🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika
Menyampaikan kebenaran tugas kita sebagai orang beriman. Mengajak orang lain menuju jalan kebaikan menjadi tanggung jawab kita bersama, begitulah yang di ajarkan dalam Al Qur’an. Namun menjaga diri untuk bisa jadi teladan itu sebuah keharusan. Karena dakwah akan sulit diterima bila para pengusungnya tak memiliki keteladan.
Banyak di zaman sekarang orang bisa berdakwah apalagi ada sarana yang memadai seperti media yang saat ini siapa saja bisa memanfaatkannya. Dakwah itu tidak hanya sekedar mampu bicara di depan publik. Justru apa yang sudah disampaikan itu sudah dilaksanakan atau belum dalam kesehariannya? Pertanyaan ini menjadi poin penting bagi para pelaku dakwah. Sehingga keinginan menjadi lebih baik adalah keharusan.
Dakwah itu menggerakkan hati manusia. Ketika akan menggerakkan orang lain maka bermula dari diri kita sendiri juga harus mampu untuk beramal shalih. Itulah yang dinamakan keteladanan.
Keteladanan menjadi karakter dakwah Rasulullah dan telah diabadikan oleh Alquran. Allah berfirman :
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Sungguh telah ada di tengah kalian Rasulullah yang menjadi teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah, beriman kepada hari akhir dan banyak berzikir kepada Allah” ( 33 : 21)
Apalagi ketika membaca Qur’an surat As-Saff 61: Ayat 3 Allah SWT berfirman:
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Ada empat nasihat indah sekaligus amalan yang paling dicintai oleh beliau (Ibnu Abbas), sebagaimana yang dikutip Umar Abdul Al-Kafi dalam bukunya Afaatu al-Lisaan. Maka untuk para da’i berhati-hatilah.
Pertama, supaya umat Islam senantiasa berkata dalam hal yang bermanfaat, sehingga dengan keterjagaan lisannya, setiap ucapan yang keluar dari mulut mengandung hikmah dan ilmu yang bermanfaat.
Kedua, selain berkata dalam hal-hal yang bermanfaat, dia juga menekankan untuk bertutur kata yang baik dan sopan dan melarang untuk berbantah-bantahan dengan cara dan bahasa yang kasar.
Hal ini sejalan dengan syarat berdakwah yang baik, sebagaimana firman Allah SWT, ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an-Nahl [16]:125).
Ketiga, meminta kepada keluarga atau teman terdekat untuk selalu mengingatkan kita jika terdapat kesalahan dan kelakuan yang tidak mereka sukai. Begitupun dia menasihatkan untuk selalu gampang memaafkan kesalahan seseorang. Dengan saling mengoreksi dan gampang memaafkan, kita akan senantiasa sukses menjalin kekerabatan dengan siapapun.
Keempat, hendaklah bergaul dengan sesama dengan kelakuan yang baik dan yang mereka sukai, sebagaimana diri kita sendiri ingin digauli oleh orang lain dengan kelakuan yang baik dan yang kita sukai. Saling menghormati, mencintai, kelembutan, dan kesopanan merupakan fitrah yang paling dicintai oleh semua manusia.
Menjaga tutur agar lebih teratur.
Menjaga sikap penuh dengan adab.
Menjaga tabiat agar lebih bermartabat.
Berdakwah adalah kewajiban
Menyampaikan kebaikan penuh kesahajaan.
Senyum ramah menjadi kebiasaan.
Kasih sayang tak pernah ditinggalkan.
Begitulah sikap pemegang amanah dakwah.
Sehingga mudah mengajak orang lain menuju jalan berkah.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130