TERNYATA, KITA SUKA MERIBUTKAN HAL-HAL KECIL DALAM KELUARGA ( 1 )

0
252

🌹☘️🪷☘️🌹☘️🪷🌹

📝 Pemateri: Ustadz Cahyadi Takariawan

Saat saya mengisi sebuah seminar seorang peserta menyampaikan di forum tentang fenomena banyaknya perceraian di wilayah tersebut, yang dipicu oleh hal-hal kecil atau sepele.

Menurutnya, sebagian besar kasus perceraian terjadi bukan disebabkan oleh persoalan besar, namun justru dari persoalan kecil dalam kehidupan keseharian.

Ungkapan itu disampaikan untuk menegaskan apa yang saya sampaikan di forum, tentang pentingnya konsisten terhadap visi keluarga.

Sepanjang saya tahu, semua keluarga dibentuk dengan visi yang indah. Seorang lelaki mengikat janji setia dengan seorang perempuan, dalam sebuah ikatan sakral, sesuai aturan agama dan negara. Agama menyebut akad nikah sebagai “mitsaqan galizha”, ikatan yang kokoh, oleh karenanya tidak boleh dirusak dengan semena-mena.

BANYAK KONFLIK BERMULA DARI HAL KECIL

Begitulah realitas yang sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Konflik antara suami dan istri sangat banyak bermula dari hal-hal kecil dan tidak esensial. Demikian pula antara orang tua dengan anak-anak.

Saat memasuki jenjang pernikahan, suami dan istri telah berjanji untuk melangkahkan kaki menuju kehidupan yang diliputi oleh kebahagiaan, mencapai kondisi sakinah, mawadah wa rahmah, menuju surga dunia dan akhirat. Namun visi besar tersebut seakan hilang setelah menghadapi berbagai problematika kehidupan riil.

Saya segera teringat buku Richard Charlson, Ph.D yang berjudul Don’t Sweat the Small Stuff with Your Family. Ternyata corak persoalan keluarga dimana-mana sama saja. Bukan hanya di Indonesia pada umumnya. Di Amerika pun terjadi hal yang sama, bahwa banyak keluarga sering meributkan hal-hal kecil.

Persoalan rutin, yang terjadi sebagai konsekuensi dari interaksi, komunikasi dan penunaian tugas serta kewajiban berumah tangga, yang semestinya sudah akrab dan mudah ditoleransi, namun kenyataannya justru menjadi pemantik munculnya konflik.

Terlalu banyak hal kecil yang diributkan. Terlalu banyak persoalan sederhana yang dibesar-besarkan. Terlalu banyak urusan-urusan sepele yang menyita perhatian. Karena menyaksikan fenomena seperti itu, Carlson segera membuat sebuah kesimpulan yang menarik :

“Orang yang belajar untuk tidak memusingkan masalah-masalah kecil yang terjadi dalam kehidupan keluarga dan rumah, akan memiliki ambang toleransi yang sangat lebar dalam hidupnya”.

“Mereka tidak mau membuang-buang energinya hanya untuk merasa terganggu dan frustrasi, dan lebih banyak mencurahkan energinya untuk bersenang-senang, untuk kegiatan produktif, dan untuk melimpahkan kasih sayang”.

“Bila hal-hal kecil tidak terlalu mengganggu Anda, keluarga Anda akan tampaksebagai sumber kebahagiaan daripada sebelumnya. Anda akan lebih sabar dan santai. Hidup Anda tampak lebih menyenangkan. Anda akan merasa bahwa beban Anda lebih ringan dan tidak terlalu mengganggu dan akan merasa bahwa hidup Anda lebih harmonis. Perasaan damai ini akan menyebar dan akan mempengaruhi anggota lainnya dalam keluarga anda”.

Bersambung……

Allahu’alam Bishowwab

🌹☘️🪷☘️🌹☘️🪷🌹


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here