Ustadz Menjawab
Sabtu, 08 September 2018
Ustadz Farid Nu’man Hasan
Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah
…suami saya berpoligami. Awalnya saya hidup serumah dengan madu.namun karena banyak perbedaan maka kami memutuskan untuk berbeda rumah. Belakangan ini saya merasa perbedaan diantara saya dan madu saya semakin banyak sehingga saya meminta madu saya untuk tidak menemui saya&anak2 lagi(melainkan hanya pada acara2 khusus seperti hari raya dsb saja)
Saya tidak ingin memutus silaturahim dengan beliau namun hanya hal ini hanya untuk kemaslahatan (saya khawatir setiap perjumpaan kami hanya akan mengotori hati saya).
Pertanyaan saya ,
berdosakah saya ?
Jawaban
————–
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته
Memutuskan hubungan dan pertemuan dgn seseorang, termasuk dosa besar. Dalam hadits Bukhari Muslim dikatakan tidak akan masuk surga. Dalam hadits Ibnu Majah dikatakan shalatnya tidak akan diterima.
Kapankah boleh “memutuskan?” Ada keadaan kita boleh memutuskan seseorang Jika dia punya keburukan sisi aqidah, akhlak, atau lainnya, yg jika kita tetap berhubungan dgnnya maka berbahaya. Saat itulah boleh diputus sebagai bentuk nasihat bagi diri org tsb.
Untuk kasus yg ditanyakan, silahkan dipertimbangkan sudah masuk kategori yg manakah ? Apakah sebabnya hanya kekesalan semata, atau ada sebab-sebab keburukan yg memang layak baginya utk diboikot ..?
Wallahu a’lam.