๐ Ada yang mengatakan liqo-liqo bukanlah metode Rasulullah โShallallahu ‘Alaihi wa Sallamโ
๐ Ini merupakan salah berpikir tingkat berat. Sebab, liqo itu bukan ibadah ritual yang sifatnya tauqifi, yang aturan bakunya harus sama persis Nabi โShallallahu ‘Alaihi wa Sallamโ dan berasal darinya.
๐ Liqo hanyalah metode pendidikan dan pembinaan, yang kompromis dengan situasi dan zaman.
๐ Sehingga, masalah ini bukan pada tempatnya menanyakan โ”adakah dalil liqo?”โ
๐ Tapi masalah ini lebih pada kaidah โ”adakah larangannya?”โ Sebab, masalah metodologi adalah masalah duniawi yang fleksibel dan bisa dikembangkan, selama tidak ada pelanggaran khusus terhadap syariat
๐ Masalah-masalah teknis di mana syariat tidak membahas secara khusus, adalah zona โma’fu ‘anhuโ (dimaafkan), sebagai rahmat Allah Ta’ala kepada hambanya.
๐ Imam Muhammad At Tamimi โRahimahullahโ menjelaskan:
ุฃู ูู ุดูุก ุณูุช ุนูู ุงูุดุงุฑุน ููู ุนูู ูุง ูุญู ูุฃุญุฏ ุฃู ูุญุฑู ู ุฃู ููุฌุจู ุฃู ูุณุชุญุจู ุฃู ููุฑูู
โSesungguhnya segala sesuatu yang didiamkan oleh Syariโ (pembuat Syariat) maka hal itu dimaafkan, dan tidak boleh bagi seorang pun untuk mengharamkan, atau mewajibkan, atau menyunnahkan, atau memakruhkan.โ โ(Imam Muhammad At Tamimi, Arbaโu Qawaid Taduru al Ahkam โAlaiha, Hal. 3. Maktabah Al Misykah)โ
๐ Imam Ibnul Qayyim โRahimahullahโ mengatakan:
ููู ุณุจุญุงูู ูู ุณูุช ุนู ุฅุจุงุญุฉ ุฐูู ูุชุญุฑูู ู ููุงู ุฐูู ุนููุง ูุง ูุฌูุฒ ุงูุญูู ุจุชุญุฑูู ู ูุฅุจุทุงูู ูุฅู ุงูุญูุงู ู ุง ุฃุญูู ุงููู ูุงูุญุฑุงู ู ุง ุญุฑู ู ูู ุง ุณูุช ุนูู ููู ุนูู ููู ุดุฑุท ูุนูุฏ ูู ุนุงู ูุฉ ุณูุช ุนููุง ูุฅูู ูุง ูุฌูุฒ ุงูููู ุจุชุญุฑูู ูุง ูุฅูู ุณูุช ุนููุง ุฑุญู ุฉ ู ูู ู ู ุบูุฑ ูุณูุงู ูุฅูู ุงู
Dia โ โSubhanahu wa Taโalaโ- seandainya mendiamkan tentang kebolehan dan keharaman sesuatu, tetapi memaafkan hal itu, maka tidak boleh menghukuminya dengan haram dan membatilkannya, karena halal adalah apa-apa yang Allah halalkan, dan haram adalah apa-apa yang Allah haramkan, dan apa-apa yang Dia diamkan maka itu dimaafkan. Jadi, semua syarat, perjanjian, dan muamalah yang didiamkan oleh syariat, maka tidak boleh mengatakannya haram, karena mendiamkan hal itu merupakan kasih sayang dariNya, bukan karena lupa dan membiarkannya. โ(Iโlamul Muwaqiโin, 1/344-345)โ
๐ Sungguh mengherankan orang yang tidak memahami ini. Selalu mencari kesalahan saudara sesama muslimnya. Masih bagus jika itu memang benar-benar salah, tapi ini lebih pada asumsi dan halusinasinya sendiri.
๐ Imam Muhammad bin Sirin โRahimahullahโ berkata:
ุฅููู ุฃูุซุฑ ุงููุงุณ ุฎุทุงูุง ุฃูุซุฑูู ุฐูุฑูุง ูุฎุทุงูุง ุงููุงุณ
โSesungguhnya manusia paling banyak kesalahannya adalah manusia yang banyak menyebut kesalahan orang lain.โ โ(Ibnu Abi Dunya, Ash Shamtu wa Adabul Lisan, Hal. 104)โ
๐ Kemudian, bukan hanya itu, perjenjangan dalam Liqo juga disalahkannya. Benarkah itu kesalahan?
๐ Imam Al Bukhari membuat bab:
ุจูุงุจ ู ููู ุฎูุตูู ุจูุงููุนูููู ู ููููู ูุง ุฏูููู ููููู ู ููุฑูุงููููุฉู ุฃููู ููุง ููููููู ููุง
โBab manusia yang mengkhususkan ilmu kepada sebuah kaum tapi tidak pada kaum lainnya khawatir mereka tidak memahaminya.โ โ(Shahih Al Bukhari, Kitabul โIlmi)โ
๐ Dalam Bab ini, terdapat dialog antara Nabi โShallallahu โAlaihi wa Sallamโ dengan Muโadz bin Jabal โRadhiallahu โAnhu.โ Beliau bersabda:
ู ูุง ู ููู ุฃูุญูุฏู ููุดูููุฏู ุฃููู ููุง ุฅููููู ุฅููููุง ุงูููููู ููุฃูููู ู ูุญูู ููุฏูุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตูุฏูููุง ู ููู ููููุจููู ุฅููููุง ุญูุฑููู ููู ุงูููููู ุนูููู ุงููููุงุฑู ููุงูู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ุฃูููููุง ุฃูุฎูุจูุฑู ุจููู ุงููููุงุณู ููููุณูุชูุจูุดูุฑููุง ููุงูู ุฅูุฐูุง ููุชูููููููุง ููุฃูุฎูุจูุฑู ุจูููุง ู ูุนูุงุฐู ุนูููุฏู ู ูููุชููู ุชูุฃูุซููู ูุง
Tidaklah seseorang yang bersaksi tidak ada Ilah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah secara tulus dari hatinya, melainkan Allah akan haramkan neraka baginya. Muadz berkata: โWahai Rasulullah, apakah saya boleh sebarkan kabar gembira ini kepada manusia?โ Beliau bersabda: โJangan! Sebab nanti mereka akan bergantung saja pada hal itu.โ Muadz baru mengabarkannya sebelum kematiannya sebab khwatir dia berdosa jika tidak menyebarkannya. โ(HR. Bukhari No. 128)โ
๐ Dalam kitab yang sama, Imam Al Bukhari terdapat โโBab Al โIlmu Qabla Al Qaul wal โAmalโ,โ di sana terdapat keterangan ttg makna ayat Kuunuu โRabbaniyuunโ – jadilah kalian orang-orang yang Rabbani. (QS. Ali Imran: 79) menurut Abdullah bin Abbas โRadhiallahu โAnhumaโ sebagai berikut:
{ ููููููุง ุฑูุจููุงูููููููู }
ุญูููู
ูุงุกู ููููููุงุกู ููููููุงูู ุงูุฑููุจููุงููููู ุงูููุฐูู ููุฑูุจููู ุงููููุงุณู ุจูุตูุบูุงุฑู ุงููุนูููู
ู ููุจููู ููุจูุงุฑููู
(Jadilah kalian kaum yang Rabbani) yakni orang yang sabar dan berilmu, ada juga yang mengatakan: yaitu orang yang mendidik manusia dengan ilmu-ilmu yang kecil sebelum ilmu-ilmu yang besar. โ(Lihat Shahih Bukhari, Kitabul โIlmi)โ
๐ Maksud dari โmendidik manusia dengan ilmu-ilmu yang kecil sebelum ilmu-ilmu yang besarโ adalah โbi at tadriijโ โ dengan bertahap. โ(Fathul Bari, 1/121)โ
๐ Imam Al โAini mengatakan:
ุฃู ุงูุฐู ูุฑุจู ุงููุงุณ ุจุฌุฒุฆูุงุช ุงูุนูู ูุจู ูููุงุชู ุฃู ุจูุฑูุนู ูุจู ุฃุตููู ุฃู ุจู ูุฏู ุงุชู ูุจู ู ูุงุตุฏู
Yaitu orang yang mendidik manusia dengan bagian-bagian dari ilmu sebelum total keseluruhannya, atau mengajarkan yang cabang-cabang sebelum yang pokoknya, atau mengajarkan pengantarnya sebelum isi utamanya. โ(โUmadatul Qari, 2/487)โ
๐ Imam Al Munawi mengatakan tentang makna Tarbiyah:
ุงูุชุฑุจูุฉ ุฅูุดุงุก ุงูุดูุก ุญุงูุง ูุญุงูุง ุฅูู ุญุฏ ุงูุชู ุงู
Tarbiyah adalah mengembangkan sesuatu dari satu keadaan kepada keadaan berikutnya sampai batas sempurna. โ(At Taโaariif, Hal. 169. Darul Fikr)โ
๐ Syaikh Muhammad Shalih Al Munajid โHafizhahullahโ bercerita tentang Syaikh Muhammad bin Ibrahim โRahimahullahโ โ mantan Mufti Kerajaan Arab Saudi, dan guru dari Syaikh Abdul Aziz bin Baaz:
โ”Beliau Rahimahullah memiliki tiga majelis, mengajar tiga mustawayat (tingkatan), untuk penuntut ilmu yang sudah lama satu pelajaran, untuk yang pertengahan satu pelajaran, dan untuk penuntut ilmu yang pemula juga satu pelajaran, dan jika beliau melihat ada seorang penuntut ilmu yang baru lalu duduk di majlis penuntut ilmu yang lama, maka beliau akan mengusirnya dan membentaknya, seraya berkata: “Di sini bukan tempatmu, bukan dari sini kamu memulai, dan perkara ini bisa melahirkan rasa ujub (bagimu). “โ โ(Majmu’ah Muhammad Al Munajjid, Mawaaqif Tarbawiyah Muattsirah min Siyar Al Ulama, 33/29)โ
๐ Maka, begitu jelas bahwa marhalah dalam liqo tarbawi (membina), mengajak, dan memperbaiki manusia adalah masyruโ, serta benar menurut akal dan budaya manusia dan kehidupan.
๐ Alangkah mengherankan jika pentahapan dalam membina dan mendidik manusia dalam sebuah wadah organisasi daโwah, dunia pendidikan, dan lainnya, disebut sebagai penyimpangan.. โLaa hawlaa wa laa quwwata illa billah.โ
Wallahul Musta’an
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
Dipersembahkan oleh: manis.id
๐ฒSebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
๐ฑ Telegram: @majelismanis
๐ฅ Fans Page: @majelismanis
๐ฎ Twitter: @majelismanis
๐ธ Instagram: @majelismanis
๐น Play Store
๐ฑ Join Grup WA