Baca Shalawat dan Zikir Tujuan Ingin Memperbanyak Shalawat/Memperbanyak Pahala, Perkara Bid’ah?

0
362

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة

Ustadz.. Saya mau bertanya, membaca shalawat Nabi pada dzikir pagi petang, shalat fardhu (setelah dzikir syar’i) dan saat menjelang tidur masing-masing sebanyak 100 X dengan tujuan ingin memperbanyak shalawat/memperbanyak pahala, apakah Ini perkara bid’ah ? (Setio Prabowo-Bekasi)

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃


Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاتة

Bismillahirrahmanirrahim..

Memperbanyak shalawat adalah sunnah, bahkan memiliki keutamaan yang begitu dahsyat. Itu bukan bid’ah.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ “أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً”.

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ: “Manusia yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti adalah yang paling banyak shalawat kepadaku.” (HR. At Tirmidzi no. 484, At Tirmidzi berkata: hasan)

Maka, siapa pun yang bershalawat kepada Nabi ﷺ sebanyak-banyaknya baik 100, 1000, atau berapa pun tanpa ada batasan khusus, maka dia termasuk hadits ini.

Ada pula hadits khusus yang menyebut 100 kali. Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَن صلَّى علَيَّ في كل يوم مائة مرة قضى الله له مائة حاجة : سبعين منها لآخرته ، وثلاثين منها لدنياه

“Siapa yang shalawat kepadaku 100 kali dalam sehari, maka Allah Ta’ala akan penuhi 100 hajatnya: 70 hajat di akhirat dan 30 hajat di dunia. (HR. Ibnu Mandah. Al Hafizh Abu Musa menyatakan: hadits hasan. Lihat Ibnul Qayyim dalam Jala’ul Afham, hal. 509)

Sebagian ulama ada yang mendhaifkan hadits di atas, namun umumnya ulama tidak mempermasalahkan sebagai hujjah dalam perkara fadhailul a’mal.

Imam Al Hathab Al Maliki Rahimahullah:

اتفق العلماء على جواز العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال

“Para ulama telah sepakat bolehnya mengamalkan hadits dhaif dalam perkara fadhailul a’mal.” (Imam Al Hathab, Mawahib Al Jalil, 1/17)

Namun, pembolehan ini BERSYARAT, yaitu:

شرط العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال أن لا يكون شديد الضعف، وأن يدخل تحت أصل عام، وأن لا يعتقد سنيته بذلك الحديث

“Syarat mengamalkan hadits dhaif dalam urusan fadhailul a’mal, adalah:
– Kedhaifannya tidak terlalu
– Kandungannya masih sesuai nilai umum yang mendasar dalam Islam
– Tidak meyakini kesunahannya (dari Rasulullah) karena hadits itu.”
(Imam Khathib Asy Syarbini, Mughni Muhtaj, 1/194)

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here