๐๐๐ธ๐๐๐ธ๐๐๐ธ
Pertanyaan
ุงูุณูุงู ุนูููู ูุฑุญู ุฉ ุงููู ูุจุฑูุงุชู
Ustadz izin bertanya… Boleh apa tidak klo aqiqah untk laki2 tdk langsung 2 kambing. Akan tetapi beli 1 dulu kemudian d bagi kn nnt klo ada uang nya beli 1 lg. Mohon pencerahan nya. Trimksh banyak. Wassalamu’alaikum..ย A38
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
ููุนูููููููู ู ุงูุณูููุงูู ู ููุฑูุญูู ูุฉู ุงูููู ููุจูุฑูููุงุชููู
Satu ekor sudah cukup, tidak usah dipaksakan dua ekor jika memang tidak ada.
Kita perhatikan hadits berikut ini:
1. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma:
ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนูููู ุนููู ุงููุญูุณููู ููุงููุญูุณููููู ููุจูุดูุง ููุจูุดูุง
โBahwa dahulu Rasulullah ๏ทบ meng-aqiqahkan Hasan dan Husein masing-masing satu ekor kambing kibasy (domba).โ [1]
2. Dari Ummu Kurzin Radhiallahu โAnha, katanya:
ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนููู ุงููุบูููุงู ู ุดูุงุชูุงูู ู ูููุงููุฃูุชูุงูู ููุนููู ุงููุฌูุงุฑูููุฉู ุดูุงุฉู
โRasulullah ๏ทบ bersabda, bahwa untuk anak laki-laki adalah dua kambing yang sepadan, dan bagi anak perempuan adalah satu ekor kambing.โ [2]
Penjelasan:
Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma di atas, Imam Malik Rahimahullah mengatakan TIDAK ADA BEDA antara bayi laki-laki dan perempuan. Keduanya sama-sama satu ekor. Ini juga pendapat Ibnu Umar, Urwah bin Zubeir, dan lainnya. [3]
Umumnya ulama menyatakan bahwa hadits di atas saling melengkapi, dan disimpulkan bahwa SATU EKOR buat bayi laki-laki adalah SAH, namun DUA EKOR adalah afdhal (lebih utama), mustahab (disukai), dan itu sunnah, bukan wajib dua ekor, dan bukan pula syarat sahnya aqiqah. [4]
Demikian. Wallahu a’lam
Notes:
[1] Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud (Kairo: Dar Ibn al Jauzi, 2011), no hadits. 2841. Dishahihkan oleh Abdu al Haq dan Ibnu Daqiq al โId. (Al Hafizh Ibnu Hajar, At Talkhish al Habir No. 1983)
[2] Imam at Tirmidzi, Sunan at Tirmidzi (Kairo: Dar Ibn al jauzi, 2011), no hadits. 1550. Dishahihkan oleh Syaikh Syuโiab Al Arnaโuth. (Taโliq Musnad Ahmad, 45/116, no. 45166)
[3] Imam Abu Thayyib Syamsu al โAzhim, โAun al Maโbud (Kairo: Dar Ibn al Jauzi, 2016), jilid. 5, hal. 255
[4] Ibid. Lihat juga Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqh as Sunnah (Beirut: Dar al Kitab al โArabi, 1977), jilid. 3, hal. 328. Lihat juga
Imam asy Syaukani, Nail al Authar (Kairo: Dar Ibn al Jauzi, 2012), jilid. 3, hal. 174-175
Wallahu aโlam.
๐๐๐ธ๐๐๐ธ๐๐๐ธ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678