📝 Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
Masalah mengenai bacaan al-Fatihah di dalam shalat Kusuf ini sangat penting untuk diangkat mengingat ada perbedaan di kalangan ulama madzhab yang empat, yakni dalam hal ini tentang bacaan al-Fatihah setelah ruku’ pertama dari masing-masing raka’at. Sebagaimana diketahui bahwa shalat sunnah Kusuf ini walaupun dilaksanakan dengan dua raka’at, namun ia terdiri dari empat kali ruku’, yaitu dengan menambahkan masing-masing satu ruku’ pada setiap raka’at. Sebagaimana riwayat yang disampaikan oleh al-Bukhari di dalam Shahihnya, dari ‘Aisyah ra. bahwa ia pernah bercerita: “Terjadi gerhana matahari pada saat hidupnya Rasulullah saw., Beliau keluar ke masjid lalu berbaris bersama manusia di belakangnya, lalu beliau takbir, lalu membaca surat dengan panjang (lama), lalu beliau takbir dan ruku’ dengan ruku’ yang lama, lalu bangun dan berkata: ‘sami’allahu li man hamidah’, lalu beliau berdiri lagi tanpa sujud, kemudian beliau membaca lagi dengan yang panjang namun lebih pendek dari bacaan yang pertama. Beliau kemudian bertakbir, lalu ruku’ dengan ruku’ yang lama yang lebih pendek dari ruku’ yang pertama, lalu mengucapkan: ‘sami’allahu li man hamidah, Rabbana wa lakal-hamd’, kemudian beliau sujud. Kemudian melakukan pada rakaat terakhir (kedua) seperti itu juga sehingga sempurnalah empat kali ruku’ dalam empat kali sujud. Lalu, matahari telah terang sebelum beliau bubar.”
Berbeda dengan madzhab Hanafi, di mana cara pelaksanaan shalat Kusuf ini sama seperti shalat pada umumnya, yaitu dua raka’at dengan masing-masing raka’at terdiri dari satu kali ruku’ dan dua kali sujud, sebagaimana dapat kita baca penjelasan Muhammad as-Sarkhasi (w. 483 H) di dalam al-Mabsuth. Kemudian yang menjadi perbedaan di kalangan ulama yang menetapkan bahwa ia terdiri dari empat kali ruku’ adalah apakah al-Fatihah juga dibaca setelah ruku’ yang kedua ataukah tidak.
Di dalam madzhab Syafi’i, al-Fatihah tetap dibaca setelah ruku’ kedua pada masing-masing raka’at. Penjelasan ini salah satunya dapat kita lihat di dalam al-Umm karya Imam asy-Syafi’i (w. 204 H) sendiri. Riwayat ‘Aisyah ra. sendiri sebenarnya hanya menyebutkan perbedaan antara banyaknya ayat-ayat yang dibaca setelah al-Fatihah antara bacaan pertama dan kedua dalam raka’at pertama, serta bacaan ketiga dan keempat dalam raka’at kedua. Bukan menyebutkan bahwa al-Fatihah hanya dibaca pada bacaan pertama dan ketiga saja. Wallahu a’lam.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678