๐๐๐บ๐๐๐บ๐๐
๐ Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika
Tak cukup membesarkan anak dengan ilmu yang terbatas. Sebagai orang tua kita harus terus belajar. Saya pun demikian. Karena tidak ada kata berhenti untuk menuntut ilmu. Mengapa demikian? Keadaan selalu berubah yang menyebabkan perubahan pola perilaku anak bahkan sejak bayi. Alih-alih peradaban membuat apa yang terjadi di luar apa yang kita pikirkan. Maka belajar menyesuaikan dengan keadaan tugas kita tentunya sebagai orang tua.
Pola asuh orang tua kita dulu tidak mungkin bisa kita terapkan di masa sekarang. Kita sebagai memang belajar secara tidak langsung apa yang mereka lakukan kepada kita setiap harinya. Namun bila semua yang kita serap lantas kita praktikkan kepada anak kita di saat ini belum tentu akan membawa hasil yang sama. Atau justru sebaliknya yakni muncul masalah pada anak kita. Harus jeli memilih tindakan dan siap mengubah cara mendidik sesuai dengan kebutuhan pokok ananda.
Mendidik anak penuh kasih sayang. Itu hal utama yang harus ada ketika mendidik dia dari kecil hingga besar bahkan sampai kapan pun kasih sayang yang akan menghadirkan kenyamanan dan kebahagiaan. Kasih sayang akan bisa kita tersampaikan kepada anak kita dengan beberapa sikap nyata yang diberikan kepada anak kita.
Allah akan mencabut sifat belas kasih apabila orangtua tidak menyayangi anak. Maka sebagai orangtua wajib menyayangi anak, agar tumbuh pula rasa kasih sayang itu pada diri anak. Allah sangat mencintai kelembutan dan rasa kasih sayang. Sementara Allah sangat membenci sikap kekerasan.
Rasulullah SAW bersabda, “Tiada kuasa Aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu.” (HR Bukhari)
Islam sangat mengharapkan agar umat Islam memiliki rasa berkasih sayang, baik kepada diri sendiri, suami atau istri, anak-anaknya, orangtua, begitu juga pada sesama. Saling menyayangi antara orangtua dengan anaknya diharapkan agar mereka menjadi generasi sholeh dan sholehah yang memiliki sikap penuh kasih sayang. Begitu halnya anak-anak hendaknya menyayangi orangtuanya, sehingga terwujud keluarga sakinah, mawadah warrahmah, dan selalu diliputi kebahagiaan.
1. Sentuhan kepada anak kita.
Jabir bin Samurah, sahabat Nabi Muhammad SAW, mengatakan bahwa Rasulullah suka mengusap kepala anak-anak. Suatu ketika, dirinya pernah shalat bersama Rasulullah pada shalat Dhuhur.
Seusai shalat, Rasulullah keluar ke tempat keluarganya, dia pun keluar bersama Rasulullah. Rasulullah tampak menciumi anak-anaknya dan mengusap kedua pipi mereka satu persatu.
Menyayangi anak adalah perintah agama, karena Islam banyak mengajarkan kasih sayang kepada siapapun. Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana cara menyayangi anak, seperti menciumnya, lemah lembut, belas kasihan, menahan marah dan memaafkan anak-anak.
2. Waktu yang berkualitas ketika bersama mereka. Selalu menyediakan waktu untuk anak sejak mereka lahir sudah seharusnya. Karena mendidik anak adalah hal yang menjadi prioritas. Bahkan kelak di akhirat hal yang pertama ditanyakan adalah bagaimana kita menjaga anak-anak kita agar berada dalam ketaatan. Mendidik mereka dari tidak memahami agama menjadi paham.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam:
ูููููููู ู ุฑูุงุนูุ ูููููููููู ู ู ูุณูุคูููู ุนููู ุฑูุนููููุชูููุ ููุงููุฃูู ูููุฑู ุฑูุงุนูุ ููุงูุฑููุฌููู ุฑูุงุนู ุนูููู ุฃููููู ุจูููุชูููุ ููุงููู ูุฑูุฃูุฉู ุฑูุงุนูููุฉู ุนูููู ุจูููุชู ุฒูููุฌูููุง ููููููุฏูููุ ูููููููููู ู ุฑูุงุนูุ ูููููููููู ู ู ูุณูุคูููู ุนููู ุฑูุนููููุชููู
โKamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.โ (Fathul-Bรขri Syarh Shahรฎhil-Bukhรขri, Ibnu Hajar al-โAsqalรขni)
3. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ananda. Sedari mereka bayi kita lah yang bisa memenuhi apayang anak kita harapkan. Bahkan sekedar untuk meminum seteguk air penghilang dahaga tak akan sanggup melakukannya. Dan kita lah yang akan melayani mereka dengan sekuat tenaga.
Bukan sekedar kewajiban tetapi melayani ananda adalah bahasa kasih sayang orang tua. Hingga mereka tumbuh besar, ada rasa puas ketika kita masih memberikan pelayanan terbaik. Tak pernah ada hasrat untuk memanjakan tetapi lebih dari itu, yang kita lakukan adalah untuk mengajari mereka. Agar kelak ketika mereka dewasa bisa memberikan hal yang terbaik kepada sesama apalagi kepada orang tua mereka kala usia semakin renta. Dan mereka pun akan melakukan dengan sepenuh cinta melayani kita. Hingga pada suatu keadaan yang mana kita sekedar menyendok sesuap nasi pun tak sanggup, anak kitalah yang akan melayani kita.
4. Memberikan hadiah sebagai wujud penghargaan atas prestasinya atau hadiah berupa mainan yang membuat hidup ananda menjadi ceria. Rasulullah pun selalu menghibur dan menggembirakan hati anak-anak. Bila datang seseorang membawa bingkisan berupa buah-buahan, maka yang pertama diberinya adalah anak-anak kecil yang kebetulan ada di majelis itu. Membuat tawa ceria hadir di wajah mereka menghadirkan kepuasan tersendiri. Masya Allah mari kita menjadi orang tua yang selalu memberikan kebahagiaan pada anak kita walau dengan hal yang sederhana.
5. Memberikan pujian atas apa saja yang sudah dilakukan ananda, juga peingkatan capaian yang telah dilakukan oleh mereka. Kita perlu paham tentang manfaat dari pujian untuk anak kita. Salah satunya adalah membuat anak kita termotivasi dan lebih mandiri. Anak akan berusaha untuk melakukan yang terbaik, agar orang tuanya bangga.
Memberikan pujian pada anak mungkin terlihat sederhana dan sudah biasa dilakukan oleh orangtua sehari-hari. Namun, jika dilakukan dengan cara yang tepat, memuji bisa mengantarkan pada pembentukan karakter anak. Selain itu ketika kita memuji tidak lain sebagai bentuk penghargaan atas apa yang diusahakan. Dan saat itulah sebenernya kita sedang mendidik anak kita bisa menghargai orang lain dan tidak mudah meremehkan.
Pujian terhadap anak memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap jiwanya. Anak-anak memiliki kecenderungan akan menggerakkan perasaan dan indranya selama pujian atau sanjungan tersebut diberikan pada waktu dan tempat yang tepat serta wajar atau tidak berlebihan. Hatinya akan menjadi riang dan juga gembira dengan pujian ini lantas akan semakin aktif perkembangannya dalam hal yang positif.
6. Memberikan perhatian khusus kepada mereka. Perhatian adalah hal positif yang dilakukan oleh orang tua. Bagaimana orang tua bisa menunjukkan ekspresi sesuai keadaan yang sedang dialami oleh ananda. Ketika mereka menunjukkan muka sedih tanpa diberitahu oleh anak seharusya orang tua paham tentang kondisi hatinya. Hal itu bisa terjadi ketika orang tua sudah memberikan perhatian khusus sejak ananda bayi. Begitu juga ketika ekspresi gembira dari wajah ananda pun kita akan mengimbangi secara spontan sebagai tanda pahamnya orang tua tentang kondisi hati ananda. Tak cukup ekspresi tapi apresiasi dengan kata-kata sebagai bentuk perhatiannya.
Mendengar apa saja yang disampaikan oleh anak kita terkadang menyita waktu kita. Tetapi apa pun itu tetap harus kita beri ruang atas apa yang terjadi. Sehingga tidak ada hal yang terlewat dari pandangan kita. Situasi seperti ini akan menciptakan kehangatan dalam hubungan orang tua dengan anaknya, mereka merasa aman dan nyaman serta dicintai oleh orang tuanya sehingga anak kita tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.
๐๐๐ธ๐๐๐ธ๐๐๐ธ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130






