🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
“… Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S. An – Nisaa: 19)
Bagaimanakah seorang suami atau istri menghadapi persoalan di ujung kebersamaan mereka?
Ada beberapa ciri ketika ‘kapal’ mulai karam:
1. Mulai jarang bersama; bukan lagi tentang kebersamaan tetapi dalam rumah tangga lebih mengedepankan ego masing-masing. Kita tak mungkin bisa merasa nyaman saat bersama dengan orang yang berkonflik dengan kita, termasuk pasangan kita.
2. Mudah marah saat berbicara; pembicaraan dengan pasangan seolah pemantik kemarahan.
3. Tak ada rasa cinta; bersama dengan pasangan tidak timbul getaran malah timbul perasaan takut. Tanda-tandanya yaitu tidak adanya perhatian bahkan rasa cemburu terhadap pasangan.
4. Konflik yang selalu berulang; tidak ada konflik baru. Konflik dalam rumah tangga adalah hal biasa, namun jika terus berulang menandakan ada sesuatu. Dalam rumah tangga Rosulullah pun juga ada konflik, tetapi konfliknya bervariatif. Karena cemburu, fitnah perselingkuhan yang dialami ‘Aisyah, nafkah yang kurang. Semua konflik dapat diselesaikan, tidak ada konflik yang terulang lagi. Jadi konflik pasti ada, namun jika terus berulang dan polanya sama menandakan bahwa konflik tersebut tak pernah terselesaikan.
5. Hubungan seksual enggan dilakukan; menolak bahkan cenderung menghindar, terjadi karena tidak ada emosi positif yang terjalin.
6. Mulai mendambakan orang lain; membayangkan orang lain, bahkan ketika berhubungan.
7. Ketika sudah mulai saling membuka aib; berbahaya karena penyakit dalam rumah tangga akan semakin melebar bahkan ada keluarga yang dipermalukan
Maka evaluasi 7 ciri ini dalam rumah tangga kita. Jika semua masalah ada dalam rumah tangga, segera cari bantuan dalam memperbaikinya.
Bagaimana jika 7 ciri ada dalam rumah tangga? Tetap jangan lelah dalam melakukan perbaikan, Allah sangat mencintai hambaNya yang selalu melakukan perbaikan.
Salah satu karakter terbaik dalam Islam adalah pribadi yang mushlih, orang-orang yang ketika ada masalah selalu berjuang dalam menyelesaikannya. Itulah salah satu pendidikan yang harus kita lakukan dalam upaya menyelesaikan tiap masalah, jangan jadi pribadi yang lemah.
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 170
“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
Kalaupun perbaikan yang kita lakukan itu gagal, tetap akan menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah.
Bagai nabi Nuh AS. yang terus memperbaiki istrinya walaupun istrinya kafir dan anak-anaknya pun juga kafir. Allah puji sebagai Rasul ‘ululazmi dalam Q.S Al-Ahqof: 35
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar…”
Dan Allah juga sejajarkan Nuh di antara tokoh-tokoh terbaik di semua manusia dalam Q.S Ali Imron: 33
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”
Nuh diposisikan dengan keluarga Adam, Ibrahim dan’ Imran padahal kalau secara logika keluarga Nuh berantakan, Allah memuji Nuh karena ia tak pernah putus asa dalam melakukan perbaikan.
Mengapa Nuh melakukan hal itu? Sebab Nuh adalah pribadi yang mushlih. Allah memuliakan orang-orang yang melakukan perbaikan. Tidak akan rugi orang-orang yang melakukan perbaikan. Jangan dulu berfikir untuk meninggalkan tapi berfikirlah untuk melakukan perbaikan.
Wallahu a’lam bish shawab
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁
Sebarkan! Raih Pahala
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130