Ketika Para Kekasih Allah SWT Dibenci dan Dimusuhi

0
182

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽู‰ ู„ููŠ ูˆูŽู„ููŠู‘ู‹ุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ุขุฐูŽู†ู’ุชูู‡ู ุจูุงู„ู’ุญูŽุฑู’ุจู ูˆูŽู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽ ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ุนูŽุจู’ุฏููŠ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ู…ูู…ู‘ูŽุง ุงูู’ุชูŽุฑูŽุถู’ุชู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุนูŽุจู’ุฏููŠ ูŠูŽุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽุจู ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงููู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฃูุญูุจู‘ูŽู‡ู ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญู’ุจูŽุจู’ุชูู‡ู ูƒูู†ู’ุชู ุณูŽู…ู’ุนูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนู ุจูู‡ู ูˆูŽุจูŽุตูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูŠูุจู’ุตูุฑู ุจูู‡ู ูˆูŽูŠูŽุฏูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูŠูŽุจู’ุทูุดู ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูŠูŽู…ู’ุดููŠ ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ูŽู†ููŠ ู„ูŽุฃูุนู’ุทููŠูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุงุงุณู’ุชูŽุนูŽุงุฐูŽู†ููŠ ู„ูŽุฃูุนููŠุฐูŽู†ู‘ูŽู‡ู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, โ€˜Sesungguhnya Allah SWT berfirman, โ€œBarang siapa memusuhi wali-wali-Ku, maka Aku mengumandangkan perang kepadanya. Dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang paling Aku cintai, yaitu apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan seorang hamba-Ku senantiasa akn mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakan untuk mendengar. Penglihatannya yang digunakan untuk melihat, tangannya yang digunakan untuk berbuat, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Dan jika ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku melindunginya.โ€ (HR. Bukhari)

ยฉ๏ธ Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Ar-Riqaq, Bab At-Tawdhuโ€™, hadits no 6021. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, dalam Baqi Musnad Al-Anshar, hadits no 24997.

ยฎ๏ธ Hikmah Hadits :

1. Bahwa riwayat di atas merupakan hadits qudsi dimana Rasulullah SAW menyandarkan sabda beliau kepada Allah SWT. Secara bahasa, Qudsi berasal dari kata โ€œqudsโ€ yang berarti menyucikan Allah. Hadits Qudsi adalah hadis yang oleh Nabi Muhammad saw. disandarkan kepada Allah SWT. Maksudnya bahwa Nabi meriwayatkan apa yang disampaikannya tersebut merupakan kalam Allah. Maka Rasulullah SAW menjadi perawi kalam Allah ini, namun dengan menggunakan lafal Nabi sendiri. Diantara perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qurโ€™an adalah, bahwa Al-Quran baik lafal maupun maknanya dari Allah SWT. Maka Al-Qurโ€™an merupakan wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedangkan hadits qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah SAW. Sehingga Hadits qudsi merupakan wahyu dari sisi maknanya tetapi bukan dalam lafalnya.

2. Bahwa wali secara bahasa berarti dekat, pelindung, penjaga dan penolong. Dan yang dimaksud dalam hadits di atas adalah orang yang dekat dengan Allah SWT karena ia melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, oleh karenanya ia selalu dijaga dan dilindungi oleh Allah SWT. Wali Allah SWT adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa, serta mencintai amal shaleh. Berkenaan dengan wali, Allah SWT berfirman :

ุฃูŽู„ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุก ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู„ุงูŽ ุฎูŽูˆู’ููŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ุงูŽ ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุญู’ุฒูŽู†ููˆู†ูŽ ๏ดฟูฆูข๏ดพ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุงู’ ูˆูŽูƒูŽุงู†ููˆุงู’ ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ ๏ดฟูฆูฃ๏ดพ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS Yunus : 62 โ€“ 63)

3. Bahwa Allah SWT akan mengazab orang-orang yang membenci, memusuhi dan menyakiti para wali-wali-Nya. Bahkan dalam hadits di atas digambarkan bahwa Allah mengumumkan โ€œperangโ€ terhadap orang-orang yang memusuhi para wali-Nya. Karena memang pada dasarnya, setiap muslim โ€œwajibโ€ mencintai orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta kita juga โ€œwajibโ€ membenci orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman :

ู„ุงูŽ ุชูŽุฌูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ุงู‹ ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู’ู„ุขุฎูุฑู ูŠููˆูŽุงุฏู‘ููˆู†ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุญูŽุงุฏู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ููˆุง ุขุจูŽุงุกู‡ูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุจู’ู†ูŽุงุกุงุกู‡ูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ูˆู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ ุนูŽุดููŠุฑูŽุชูŽู‡ูู…ู’ ุฃููˆู’ู„ูŽุฆููƒูŽ ูƒูŽุชูŽุจูŽ ูููŠูŠ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู ุงู’ู„ุฅููŠู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽูŠู‘ูŽุฏูŽู‡ูู… ุจูุฑููˆุญู ู…ู‘ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽูŠูุฏู’ุฎูู„ูู‡ูู…ู’ ุฌูŽู†ู‘ูŽุงุชู ุชูŽุฌู’ุฑููŠ ู…ูู† ุชูŽุญู’ุชูู‡ูŽุง ุงู’ู„ุฃูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฑู ุฎูŽุงู„ูุฏููŠู†ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุถููˆุง ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃููˆู’ู„ูŽุฆููƒูŽ ุญูุฒู’ุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู„ุงูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุญูุฒู’ุจูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ ๏ดฟูขูข๏ดพ

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (QS. Al-Mujadilah : 22)

4. Bahwa hadits di atas juga menggambarkan tentang keutamaan para wali, yaitu orang yang beriman dan bertakwa serta dicintai Allah dan Rasul-Nya. Bahwa orang-orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya memiliki keistimewaan tersendiri, sebagaimana digambarkan dalam riwayat :

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู’ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ู†ูŽุงุฏูŽู‰ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŠูุญูุจู‘ู ููู„ูŽุงู†ู‹ุง ููŽุฃูŽุญู’ุจูุจู’ู‡ู ููŽูŠูุญูุจู‘ูู‡ู ุฌูุจู’ุฑููŠู„ู ููŽูŠูู†ูŽุงุฏููŠ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ู ูููŠ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูุญูุจู‘ู ููู„ูŽุงู†ู‹ุง ููŽุฃูŽุญูุจู‘ููˆู‡ู ููŽูŠูุญูุจู‘ูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠููˆุถูŽุนู ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ู‚ูŽุจููˆู„ู ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู (ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡)

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, โ€œJika Alah mencintai seorang hamba, Allah memanggil Jibril, lalu dikatakan kepadanya, โ€˜Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah dia.โ€™ Maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril menyeru penduduk langit, lalu berkata, โ€˜Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia, Maka penduduk langitpun mencintainya. Setelah itu dicintai di bumi.โ€ (Muttafaqun Alaih)

5. Bahwa kecintaan Allah didapatkan dengan cara melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seroang muslim, seperti ibadah-ibadah yang wajib, berupa shalat fardhu, puasa ramadhan, zakat fitran dan zakat mal, serta ibadah haji. Dan kecintaan Allah SWT dapat bertambah jika hamba-Nya melakukan amalan-amalan sunnah, seperti melakukan shalat-shalat sunnah, puasa sunnah, infak shadaqah sunnah, dsb. Sehingga tidak mungkin, seseorang mengaku sebagai waliyullah (baca ; wali Allah), namun secara lahiriyah ia meninggalkan shalat, atau bahkan melanggar syariah Allah SWT.

6. Makna penglihatan, pendengaran dst dalam hadtis di atas tidak boleh ditafsirkan bahwa Allah menyatu ke dalam tubuh hamba yang dicintai-Nya tersebut. Ini merupakan penafsiran yang salah. Menurut para ulama, penafsirannya adalah sebagai berikut :

a. Sebagian ulama berpendapat bahwa makna yang dimaksud dalam hadits di atas adalah โ€œAku (Allah SWT) menjaga penglihatan, pendengaran dan organ-organ tubuh lainnya agar tidak digunakannya untuk melakukan perbuatan maksiat, atau digunakan untuk melanggar syariah Allah SWT.โ€

b. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa hal tersebut merupakan โ€œkiasanโ€ bagi pertolongan dan dukungan Allah SWT kepada hamba yang dicintai-Nya.

7. Mustajabnya (baca ; mudah dikabulkan Allah) doa orang-orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Riwayat di atas dengan jelas mengatakan hal tersebut, โ€œJika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Dan jika ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku melindunginya.โ€ Oleh karenanya kita boleh saja berdoa dengan menggunakan wasilah (baca ; perantaraan) amal shaleh kita, atau juga berdoa dengan wasilah orang-orang shaleh yang ada di sekitar kita, yaitu dengan meminta agar mereka โ€œberkenanโ€ mendoakan kita. Maka sungguh, menyakiti para wali-wali Allah SWT, kekasih-kekasih Allah SWT, hamba-hamba Allah SWT merpakan perbuatan yang mendatangkan murka Allah SWT, karena berarti ia telah mengumandangkan perang terhadap Allah SWT. Naโ€™udzu billi min dzalik.

Wallahu A’lam

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here