AqidahUstadz Menjawab

Sebab-sebab Datangnya Musibah

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz… Saya mau bertanya, mohon penjelasannya tentang hubungannya surat As-Syuro ayat 30 dengan surat Al-Hadid ayat 22

A_25

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃


Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Dalam surat Al Hadid ayat 22, Allah Ta’ala menyebutkan bahwa musibah yang dialami manusia sudah ada ketetapannya dalam kitab Lauh Mahfuzh.

Sementara pada Asy-Syura ayat 30 menyebutkan bahwa musibah itu karena tangan (kesalahan) manusia.

Apakah keduanya bertentangan? Tidak. Allah Ta’ala menerangkan prinsip dasarnya adalah musibah itu sudah tercatat di kitab Lauh Mahfuzh. Tapi, “eksekutor” alamiahnya adalah tangan-tangan manusia.

Hal ini sama seperti, “Penciptaan manusia itu adalah perbuatan Allah, tapi ada sebab manusiawi yaitu perkawinan ibu dan bapak kita.”

▪Adil Memandang Musibah

Bencana Alam Terjadi Karena Dua Sebab

1. As-Sabab Asy-Syar’iyyah, yaitu sebab yang difaktori oleh pelanggaran syariat. Hal ini jelas disebutkan dalam Al-Quran, penjelasan dalam hadits, beserta para ahli ilmu. Bagi orang yang mengaku mengimani Al-Qur’an akan membenarkan ini sebab memang dijelaskan dibanyak ayat. Allah Ta’ala adalah pemilik jagat raya, angin, air, gunung, tanah, dan lain-lain, semua tunduk kepada-Nya dan semua adalah tentara-Nya.

Di antaranya:

A. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah – salah satu mufassir paling otoritatif- berkata:

يُحَذِّرُ تَعَالَى عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِينَ فِتْنَةً أَيِ اخْتِبَارًا وَمِحْنَةً يَعُمُّ بِهَا الْمُسِيءَ وَغَيْرَهُ لَا يَخُصُّ بِهَا أَهْلَ الْمَعَاصِي وَلَا مَنْ بَاشَرَ الذَّنْبَ بَلْ يَعُمُّهُمَا حَيْثُ لَمْ تُدْفَعُ وَتُرْفَعُ

“Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada orang-orang beriman tentang datangnya FITNAH, yaitu ujian, yang akan ditimpakan secara merata baik orang yang buruk atau yang lainnya, tidak khusus pada pelaku maksiat saja dan pelaku dosa, tetapi merata, yaitu di saat maksiat itu tidak dicegah dan tidak dihapuskan.” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 4/32)

Ayat lain:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang mengajak kebaikan.” (QS Hud: 117).

Jadi, ayat ini mempertegas lagi, bahwa kebinasaan sebuah negeri Allah Ta’ala tahan, selama masih ada orang baik yang melakukan nahi munkar.

Jika 10 orang naik perahu, ada 1 yang melubangi, tapi yang 9 diam saja, maka yang tenggelam bukan 1 orang, tapi semuanya. Inilah pentingnya pencegahan kepada kemungkaran, yang dengannya menjadi salah satu sebab syar’iy tertahannya musibah. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Ada pun dalam hadits:

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ

Dari Huzhaifah bin Al-Yaman dari Nabi ﷺ bersabda: ”Demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya hendaknya engkau melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau jika tidak, maka Allah hampir mengirim azabnya, kemudian engkau berdo’a tetapi tidak dikabulkan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam kitab Fawaidul Fawaid, Hal. 46, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menceritakan sebuah riwayat dari para ulama salaf tentang seorang ahli ibadah yang cuek kepada kerusakan di sekelilingnya :

وذكر الحميدي عن سفيان بن عيينة: قال: حدثني سفيان بن سعيد عن مسعر: أن ملكا أمر أن يخسف بقرية، فقال: يا رب، إن فيها فلانا العابد، فأوحى الله إليه: أن به فابدأ

Al-Humaidiy menceritakan dari Sufyan bin ‘Uyainah, dia berkata: berkata kepadaku Sufyan bin Sa’id, dari Mas’ar; “Bahwa malaikat akan menemggelamkan sebuah negeri. Dia berkata: “Ya Allah, di negeri itu ada si Fulan, dia ahli ibadah.” Lalu Allah Ta’ala mewahyukan kepadanya: “Justru dia duluan yang ditenggelamkan!”

B. Meraja lela khamr, zina, musik, dan riba

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ حَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ كِتَابَ اللهِ

“Jika zina dan riba sudah muncul di sebuah negeri maka mereka telah menghalalkan azab Allah ﷻ.” (HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 5416. Al Hakim, Al Mustadrak No. 2261, kata Al Hakim: shahihul isnad – autentik teks. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahihul Jami’ No. 679).

Dalam kitab Fawaidul Fawaid:

وذكر ابن أبي الدنيا عن أنس بن مالك: أنه دخل على عائشة، هو ورجل آخر، فقال لها الرجل: يا أم المؤمنين حدثينا عن الزلزلة، فقالت: إذا استباحوا الزنا، وشربوا الخمر، وضربوا بالمعازف، غار الله عز وجل في سمائه، فقال للأرض تزلزلي بهم، فإن تابوا ونزعوا، وإلا هدمها عليهم، قال: يا أم المؤمنين، أعذابا لهم؟ قالت: بلى، موعظة ورحمة للمؤمنين، ونكالا وعذابا وسخطا على الكافرين

Ibnu Abi Dunya menceritakan dari Anas bin Malik, bahwa Beliau dan seorang laki-laki menemui Aisyah Radhiyallahu Anha. Laki-laki itu bertanya: “Wahai ummul mu’minin, ceritakan kepada kami tentang gempa bumi!”

Aisyah Radhiyallahu Anha menjawab: “Saat mereka membolehkan zina, meminum khamr, merajalela musik, maka Allah Ta’ala cemburu di langitNya, dan berkata kepada bumi “guncangkanlah mereka!” Jika mereka berhenti dan bertobat maka berhentilah, tapi jika tidak maka hancurkanlah!”

Dia berkata lagi, “Wahai Ibu, apakah itu azab?”

Aisyah menjawab: “Tentu, tapi bagi orang beriman itu adalah rahmat dan pelajaran, bagi orang kafir itu adalah murka dan azab.” (Fawaidul Fawaid, Hal. 46)

Apa yg disampaikan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha, menjadi pelajaran buat kita untuk tidak gampang menyebut AZAB. Mesti dirinci sesuai kondisi orangnya. Jika dia mukmin yang baik, maka itu adalah rahmat yang menjadi penghapus dosa mereka. Jika menimpa muslim yang ahli maksiat, maka itu adalah peringatan dan pelajaran. Jika itu menimpa orang kafir maka itu adalah azab.

C. Penyimpangan seksual

Allah Ta’ala berfirman tentang siksaan untuk kaum Nabi Luth ‘Alaihissalam:

إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ ، فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ ، فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

Sungguh mereka terombang-ambing dalam kemabukan mereka (kesesatan). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari sijjil.” (QS. Al-Hijr : 72-74).

Orang-orang liberal bertanya: “Kalau memang pelaku homo dan lesbi itu layak disiksa, kenapa sampai saat ini mereka tidak dihujani batu dr langit dan semisalnya ?” Ini pertanyaan yang keliru, apakah dikira penyakit kelamin atau Aids yang diderita mereka bukan sebuah hukuman dan siksa? Gambaran siksa harus sama dengan umat terdahulu, menunjukkan “liberal” tapi tekstualis.

2. As Sabab Al-Kauniy

Yaitu sebab yang difaktori oleh tangan kotor manusia dan gejala yang sifatnya natural (Kauniyah) dan rasional. Ini pun diakui dalam Islam.

Sebagaimana ayat:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum, Ayat 41)

Banjir … memang reaksi dan bencana alam, tapi ada sebab rasional manusia, seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarang, membuat pemukiman di daerah resapan air, dan sebagainya.

Bencana kemiskinan .. ada sebab rasional manusia, baik peperangan, kemalasan, budaya korupsi, dan sebagainya. Tsunami dan gempa memang perilaku alam, secara kauniyah benar adanya, semuanya tunduk padaNya.

Maka, meyakini HANYA AS SABAB ASY SYAR’IY saja, maka dia akan menjadi Jabbariyah, sekte yang menganggap manusia dan alam tidak ada peran, semuanya Allah Ta’ala yang lalukan.

Kebalikannya, meyakini As SABAB AL KAUNIY saja, maka dia akan menjadi Qadariyah, sebuah sekte yang menganggap Allah Ta’ala tidak ada peran sama sekali, semuanya adalah dari manusia.

Dua sikap ini sama-sama ekstrim, dan keluar dari kebenaran. Ibaratnya, yang satu meyakini orang mati hanyalah karena Allah Ta’ala saja, bukan karena dia sakit, atau kecelakaan .., padahal faktanya memang dia sakit atau kecelakaan.

Sementara yang satu meyakini kematian itu adalah dari sebab manusianya, bukan karena Allah mentakdirkan wafatnya .. keduanya sama-sama keliru. Yg benar adalah kematian bagian dari takdir Allah, dengan cara dia dibuat sakit, atau karena kecelakaan .. karena kelalaiannya.

Demikian. Wallahu a’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow Media Sosial MANIS :

IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

FB: http://fb.com/majelismanis

TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *