Membiayai Orangtua dengan Kartu Kredit

0
102

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz… Saya mau bertanya, bagaimana kalau membantu orang tua dengan menggunakan kartu kredit? Ada seorang rekan perempuan, suaminya merupakan anak laki-laki satu-satunya dari 5 bersaudara. Setelah bapak mertuanya meninggal, semua kebutuhan ibu mertua dan adik perempuannya dibebankan pada suaminya. Tidak ada uang lebih tiap bulannya. Suaminya menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan ibu dan adiknya. Saat ini, rekan saya tersebut sedang mengandung, perekonomian sedang morat marit ceritanya karena terlalu banyak cicilan. Bagaimana jika kondisinya seperti itu?

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Bismillahirrahmanirrahim…

Jika orang tua sudah tidak produktif, dan hidupnya bergantung pada nafkah dari anak-anaknya, atau menantunya, dan itu berasal dari harta yang haram misalnya, maka dosanya hanya pada pemiliknya. Sedangkan si orang tua, yang memperolehnya dengan cara mubah, tidak apa-apa.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

مال محرم لكسبه، وهو الذي اكتسبه الإنسان بطريق محرم كبيع الخمر، أو التعامل بالربا، أو أجرة الغناء والزنا ونحو ذلك مما يؤخذ بالتراضي دون سرقة أو غضب أو خديعة : فهذا المال حرام على من اكتسبه فقط . أما إذا أخذه منه شخص آخر بطريق مباح : فلا حرج في ذلك ، كما لو أخذه منه هدية، أو أجرة على عمل، أو نفقة على زوجة أو ولد، فلا يحرم على هؤلاء الانتفاع به، وإنما يحرم على من اكتسبه بطريق محرم فقط

Harta haram yang disebabkan cara mendapatannya, seperti orang yang mendapatkan harta dengan cara haram seperti menjual khamr, atau berinteraksi dengan riba, atau upah penyanyi, pezina, dan semisalnya, yang diambil berdasarkan kerelaan, bukan pencurian, perampasan, atau penipuan; maka ini adalah HARAM bagi orang yang melakukannya saja.

Ada pun jika ada orang lain yang mengambil darinya dengan cara yang halal, maka itu tidak apa-apa. Sebagaimana jika memdapatkan hadiah darinya, upah atas pekerjaannya, atau nafkah untuk istri dan anak-anaknya, maka tidak diharamkan atas mereka memanfaatkannya, sesungguhnya diharamkan hanya bagi si orang yang mencarinya utk dirinya sendiri dengan cara haram itu. (Al Islam Su’aal wa Jawaab, no. 273601).

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata:

فإن تابت هذه البغي وهذا الخَمَّار ، وكانوا فقراء جاز أن يصرف إليهم من هذا المال قدر حاجتهم ، فإن كان يقدر يتجر أو يعمل صنعة كالنسج ، والغزل ، أعطي ما يكون له رأس مال“

“Jika wanita pelacur dan pelaku judi bertaubat, sementara mereka dalam keadaan fakir, dibolehkan memakai harta ini sesuai dengan kebutuhannya. Kalau dia mampu untuk berjualan atau bekerja keterampilan seperti menenun dan memintal, maka diberikan modal untuknya.” (Majmu Fatawa, 29/308)

Demikian. Wallahu A’lam.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here