Dan Nabi Saw Pun Enggan Memberikan Jabatan Kepada Yang Berambisi & Mengharapkan

0
82

Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

Hadits:

 عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ قَوْمِي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ أَمِّرْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَهُ، فَقَالَ إِنَّا لَا نُوَلِّي هَذَا مَنْ سَأَلَهُ وَلَا مَنْ حَرَصَ عَلَيْهِ (رواه البخاري)

Dari Abu Musa ra berkata, aku menemui Nabi Saw bersama dua orang dari kaumku.

Salah satu dari keduanya berkata ‘Wahai Rasulullah, jadikanlah kami pejabat (amir).’
Kemudian orang yang kedua juga mengatakan hal yang sama.

Maka Rasulullah Saw bersabda, “Kita tidak akan memberikan jabatan ini kepada orang-orang yang memintanya dan tidak juga kepada orang yang ambisi terhadapnya.” (HR. Bukhari)

Hikmah Hadits :

1. Kecenderungan manusia umumnya suka terhadap jabatan dan kedudukan. Karena secara lahiriyah, jabatan terlihat manis dan menyenangkan, bertaburan harta dan penghormatan, serta diwarnai dengan wibawa dan kemewahan.

Maka tidak heran, terkadang demi jabatan, banyak orang yang rela melakuka apa saja, termasuk perbuatan yang tercela, haram bahkan berbau kemusyrikan. Atau juga sekedar lobi, datang dan sowan, kepada tokoh dan panutan, atau juga melakukan pencitraan, demi mendapatkan jabatan.

2. Sementara hakikat dari jabatan itu sendiri adalah amanah yang sangat berat dari Allah Swt, yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dalam hisab yang panjang.

Disamping juga bahwa jabatan, penuh dengan tekanan dan jebakan, bahkan intrik saling menjelekkan dan menjatuhkan, yang apabila seseorang lemah iman, ia akan terperdaya dalam perangkap syaitan.

3. Maka Nabi Saw pun enggan memberikan jabatan kepada orang yang terperdaya dengan kemilau pesonanya, ambisi terhadap gemerlapnya, atau yang tergoda bias wibawa dan kemewahannya.

Karena mungkin umumnya orang yang ambisi, punya maksud dan niatan yang tersembunyi, yang menggelapkan niatan suci, demi semata keinginan pribadi.

4. Idealnya, jabatan dipegang oleh orang yang amanah, shiddiq dan fathanah, yang hati kecilnya menolak untuk memangkunya, namun ia ‘terpaksa’ memikulnya, karena beban dan amanah untuk dakwah, bukan karena ingin hidup mewah, namun karena amanah untuk menyelamatkan ummah.

Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab : 72)

Wallahu A’lam


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here