Memamerkan Kemaksiatan

0
223

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Khutbah Jum’at: Ustadz Achmad Dahlan, Lc, MA (IKADI DIY)

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ุนูŽุฒููŠุฒู ุงู„ู’ุบูŽูู‘ูŽุงุฑุŒ ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุชู‘ูŽุงุฑุŒ ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจูŽ ูˆูŽูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ู ุงู„ู’ุงูุนู’ุชูุฐูŽุงุฑ.
ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ูŠูŽุจู’ุณูุทู ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ู„ููŠูŽุชููˆู’ุจูŽ ู…ูุณููŠู’ุกู ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุฃูู…ู‘ูŽุชูŽู‡ู ุจูุงู„ู’ุฅููƒู’ุซูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุงูุณู’ุชูุบู’ููŽุงุฑ.
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุดูŽูููŠู’ุนูู†ูŽุง ูˆูŽู‚ูุฑู‘ูŽุฉู ุฃูŽุนู’ูŠูู†ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽุงุฑูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽู‡ู’ุฌูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆูู…ู ุชูุญู’ู…ูŽู„ู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑ .
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ›
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰: ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ู: ยซ ู‚ูู„ู’ ูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏููŠูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃูŽุณู’ุฑูŽูููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููุณูู‡ูู…ู’ ู„ูŽุง ุชูŽู‚ู’ู†ูŽุทููˆุง ู…ูู†ู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูู†ููˆุจูŽ ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู ยป

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sudah menjadi fitrah manusia untuk melakukan dosa. Tidak ada seorangpun yang tidak pernah melakukan dosa, kecuali para Nabi dan Rasul yang maโ€™shum. Manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi untuk melakukan ketaatan dan juga berpotensi untuk jatuh pada kemaksiatan. Dia bukan malaikat yang seluruh hidupnya diisi dengan ibadah, dan bukan iblis yang selalu ingkar dan bermaksiat. Rasulullah menjelaskan hakikat ini dalam sabdanya:

ูƒูู„ู‘ู ุงุจู’ู†ู ุขุฏูŽู…ูŽ ุฎูŽุทู‘ูŽุงุกูŒ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุฆููŠู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู‘ูŽุงุจููˆู†ูŽ

“Setiap anak Adam itu selalu berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang banyak bertaubat.” (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Oleh karena itu, Allah selalu membukakan pintu taubat untuk siapapun yang mau meminta ampun kepada Allah. Banyak sekali ayat dan hadis yang menjelaskan hal ini. Diantaranya sabda Rasulullah Saw.

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ูŠูŽุจู’ุณูุทู ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ู„ููŠูŽุชููˆุจูŽ ู…ูุณููŠุกู ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ูˆูŽูŠูŽุจู’ุณูุทู ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุจูุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู„ููŠูŽุชููˆุจูŽ ู…ูุณููŠุกู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ู…ูู†ู’ ู…ูŽุบู’ุฑูุจูู‡ูŽุง

“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla merentangkan tangannya pada malam hari agar orang yang berdosa pada siang hari bertaubat. Dan Allah merentangkan tangannya pada siang hari agar orang yang berdosa pada malam hari bertaubat, hingga matahari terbit dari barat. (HR. Muslim)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Walaupun dosa adalah hal yang melekat pada diri manusia, namun kita tidak boleh meremehkan masalah ini. Misalnya dengan sengaja terus menerus menumpuk-numpuk dosa dan berkubang dengan kemaksiatan. Sebagai seorang Muslim, kita tetap diperintahkan untuk semampu kita meninggalkan dosa dan kemaksiatan. Untuk berusaha dengan sungguh-sungguh meniti jalan kehidupan dengan berhati-hati, agar tidak terjerumus pada kemurkaan Allah.

Termasuk yang harus dijauhi dalam masalah dosa adalah al-Mujaharah atau terang-terangan dalam melakukan maksiat. Rasulullah bersabda:

ูƒูู„ู‘ู ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ ู…ูุนูŽุงูู‹ู‰ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู…ูุฌูŽุงู‡ูุฑููŠู†ูŽุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู…ูุฌูŽุงู‡ูŽุฑูŽุฉู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ุนูŽู…ูŽู„ู‹ุงุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูุตู’ุจูุญูŽ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุณูŽุชูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ูŽ: ูŠูŽุง ููู„ุงูŽู†ูุŒ ุนูŽู…ูู„ู’ุชู ุงู„ุจูŽุงุฑูุญูŽุฉูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽูƒูŽุฐูŽุงุŒ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุจูŽุงุชูŽ ูŠูŽุณู’ุชูุฑูู‡ู ุฑูŽุจู‘ูู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูุตู’ุจูุญู ูŠูŽูƒู’ุดููู ุณูุชู’ุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู

“Setiap umatku akan mendapat afiat, kecuali al-Mujahirun (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk dalam terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu. Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut. (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan mendapatkan afiat adalah diampuni dosanya. Demikian dijelaskan Syaikh Zakariya Al-Anshari dalam kitabnya Minhah Al-Bari. Artinya, diantara hal yang membuat seseorang tidak mendapatkan ampunan Allah atas dosa yang dilakukan, adalah karena melakukan al-Mujaharah, yaitu terang-terangan dan menampak-nampakkan kemaksiatan yang dilakukan.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Lalu, apa saja perbuatan yang termasuk dalam al-Mujaharah dalam melakukan kemaksiatan?

Yang Pertama; orang yang melakukan maksiat secara terang-terangan di hadapan manusia. Ia memamerkan dosa yang dilakukan tanpa rasa malu dan sungkan. Ia merasa bangga telah berani melanggar larangan Allah di depan banyak orang. Ini adalah tindakan yang sangat buruk dan tidak patut dilakukan. Seakan-akan ia menantang Allah dengan memamerkan maksiatnya. Sadarkah ia, siapa dirinya dan siapa Dzat yang ia tantang? Adakah orang yang berpikiran sehat berani menantang Allah Tuhan semesta alam?

Sangat disayangkan, bahwa fenomena ini banyak sekali kita lihat di zaman modern ini. Banyak orang melakukan kemaksiatan di layar kaca dan disaksikan oleh jutaan orang. Apalagi setelah era media sosial, sering kali kita melihat seorang Muslim yang terang-terangan meminum-minuman keras atau melakukan dosa besar lainnya di depan kamera, kemudian videonya diunggah di media sosial dan disaksikan ribuan orang.

Yang Kedua; sebagaimana yang disebut dalam hadis diatas. Yaitu seorang yang melakukan kemaksiatan pada malam hari dengan bersembunyi dan tidak dilihat orang. Akan tetapi, pada pagi harinya, ia menceritakan dosa yang dilakukannya kepada orang lain. Padahal Allah sudah menutup aibnya dari pandangan manusia. Namun, justru ia sendiri yang mengumbar aibnya tersebut.

Ketika dia menceritakan dosa yang dilakukannya, itu menunjukkan bahwa ia bangga dengan perbuatan tersebut. Inilah yang membuatnya tidak mendapatkan ampunan. Rasa bangga terhadap dosa adalah bentuk penentangan kepada Allah. Seharusnya, orang yang berdosa merasa malu dan merasa hina karena telah melanggar hak Allah. Akan tetapi, ia justru merasa dirinya hebat dan dengan sombong menceritakan dosa yang dilakukan kepada orang lain.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Perbuatan al-Mujaharah dalam melakukan maksiat mempunyai dampak yang sangat buruk, baik bagi pelakunya maupun bagi umat Islam secara umum. Bagi pelakunya, perbuatan itu membuatnya tercegah dari mendapatkan pengampunan Allah. Sedangkan bagi kaum muslimin yang lain, perbuatan itu menjadi motivasi untuk ikut melakukan dosa yang sama. Karena karakter manusia itu suka meniru orang lain. Apalagi jika yang melakukan dosa tersebut sosok public figure yang banyak dikenal dan disukai orang awam. Maka akan banyak orang yang mengikutinya dalam melakukan dosa yang sama. Hingga akhirnya, suatu kemaksiatan dan dosa besar dianggap hal yang wajar, karena dilakukan oleh banyak orang dalam masyarakat.

Walaupun melakukan dosa adalah hal wajar terjadi kepada manusia, tapi hendaknya kita tidak dengan sengaja menantang Allah dengan memamerkan dan menceritakan kemaksiatan yang kita lakukan. Hendaknya kita merasa malu dan bersedih hati karena tidak mampu mengendalikan nafsu kita dan kalah dari bisikan setan. Perasaan itulah yang akan memunculkan rasa menyesal dalam hati, sehingga akan mudah bagi kita untuk bertaubat dan meminta ampun kepada Allah. Dan dengannya kita berharap, semoga Allah akan mengampuni dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Terakhir, marilah kita simak wasiat Rasulullah Saw. dalam hadisnya berikut ini:

ุงูุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆุง ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฐููˆู’ุฑูŽุงุชู ุงู„ู‘ูŽุชููŠู’ ู†ูŽู‡ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽู„ูŽู…ู‘ูŽ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ููŽู„ู’ูŠูŽุณู’ุชูŽุชูุฑู’ ุจูุณูุชู’ุฑู ุงู„ู„ู‡

“Jauhilah oleh kalian kekotoran-kekotoran ini yang dilarang oleh Allah (yaitu dosa dan kemaksiatan). Dan barang siapa yang jatuh kepada salah satu dari hal tersebut, maka hendaklah ia menutupnya dengan penutup dari Allah.” (HR. Al-Hakim)

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ููŠ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ุนูŽู„ููŠู’ู…ู

Khutbah Kedua

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู‡ูŽุฏู ุฃูŽู† ู„ุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู
ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูุดูŽุฃู’ู†ูู‡ุŒ ูˆุฃูŽุดู‡ุฏู ุฃู†ู‘ูŽ ู†ูŽุจููŠู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูุญู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠ ุฅูู„ู‰ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡.
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ›
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูŽุทููŠู’ุนููˆู’ู‡ู ูููŠ ุงู„ุณู‘ูุฑู‘ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุฌู’ูˆูŽู‰.
ุซูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ููˆุง ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‡ูŽุงุฏููŠ ุงู„ู’ุจูŽุดููŠู’ุฑุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูุฑูŽุงุฌู ุงู„ู’ู…ูู†ููŠู’ุฑุŒ ู†ูŽุจููŠู‘ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽุงุญูุจู ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูŽุจููŠู’ุฑ. ููŽู‚ูŽุฏู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู: ยซุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹ยป
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ุงูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุฅู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽู€ุฌููŠู’ุฏุŒ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู€ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ุŒ ุฃูŽุจููŠู’ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ููŠู‘ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนูŽูŠู’ู†ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู‘ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูู…ูŽู†ู€ู‘ููƒูŽ ูˆูŽูƒูŽุฑูู…ููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ููŠู’ู†.
ุงูŽู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชูุŒ ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠู’ุนูŒ ู‚ูŽุฑููŠู’ุจูŒ ู…ูุฌููŠู’ุจู ุงู„ุฏู‘ูŽุนูŽูˆูŽุงุชุŒ ูˆูŽูŠูŽุง ู‚ูŽุงุถููŠูŽ ุงู„ู’ุญูŽุงุฌูŽุงุช.
ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุจูŽุฑูŽุตู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู†ููˆู†ู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูุฐูŽุงู…ู ูˆูŽู…ูู†ู’ ุณูŽูŠู‘ูุก ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ู‚ูŽุงู…ู.
ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุนูŽูู’ูˆูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุงูููŠูŽุฉุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุนูŽุงููŽุงุฉู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฆูู…ูŽุฉุŒ ูููŠ ุฏููŠู’ู†ูู†ูŽุง ูˆูŽุฏูู†ู’ูŠูŽุงู†ุงูŽ ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู†ุงูŽ.
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุงุณูุฑููŠู†ูŽ.
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู.
ูˆุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ.

Wallahu A’lam

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here