Materi Kajian ManisSiroh dan Tarikh

Gelombang Migrasi Yahudi 1870an yang Melemahkan Kekhilafahan Turki Utsmani

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Sampai dengan seperempat terakhir abad ke-19 tidak pernah ada wacana menjadikan Palestina sebagai tempat bagi Yahudi. Hal itu karena komunitas Yahudi telah sejak lama mendapat tempat sebagai minoritas di dalam wilayah Kekhilafahan Turki Utsmani dan bisa tinggal dimana saja, kecuali Palestina. Migrasi Yahudi pertama terjadi pada masa ⚠️ Sultan Bayezid II ketika mereka eksodus dari al-Andalus tahun 1492 yang dilepaskan oleh Emir Abu Abdillah Muhammad XI. ➡️ Masalah Andalusia menjadi masalah Turki Utsmani.

Faktor lain yang membuat mereka diterima di dalam wilayah Kekhilafahan Turki Utsmani adalah kecenderungan mereka untuk tidak memberontak sampai dengan waktu itu.

Perubahan baru terasa ketika mulai banyak Yahudi yang migrasi sebagai pengungsi pada ⚠️ Perang 93* karena di Eropa sedang merebak anti-Yahudi khususnya Russia dan Romania. Ketika Kaum Muslimin dari kedua negeri tersebut mengungsi ke wilayah Turki Utsmani, ikut bersama mereka seperti 4 abad sebelumnya, bangsa Yahudi. ➡️ Harus selalu waspada terhadap perkembangan zaman.

Namun kali ini, Yahudi asal Eropa Timur dan Balkan ini ingin tinggal di Palestina. Gelombang migrasi Yahudi itu terulang pada 1892, 1899, dan 1900 sehingga pemerintahan Sultan Abdülhamid II Han menempatkan mereka di Edirne, Siprus, dan Irak (Mesopotamia). Sebuah keputusan yang nantinya ketika Turki Utsmani kehilangan basis kekuatan di tempat-tempat itu, akan disesali juga. Namun, ⚠️ fokus utama kebijakan khalifah waktu itu adalah “yang penting” tidak masuk Palestina. ➡️ Perlunya mewaspadai strategi migrasi besar-besaran.

Salah satu efek dari meningkatnya migrasi Yahudi pada era ini adalah ⚠️ krisis ekonomi sepanjang dekade 1870. Sejarawan Dr. Rasit Gündoğdu penulis buku ini berpendapat bahwa Russia telah dengan sengaja mengusir Yahudi ke Turki Utsmani untuk membangkitkan ekonomi lawannya guna mengantisipasi perang selanjutnya. ⚠️ Bahkan beredar kabar bahwa ada juga pejabat korup Turki Utsmani yang bersedia membuka Palestina untuk migran Yahudi adalah membayar sejumlah uang. ➡️ Korupsi selalu menjadi ancaman pelemahan internal.

Gayung bersambut terhadap peluang korup itu dengan munculnya NGO seperti ⚠️ Colonization Union and Zion Lovers yang didanai oleh Baron de Rothschild untuk membuka perkampungan Yahudi di sekitar Palestina. Dengan kedok mengembangkan pertanian di daerah tandua, para koloni Yahudi itu membangun 30 kampung (Kibbutz) tanpa restu sultan. ⚠️ Korupsi yang merajalela dan merugikan masa depan Palestina itu berlangsung antara 1882 hingga 1908, ⚠️ setahun sebelum Sultan Abdülhamid II Han dimakzulkan oleh golongan Turki Muda yang juga sudah disponsori oleh Pergerakan Zionis sejak lahir di Paris. ➡️ Tidak semua yang kita lihat itu sesuai aslinya, banyak kedok lawan.

Setelah gelombang petani ini dianggap kurang efektif, muncul sosok Theodore Herzl dengan pandangan zionisme radikal dimana Yahudi sedunia harus punya negara di Palestina. Pemikiran itu sudah dia sebarkan sejak 1895 yaitu 2 tahun sebelum Kongres Zionis diluncurkan. Pada awalnya Herzl mendapatkan penolakan dari berbagai diplomat Jerman, Inggris, dan Turki Utsmani sekuler; bahkan ditolak keras oleh pusat kekuasaan Katolik Dunia di Vatikan. ⚠️ Herzel tidak pernah putus asa! ➡️ Vatikan pun kelam tunduk pada zionisme.

Theodore Herzl bahkan mendekati diplomat Austria yang bernama Michael de Newlinski untuk mendapatkan audiensi dengan Sultan Abdülhamid II Han pada Juni 1896 namun gagal walau sudah berada di İstanbul selama 10 hari. Newlinski yang meneruskan permohonan Herzel berupa janji ⚠️ membayar 20 juta Pounds untuk membeli Palestina ditambah janji untuk memutihkan hutang Kekhilafahan Turki Utsmani kepada institusi keuangan dunia. ⚠️ Hutang ini timbul dari krisis 1870 yang merupakan gabungan antara biaya perang dan biaya menampung migran Yahudi. Atas tawaran Herzl melalui Newlinski itulah, Sultan Abdülhamid II Han menjawab dengan pernyataannya yang legendaris namun kini secara lebih lengkap:

“Jika Herzl adalah temanmu, nasihati dia untuk tidak melangkah lagi (untuk membeli Palestina). Saya tidak menjual tanah, walau hanya satu inci, karena bukan milik saya (pribadi) melainkan milik bangsa (Ummat Islam). Bangsa ini telah menjaga Palestina dengan darah, dan (darah) itu akan kami persembahkan lagi sebelum lepas (ke tangan musuh).”

“Pasukan dari resimen Suriah dan Palestina semua syahid di Plevna dan semua teguh pada posnya di medan perang dan tak ada yang pulang (demikian kedekatan kami pada tanah Palestina). Negeri Turki Utsmani bukan milik saya, tetapi milik Ummat İslam. Saya tidak akan membiarkan Palestina lepas. Silakan Kaum Yahudi mengambil kembali jutaan (pounds) uangnya, karena kalau Turki Utsmani telah sirna mereka mungkin bisa mendapatkannya secara cuma-cuma! (sesuatu yang mustahil pada waktu itu)”

“Namun hanya badan kami yang dapat kalian cabik-cabik (bukan Palestina), saya tidak akan membiarkan badan yang masih hidup (Tanah Palestina) untuk kalian cabik-cabik!”

➡️ Perkataan Sultan Abdülhamid II Han yang dimuat pada buku ini adalah yang paling lengkap sependek pengetahuan saya.

Agung Waspodo

Depok, 20 Rabi’ul Aakhir 1441 Hijriyah

* War of 93 adalah istilah untuk Perang Russo-Turkish 1877-78 yang lebih populer di Turki Utsmani sebagai Perang 93 karena diambil dari tahun 1293 Hijriyah.

📚 Sultan Abdülhamid II – The Portrait of A Political Genius, pp. 150-52

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *