orang yang mudah sekali mengucapkan sumpah*. Kita sama-sama bias melihat dan mendengar bahwa kawan-kawan di sekitar kita banyak diantaranya yang mudah sekali bersumpah dengan segala macam istilah….yang terkenal salah satu diantaranya dengan istilah _“Suwer”_. Sikap seperti ini perlu kita jauhi dan hindari sekuat tenaga.
2. *Sikap mudah mencela*. Sikap ini dalam keseharian bisa disamakan dengan sikap yang mudah mengumpat, berkata kotor dan kerusakan lisan lainnya. Sikap ini biasanya lahir karena isi hatinya sudah kotor dan penuh celaan.
3. *Yang suka menyebarkan fitnah*. Sikap tercela yang satu ini tidak hanya berkaitan dengan aktifitas gossip ala infotainment,  namun juga fitnah dalam bentuk lain berupa aktifitas merendahkan hingga mencela aktifitas da’wah beserta para da’i yang berda’wah fi sabilillah.
4. *Yang menghalangi perbuatan baik*. Sikap ini sebenarnya sudah banyak kita lihat dalam keseharian, hanya saja banyak diantara kita yang tidak menyadarinya karena mungkin kita sudah terbiasa melihatnya hingga kehilangan kepekaan kita. Contohnya adalah ketika ada upaya untuk membatasi materi kajian di masjid dan mushalla hanya sebatas materi Wudhu-Sholat-Puasa-Zakat-Haji dan ibadah mahdhah lainnya. Sedangkan ketika ada alim-ulama yang hendak membahas permasalahan muamalah seperti transaksi ekonomi, adab hubungan pria-wanita, pentingnya menutup aurat, hingga masalah kepemimpinan dalam Islam….tidak jarang diantara manusia ada yang menggerutu hingga kemudian mem _black list_ ustadz/ustadzah tersebut.
5. *Yang melampaui batas*. Sikap berlebih-lebihan apapun alasannya bukanlah merupakan akhlak yang terpuji.
6. *Yang kaku serta kasar*. Yang dimaksudkan adalah perangai kasar dalam bersikap. Tidak adanya karakter lemah lembut dalam manusia-manusia semacam itu karena jauhnya dari nilai-nilai Qur’aniyyah. Karena sesungguhnya Al Qur’an itu mampu melembutkan jiwa.
7. *Yang terkenal kejahatannya karena dia mempunyai banyak harta dan anak*. Maksudnya adalah sikap sewenang-wenang karena dengan banyaknya harta kekayaan yang dimilikinya ia merasa lebih mulia dibandingkan orang lain yang lebih miskin harta.
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran untuk kemudian memperbaiki akhlak kita hingga bisa mengaplikasikan akhlak Rasulullah SAW sekaligus menjauhi perangai tidak terpuji yang dicantumkan dalam QS Al Qalam tersebut di atas.
Barakallahu fiikum ajma’iin.
*Referensi*
* Al Misbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir
* Tafsir At Tabari
* Khowatir Qur’aniyyah – Nazharat fi Ahdafi Suwaril Qur’an
________________________

Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
Sebarkan! Raih pahlaa

Keteguhan di Balik QS Al Qalam 68: 2-3

📝 Ustadz Noorahmat

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃

Hari ini kita coba kaji bagian pembuka dari salah satu surat di Juz 29. Surat Al Qalam yang merupakan salah satu surat yang diturunkan di Makkah (Makkiyyah) yang kalau dibuka di mushaf Utsman terdapat di halaman 564.

Suatu ketika… Rasulullah SAW ditimpa kegalauan ketika aktifitas beliau mensyiarkan nilai-nilai Tauhid justru ditanggapi orang-orang musyrik Makkah dengan menganggap bahwa Rasulullah SAW merupakan seorang yang gila atau kerasukan syaithan [1]. Maka kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat kedua dan ketiga dari Surat Al Qalam ini…

مَآ أَنتَ بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ بِمَجۡنُونٍ۬, وَإِنَّ لَكَ لَأَجۡرًا غَيۡرَ مَمۡنُونٍ۬

Dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila. Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. (68: 2-3)

Maksud dari Firman Allah Azza wa Jalla pada ayat kedua adalah bahwa Rasulullah SAW bukanlah orang gila sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang bodoh dari kaum Quraisy. Mereka mendustakan apa yang beliau bawa berupa hidayah (petunjuk) yang jelas dan membuat mereka akhirnya menganggap beliau sebagai orang gila. [2]

Allah Azza wa Jalla bersumpah dengan Qalam dan Kitab yang ditulis untuk membuka pintu pengajaran, karena Allah Ta’ala tidak bersumpah kecuali untuk urusan-urusan yang besar. Disini Allah Aza wa Jalla menjelaskan muqsam ‘alaih (isi sumpah) itu: “Sesungguhnya Rasulullah SAW tidaklah gila seperti yang mereka sangkakan. Allah telah mengkaruniakan kepada beliau kenabian, keistimewaan akal dan kemuliaan akhlak”. Setelah itu Allah Ta’ala menjelaskan beberapa ni’mat-Nya kepada beliau diantaranya berupa ganjaran yang besar dan pahala yang banyak serta tidak akan terputus [tak terhitung banyaknya] karena beliau menyampaikan risalah Allah Azza wa Jalla kepada makhluk-Nya, termasuk karena keshabaran beliau dalam menghadapi gangguan dan keteguhan beliau menghadapi musibah. [4]

Dari kedua ayat tersebut….kita bisa mengambil beberapa hikmah dari akhlak beliau yang bisa kita aplikasikan dalam keseharian sebagai seorang pemuda muslim yang mengidolakan Rasulullah SAW sebagai teladan kehidupan kita…

1. Rasulullah SAW mempraktikkan apa yang diwahyukan Allah SWT kepada beliau. Beliau tidak sekedar tahu, tapi beliau juga mengaplikasikannya dalam keseharian. Itulah mengapa beliau SAW disebut sebagai Al Qur’an berjalan. Karena tiada satu wahyu-pun yang tidak beliau fahami dan semua dipraktikkan dalam keseharian dalam bentuk keteladanan bagi kita semua hingga akhir zaman.

2. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal keyakinan kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau yakin dengan tugas yang Allah Ta’ala berikan. Dan beliau pantang menyerah dalam melaksanakan amanah tersebut. Meski beliau dianggap gila atau kerasukan syaithan…tetap saja beliau komitmen dalam mengemban tugas sebagai Rasulullah. Demikian pula dengan kita. Komitmen dengan nilai-nilai Islam dan menyampaikannya kepada kawan-kawan kita dalam bentuk keteladanan. Jangan justru kita yang terpengaruh.

3. Rasulullah SAW hanya mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala dan tidak mengharapkan balasan dari yang lain. Maka dari itu, kita pun harus menjadikan orientasi tertinggi kita adalah Ridha Allah Ta’ala, bukan Ridha yang selain-Nya…. (apalagi Ridho Irama….nggak nyambung nanti 😅)

4. Rasulullah SAW sangat bershabar ketika menghadapi kesulitan. Maka kita semua harus bershabar dalam memperjuangkan tegaknya nilai Islam. Keshabaran itu bukan nrimo atau terima apa adanya lho ya….tapi shabar itu juga bermakna berjuang melakukan perubahan dengan sebesar-besarnya kemampuan dan potensi yang kita miliki.

5. Rasulullah SAW senantiasa bertoleransi terhadap siapun di sisi beliau, Beliau selalu memperhatikan siapa saja yang ada di sekitar beliau. Kesalahan mereka akan diluruskan belau dengan penuh kelembutan dan sesuai dengan kondisi dan kapasitas masyarakat yang Rasulullah SAW hadapi. Tapi ingat, semua beliau lakukan dalam upaya mendidik ummat manusia menjadi lebih baik dari segala sisinya.

6. Rasulullah SAW senantiasa mempraktikkan keadilan. Baik terhadap kawan maupun lawan. Beliau tidak langsung marah ketika disebut sebagai orang Gila. Inilah yang membuat beliau semakin disegani oleh kawan maupun kawan. Karena sikap beliau sangat terukur dan terjaga serta tidak serampangan. Coba bayangkan bila saat itu Rasulullah SAW langsung angkat pedang menunjukkan kemarahan….bisa jadi kita tidak pernah mengenal Islam…

7. Rasulullah SAW penuh kepatuhan kepada Allah Azza wa Jalla. Inilah yang menjadikan beliau sebagai yang utama diantara seluruh Nabi dan Rasul. Karena seluruh sikap beliau menunjukkan kepatuhan tingkat tertinggi kepada kehendak Allah Azza wa Jalla. Tidak pernah sekalipun beliau menselisihi perintah Allah ta’ala. Maka sampai diamanakah keta’atan kita kepada Allah Rabb Semesta Alam?

Barakallahu fiikum ajma’iin

————-
*Maraji*
*[1]* Riwayat Ibnu Mundzir dari Ibnu Juraij sebagaimana dituliskan dalam kitab Lubabun Nuqul
*[2]* AlMisbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir
*[3]* Tafsir At Tabari
*[4]* Ibid.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Amal dan Ajal

Senandung Keimanan Penghulu Risalah

📝 Pemateri: Ust. Noorahmat Abu Mubarak

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

🌾Saudaraku…
Keimanan yang mengakar ke dalam lubuk jiwa seorang mu’min merupakan bekalan utama dalam menghadapi perjuangan hidup dan menangkal propaganda nafsu duniawi.
Khususnya bagi setiap mu’min yang selalu mencurahkan perhatiannya pada permasalahan ummat yang banyak dijumpai dalam hidup keseharian.

Tanpa keimanan, tiada satupun senjata yang kuat menembus angkara karena sia-sia segala bentuk persiapan.

🌾Saudaraku…
Bekalan utama yang harus kalian miliki adalah keyakinan bahwa MAUT senantiasa mengintai setiap deru nafas kita. Mutlak jiwa kita ada dalam genggamanNya dan ketentuan ajal atas kita tiada satupun yang dapat campur tangan kecuali Allah Ta’ala semata.

Tiada pernah kita akan mampu berlari dari cegatan malaikat maut bila memang Allah Ta’ala sudah putuskan waktunya.

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا ڪَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَٮٰنَا‌ وَعَلَى ٱللَّهِ فَليَتَوَڪَّلِ ٱلمُؤمِنُونَ

Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal (QS At Taubah 9:51)

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ۬‌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَستَأۡخِرُونَ سَاعَةً۬‌ وَلَا يَستَقدِمُونَ

Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak bisa meminta ditunda sesaatpun, dan tidak bisa pula dimajukan (QS Al A’raaf 7:34)

Karenanya bila kita menyadarinya, maka tentu kita akan memiliki keshabaran, keberanian dan semangat yang tinggi hingga bebas dari jeratan rasa cemas, khawatir ataupun takut.

Maka senandungkanlah sya’ir sebagaimana Ali ibn Abi Thalib r.a menancapkannya kedalam hati ketika berhadapan dengan musuh Islam…

 أي يومي من الموت أفر؟
🔹Adakah hari-hari yang mungkin aku bisa lari dari maut…
يوم لا يقدرأم يوم قدر…
🔹Hari yang ditentukan dan yang tidak ditentukan…
يوم لا يقدرلاأرهبه…
🔹Hari yang tak ditetapkan aku pun tidak gentar…
ومن المقدورلاينجوالحذر…
🔹Dan hari yang ditentukanpun aku tak kuasa menghindarinya…
أقول لهاوقد طارت شعاعا…
🔹Kukatakan padanya, ia telah terbang bertabur bintang…
من الأبطال ويحك لن تراعي…
🔹Dari para syuhada yang gugur yang tak kau pedulikan…
فإنك لوسألت بقاءيوم…
🔹Maka sesungguhnya engkau walau meminta penundaan meski sehari…
على الأجل الذي لك لن تطاعي…
🔹Atas ajal yang ditetapkan padamu, tentu ia takkan mau…
فصبرافى عجال الموت صبرا…
🔹Karena itu bershabarlah saat menghadapi kematian…
فما نيل الخلود بمستطاع…
🔹Karena mengharapkan keabadian adalah sesuatu yang mustahil…
🔹Semoga ingatan kalian atas maut senantiasa membuat hati kalian hidup menerangi semesta…
Aamiin…

🌾Saudaraku…
Ketika terlahir sudah kesadaran bahwa ajal tidak pernah lekang dari mengintai kita,
maka sadarkan jiwa kita bahwa selama nyawa masih dikandung badan, rezeki dari Allah Ta’ala tiada akan pernah terputus memenuhi kebutuhan kita.

Tak seorangpun meregang nyawa kecuali telah disempurnakan rezeki dan ajalnya.

Mari perhatikan ayat Allah berikut…

إِنَّ رَبَّكَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُ‌ۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرَۢا بَصِيرً۬ا

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS Al Isra 17:30)

أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى يَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُ ۥ‌ۚ بَل لَّجُّواْ فِى عُتُوٍّ۬ وَنُفُورٍ

Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (QS Al Mulk 67:21)

🌾Saudaraku…
Kita sudah selayaknya memiliki sifat kedewasaan, kasih sayang, dan itsar yang tinggi.

💡Kita sudah sepantasnya terbebas dari perbudakan nafsu dunia,
terbebas dari kerinduan untuk memburunya, dari sikap egoistis, tamak maupun kebakhilan…

Bahkan sudah seharusnya kita mengasumsikan bahwa kebahagiaan hidup ada dalam sikap qana’ah…

Terkait ini, Imam Syafi’I rahimahullah bersenandung…

النفسن تجزع أن تكون فقيرة…
🔹Nafsu memang gelisah jika dirinya menjadi fakir…
والفقرخيرمن غنى يطغيها…
🔹Padahal kefakiran itu lebih baik daripada kekayaan yang menyiksa…
وغنى النفوس هوالكفاف, فان أبته…
🔹Kekayaan jiwa itu qana’ah walaupun banyak yang enggan…
فجميع مافى الأرض لايكمنها…
🔹Bumi dengan seluruh kekayaannya tidak akan membuat jiwa qana’ah…

🌾Saudaraku…
Ingatkah kisah ‘Atha’ bin Abi Rabah ketika berkesempatan bertemu dengan Khalifah Abdul Malik bin Marwan?

Pada saat itu khalifah sedang bersantai di atas permadani beserta para pembesar negeri.
Ketika Khalifah melihat ‘Atha’, segeralah ia menyambut dan mempersilakan duduk… kemudian bertanya…
“Yaa Abu Muhammad, adakah kepentingan yang hendak kau utarakan?”
Dan ‘Atha’ pun menjawab dengan lugas…

🔎“Yaa Amirul Mu’miniin, hendaknya anda bertaqwa kepada Allah terhadap apa yang diharamkan oleh Allah dan juga Rasul-Nya, lalu penuhilah perjanjian-Nya dalam memakmurkan negeri.

Hendaknya anda bertaqwa kepada Allah dalam menyantuni putra-putri Muhajirin dan Anshar, karena sesungguhnya anda duduk di majelis ini bersama mereka.

Hendaklah anda bertaqwa kepada Allah dalam melayani dhuafa, karena sesungguhnya mereka benteng kaum muslimiin, dan perhatikanlah urusan kaum muslimin karena sesungguhnya diri anda-lah yang bertanggung jawab atas mereka….”🔍

Khalifah-pun menjawab, “Terima kasih, saya akan melakukan saranmu”. Kemudian ‘Atha’ berdiri tetapi khalifah memegangnya, melarangnya pergi…
“Yaa Abu Muhammad. Anda hanya mengajukan permintaan kepada kami untuk keperluan orang lain, dan itu pun telah kami penuhi. Lalu apakah keperluan untuk anda sendiri?” sang Khalifah-pun mendesak…

Seketika itu ‘Atha’ menjawab tegas…

🔊“Aku tidak pernah menyandarkan keperluanku kepada makhluk”📢

Menggelegar sikap ‘Atha’ hingga relung kalbu kita bergoyang….

Ya….kita tidak boleh menyandarkan keperluan kita kepada makhluk… sebagai konsekuensi atas salim-nya aqidah kita…

🌾Wahai saudaraku…
Kesadaran akan pastinya ajal…dan pastinya takaran rezeki yang Allah Azza wa Jalla berikan pada kita, sudah semestinya melahirkan sikap SYAJA’AH  dan ISTIQOMAH dalam mengusung nilai kebenaran dan keadilan Ilahiyyah.

Dengan demikian maka kita akan dapat memainkan peran kita dalam membina, meng-Ishlah dan menuntun immat kearah kemaslahatan…

Semoga bahu kita mampu mengembalikan ‘Izzah Islam dan kaum muslimin yang saat ini tercabik dan tercerai berai… Aamiin…🙏😢

🌾Wahai saudaraku…
Di masa penuh fitnah ini…keshabaran kita diuji…

🔎Dan hanya keshabaran yang terlahir dari keimanan yang kokoh mengakar-lah yang mampu membebaskan dari belenggu lemahnya jiwa hingga terlahir kekuatan untuk membuang jauh sikap malas, lemah, lesu dan keberserahan…

🔎Karena shabar yang lahir dari jiwa-jiwa yang senantiasa merasa diawasi Allah Ta’ala akan melahirkan ketabahan dan ketegaran dalam menghadapi cobaan yang menimpa…hingga Allah Azza wa Jalla
Mendatangkan pertolongan-Nya atau Allah Ta’ala menjadikan syahid dalam keadaan ridha dan diridhai…😢😢

🔎Kita harus siap menghadapi berbagai tuduhan bohong, propaganda bathil, sikap sinis atau apapun yang mengkerdilkan seruan Islam…

🔎Kita harus siap menghadapi kemungkinan terpahit berupa jeruji besi, pencekalan ataupun penyiksaan…

🔎Kita harus siap menghadapi berbagai tipu daya yang hendak melemahkan semangat perjuangan… tak kurang
– kedudukan sosial…
– jabatan…
– kekayaan…
– hingga wanita-wanita cantik yang menggiurkan…

Siap meluluh-lantakkan barisan dakwah yang dirintis dengan peluh dan darah oleh para pendahulu di masa silam…

Bayangkanlah karenanya wajah Diponegoro, Tjik Di Tiro, Imam Bonjol, Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan, Hasyim Asyari, Agus Salim, Mohammad Natsir, Buya Hamka, Syafrudin Prawiranegara…

🔎Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan hilangnya nyawa sebagai bentuk tadhiyah….pengorbanan sebagai hamba Allah…gugur sebagai syuhada demi tegaknya kalimatullah hiyal ‘ulya di muka bumi….

🌾Wahai saudaraku…
Sadarkan kembali diri kita….bahwa sungguh salah jika kita melihat jalan dakwah itu licin dan lapang, penuh taburan bunga, taburan senyuman dan tepuk tangan….

Salah besar!!!….
itu salah besar…!!!

Maka sepatutnyalah kita bekali diri dengan keshabaran, ketabahan, kesiapan dalam menghadapi penderitaan dengan tekad yang membaja…agar tak luntur jiwa ketika ujian itu menghadang jalan dakwah kita…

Mari simak bait syair berikut…

حب السلامة يثني هم صاحبه…
عن المعالي ويغري الرء بالكسر…
فإن جنحت إليه فاتخذ نفقا…
فى الارض أوسلما فى الجو فاعتزل…
🔹Cinta keselamatan sikap terpuji tetapi harus didukung oleh semangat yang tinggi…
🔹Sayangnya orang lebih suka hidup santai…
🔹Bila anda cenderung untuk memburunya.
🔹Maka, anda harus mempersiapkan dana di bumi atau anda persiapkan tangga di udara
🔹Lalu, berangkatlah…!!!

Sementara seorang tabi’in Abu Thayib Al Muttaanabbi berkata dalam syairnya…

ذريتى…أنل مالاينال من العلا…
فصعب العلا فى الصعب والسهل فى السهل…
تريد ين إدراك المعالي رخيصة…
ولابددون الشهد من إبرالنحل…
🔹Anak cucuku, aku telah mencapai ketinggian puncak…
🔹Kesulitan ada pada ketinggian, dan kemudahan ada pada kerendahan…
🔹Anda ingin mencapai ketinggian dengan mudah?
🔹Tidak mungkin!!
🔹Tanpa perjuangan melawan sengatan lebah…

Dan seorang penyair generasi tabi’in lain berkata…

إذاكانت النفس كبارا…
🔹Bila keinginan-keinginan itu besar…
تعبت فى مرادها الأجسام…
🔹Maka tubuh-tubuh pun payah dalam meraihnya…

 💡🔑 Semoga kita semua tidak terbuai hembusan angin tenang melenakan, Agar langkah kita tetap luruh menuju cahaya terang yang sudah nampak menyambut kita di penghujung perjalanan…

Aamiin.

وَإِنَّكَ لَتَدۡعُوهُمۡ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus. [QS Al Mu’minuun 23:73]

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Taubat

Surat Cinta untuk Sahabat

📝 Pemateri: Ust. Noorahmat  Abu Mubarak  (@noorahmat)

Sungguh….

Tiada manusia tanpa jiwa yang bersemayam didalam tubuhnya….
Bilakah jiwa tiada…maka tinggallah jasad tiada berdaya…
Tiada kuasa kita mengatur hingga kapan jiwa bersemayam…
Hanya Allah Ta’ala Rabb Penguasa Jiwa yang mampu menggenggam jiwa…
اللَّهُ يَتَوَفَّى الأَنفُسَ حينَ مَوتِها وَالَّتي لَم تَمُت في مَنامِها ۖ فَيُمسِكُ الَّتي قَضىٰ عَلَيهَا المَوتَ وَيُرسِلُ الأُخرىٰ إِلىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ في ذٰلِكَ لَآياتٍ لِقَومٍ يَتَفَكَّرونَ

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS Az Zumar 39:42)

💕Sahabat…
Dunia begitu melenakan…
Hidup kita tiada pernah luput dari khilaf…
Meski pintu taubat terbuka lebar….
Meski sadar bahwa Syurga tak terbayang indahnya…
Namun seringkali kita dilalaikan oleh indahnya dunia…

Pun tiada jarang kita menyandarkan pada kefanaan manusia…
Cenderung mencari aman dari pandangan manusia…
Namun melalaikan diri dari tatapan tajam Sang Penguasa Langit…

💕Sahabat…
Ketika kita lebih mencari simpati manusia…
Kemudian Ridho Rabb kita di kesampingkan…
Maka sadarkanlah…
Jasad ini bukanlah semata yang kelak menerima siksa atas maksiat itu…
Namun jiwa-pun kelak terpanggang di atas api yang bergolak tinggi menghitam…

قَد أَفلَحَ مَن زَكّاها۞ وَقَد خابَ مَن دَسّاها

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS Asy Syams 91:9-10)

💕Duhai sahabat…
Lalu bagaimanakah jiwa ini kembali tersucikan?
Bersedekahlah sahabatku….
Bersedekahlah dengan jiwa-mu…
Ingatlah pada apa yang pernah diperintahkan oleh Allah Al Aziz kepada Nabi kita tersayang…

يا أَيُّهَا النَّبِيُّ جاهِدِ الكُفّارَ وَالمُنافِقينَ وَاغلُظ عَلَيهِم ۚ وَمَأواهُم جَهَنَّمُ ۖ وَبِئسَ المَصيرُ

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS At Taubah 9:73)

Tahukah mengapa kita perlu keras kepada mereka? Siapakah mereka? Apa kesalahan mereka?

يَحلِفونَ بِاللَّهِ ما قالوا وَلَقَد قالوا كَلِمَةَ الكُفرِ وَكَفَروا بَعدَ إِسلامِهِم وَهَمّوا بِما لَم يَنالوا ۚ وَما نَقَموا إِلّا أَن أَغناهُمُ اللَّهُ وَرَسولُهُ مِن فَضلِهِ ۚ فَإِن يَتوبوا يَكُ خَيرًا لَهُم ۖ وَإِن يَتَوَلَّوا يُعَذِّبهُمُ اللَّهُ عَذابًا أَليمًا فِي الدُّنيا وَالآخِرَةِ ۚ وَما لَهُم فِي الأَرضِ مِن وَلِيٍّ وَلا نَصيرٍ
Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (QS At Taubah 9:74)
وَمِنهُم مَن عاهَدَ اللَّهَ لَئِن آتانا مِن فَضلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكونَنَّ مِنَ الصّالِحينَ
Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. (QS At Taubah 9:75)
فَلَمّا آتاهُم مِن فَضلِهِ بَخِلوا بِهِ وَتَوَلَّوا وَهُم مُعرِضونَ
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). (QS At Taubah 9:76)
فَأَعقَبَهُم نِفاقًا في قُلوبِهِم إِلىٰ يَومِ يَلقَونَهُ بِما أَخلَفُوا اللَّهَ ما وَعَدوهُ وَبِما كانوا يَكذِبونَ
Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. (QS At Taubah 9:77)
أَلَم يَعلَموا أَنَّ اللَّهَ يَعلَمُ سِرَّهُم وَنَجواهُم وَأَنَّ اللَّهَ عَلّامُ الغُيوبِ
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib. (QS At Taubah 9:78)
الَّذينَ يَلمِزونَ المُطَّوِّعينَ مِنَ المُؤمِنينَ فِي الصَّدَقاتِ وَالَّذينَ لا يَجِدونَ إِلّا جُهدَهُم فَيَسخَرونَ مِنهُم ۙ سَخِرَ اللَّهُ مِنهُم وَلَهُم عَذابٌ أَليمٌ
(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. (QS At Taubah 9:79)
Maka bersedekahlah sahabatku…Bersedekah dengan harta-mu…waktu-mu…tenaga-mu…ilmu-mu…pikiran-mu…
Bahkan dengan sepenuh jiwa-mu…

Karena Allah Azza wa Jalla mencintai kita bilamana menyedekahkan harta kita demi kokohnya perjuangan menegakkan nilai-nilai Ilahiyyah dan Rabbaniyyah di muka bumi…

وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتقَى۞ الَّذي يُؤتي مالَهُ يَتَزَكّىٰ۞ وَما لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِعمَةٍ تُجزىٰ۞ إِلَّا ابتِغاءَ وَجهِ رَبِّهِ الأَعلىٰ

Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. (QS Al Lail 92:17-20)

Semoga Allah Ar Rahmaan memanggil jiwa kita….
Jiwa yang tersucikan karena rindu akan panggilan sayang Penguasa Semesta…

يا أَيَّتُهَا النَّفسُ المُطمَئِنَّةُ۞ ارجِعي إِلىٰ رَبِّكِ راضِيَةً مَرضِيَّةً۞ فَادخُلي في عِبادي۞وَادخُلي جَنَّتي

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs Al Fajr 89:27-30)

Dan mempertemukan kita semua kembali di Syurga-Nya…
Berkumpul bersama junjungan kita Rasulullah SAW, bercengkerama di tepian telaganya…

Aamiin

🌿🌴🌿🌴


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678