๐๐๐บ๐๐บ๐๐
๐ Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi M.A
ููู ููู ููุชูููููููู ุนูููู ุงูููููู ูููููู ุญูุณูุจููู
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS At- Thalaq: 3)
Penjelasan
Imam Ahmad berkata dari Qais bin Al-Hajjaj dari Hanasy Ashanโani dari Abdullah bin Abbas bahwa ia menceritakan kepadanya pada suatu hari ia menunggang kuda di belakang Rasulullullah Saw, lalu Nabi Saw bersabda kepadanya:
ููุง ุบููุงูู ู! ุฅููููู ุฃูุนููููู ููู ููููู ูุงุชู: ุงุญูููุธู ุงูููู ููุญูููุธูููุ ุงูุญูููุธู ุงูููู ุชูุฌูุฏููู ุชูุฌูุงููููุ ุฅูุฐูุง ุณูุฃูููุชู ููุงุณูุฃููู ุงููููุ ููุฅูุฐูุง ุงุณูุชูุนูููุชู ููุงุณูุชูุนููู ุจุงูููููุ ููุงุนูููู ู ุฃูููู ุงูุฃูู ููุฉู ูููู ุงุฌูุชูู ูุนูุชู ุนูููู ุฃููู ููููููุนููููู ุจูุดูููุกู ููู ู ููููููุนููููู ุฅููุงูู ุจูุดูููุกู ููุฏู ููุชูุจููู ุงูููู ููููุ ููุฅููู ุงุฌูุชูู ูุนููุง ุนูููู ุฃููู ููุถูุฑูููููู ุจูุดูููุกู ููู ู ููุถูุฑูููููู ุฅููุงูู ุจูุดูููุกู ููุฏู ููุชูุจููู ุงูููู ุนูููููููุ ุฑูููุนูุชู ุงูุฃููููุงูู ู ููุฌููููุชู ุงูุตููุญููู )) ุฑูููุงูู ุงูุชููุฑูู ูุฐูู ููููุงูู: (( ุญูุฏูููุซู ุญูุณููู ุตูุญูููุญู ))ุ ููููู ุฑูููุงููุฉู ุบูููุฑู ุงูุชููุฑูู ูุฐูููู: (( ุงูุญูููุธู ุงูููู ุชูุฌูุฏููู ุฃูู ูุงู ูููุ ุชูุนูุฑูููู ุฅูููู ุงูููู ููู ุงูุฑููุฎูุงุกู ููุนูุฑููููู ููู ุงูุดููุฏููุฉูุ ููุงุนูููู ู ุฃูููู ู ูุง ุฃูุฎูุทูุฃููู ููู ู ูููููู ููููุตูููุจูููุ ููู ูุง ุฃูุตูุงุจููู ููู ูููููู ููููุฎูุทูุฆูููุ ููุงุนูููู ู ุฃูููู ุงููููุตูุฑู ู ูุนู ุงูุตููุจูุฑูุ ููุฃูููู ุงูููุฑูุฌู ู ูุนู ุงูููุฑูุจูุ ููุฃูููู ู ูุนู ุงูุนูุณูุฑู ููุณูุฑุงู ))
“Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Dalam riwayat selain riwayat Tirmidzi,
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di saat senang, niscaya Allah mengenalmu di saat susah. Ketahuilah, bahwa apa saja yang luput darimu, maka tidak akan pernah menimpamu. Dan apa yang menimpamu, maka tidak akan pernah luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.โ
[HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1:293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14:408. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syuโaib Al-Arnauth dalam tahqiqnya terhadap Musnad Imam Ahmad menyatakan bahwa hadits ini sanadnya kuat].
Dari Thariq bin Siyab dari Abdullah bin Masโud ia berkata, Rasulullah Saw bersabda,
“Barangsiapa yang terdesak kebutuhan lalu mengadu kepada manusia, maka sangat layak kebutuhannya itu tidak mendapat kemudahan. Dan barang siapa yang mengadukan kepada Allah, niscaya Allah akan menganugerahkan rezeki yang cepat atau kematian yang lambat.”
Didalam tafsir Al-Lubab disebutkan, “Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah SWT setelah berupaya maksimal niscaya Allah akan mencukupi keperluannya, antara lain ketenangan hidup di dunia dan akhirat.”
Al-Baidhowi berkata, “Siapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Allah mencukupkannya apa yang membuatnya gelisah. Melakukan sebab untuk meraih sesuatu tidak menafikan tawakkal, karena kita diperintahkan untuk mengambil sebab dalam meraih sesuatu dan kita dilarang untuk bersandar kepadanya.”
Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu โanhu, Nabi shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
ูููู ุฃููููููู ู ุชูุชููููููููููู ุนูููู ุงูููููู ุญูููู ุชูููููููููู ููุฑูุฒูููููู ู ููู ูุง ููุฑูุฒููู ุงูุทููููุฑู ุชูุบูุฏูู ุฎูู ูุงุตุงู ููุชูุฑููุญู ุจูุทูุงูุงู
โSeandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad).
Prof. Dr. Umar bin Abdullah Al-Muqbil berkata, “Siapa yang bertawakkal kepada Tuhannya, menjadikannya sebagai pelindung, baik perkara agama dan dunianya; maksudnya ia menjadikan Allah sebagai tempat bersandar dalam meraih kemaslahatan dan menolak mudharat dan menjalani jalan-jalan yang menyampaikan dirinya ke sana, disertai dengan keyakinan dan kepercayaan penuh bahwa ia akan dimudahkan, maka kalimat, ‘Niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya,’ maksudnya Allah yang akan mencukupi terhadap hal yang ia sandarkan.”
Dr Muhammad Sulaiman Al-Asqor berkata, “Barangsiapa yang mempercayakan Allah dalam apa yang ia serahkan kepada-Nya niscaya Allah akan memberinya apa yang ia harapkan.”
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata:
โDan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah,โ dalam urusan agama dan dunianya dengan bergantung sepenuhnya kepada Allah dengan maksud untuk mendapatkan apa-apa yang bermanfaat dan menghindari apa-apa yang mudarat, serta percaya sepenuhnya kepada Allah, bahwa ia akan diberi kemudahan, ‘Niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.’ Maksudnya, Allah akan mencukupi keperluan yang disandarkannya kepada Allah. Dan ketika suatu urusan berada dalam tanggungan Yang Maha.Kaya, Maha Kuat, Maha Perkasa lagi Penyayang, maka Dia paling dekat dengan hamba-Nya melebihi segala sesuatu. Hanya saja mungkin hikmah ilahi mengharuskan pemberian itu ditunda sampai waktu yang tepat bagi hamba yang bersangkutan. Karena itu Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Allah pasti mewujudkan urusan (yang dikehendaki)-Nya.’ Maksudnya, keputusan dan ketetapa-Nya pasti berlaku, hanya saja Allah menciptakan ‘ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.’ Yaitu waktu dan ketentuan yang tidak akan terlampaui dan kurang darinya.”
Berikut penjelasan beberapa ulama tentang hakikat tawakkal
Al Imam Ahmad berkata, โTawakkal adalah amal hati. Maknanya tawakkal merupakan amal hati yang tidak bisa diucapkan dengan lisan, juga bukan amal jawarih, juga bukan termasuk ilmu pengetahuan.”
Saโad berkata, “Tawakkal artinya melepaskan diri bersama kehendak Allah.”
Bisyr Al Hafy berkata, “Ada yang berkata aku tawakkal kepada Allah, namun dia dusta terhadap Allah. Andaikata dia benar bertawakkal kepada-Nya, tentu dia ridha terhadap yang dilakukan Allah terhadap dirinya.”
Yahya bin Muadz pernah ditanya, “Kapankah seseorang bisa disebut orang yang bertawakkal? Jika dia ridha terhadap Allah sebagai pelindungnya.”
Dzun Nun berkata, “Tawakkal adalah melepaskan berbagai sesembahan dan memotong segala sebab. Memotong sebab artinya tidak bergantung kepada sebab.”
Abu Thurab An-Nakhsyaby berkata, “Tawakkal adalah menghempaskan badan dalam ubudiyah dan mengaitkan hati dengan rububiyah dan ketenangan hati terhadap kecukupan yang diberikan kepadanya, jika diberi dia bersyukur dan ditahan dia bersabar.”
Sahl pernah ditanya tentang tawakkal, maka dia menjawab, “Hati yang hidup bersama Allah tanpa ada hubungan dengan yang lain.”
Abu Ali Daqoq berkata, “Tawakkal itu ada tiga tingkatan: Tawakkal itu sendiri, berserah diri, kemudian pasrah. Orang yang tawakkal merasa tenang karena ada janji Allah, orang yang berserah diri cukup dengan pengetahuan Allah dan orang yang pasrah ridha terhadap hikmah Allah.”
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang selalu berserah diri kepada-Nya dalam keadaan apapun dan yakin dengan pertolongan-Nya.
๐๐๐บ๐๐บ๐๐
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130