🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP
Timur Tengah secara umum berada di bawah Kekhilafahan Turki Utsmani dan semuanya lepas setelah Perang Dunia Pertama.
➡️ Jadi, para pembaca sejarah kekhilafahan terakhir ini tentu tidak bisa abai terhadap sejarah Perang Dunia Pertama.
Namun ada juga negeri yang lepas sebelum Perang Dunia Pertama meletus. Negeri yang pertama lepas dari Kekhilafahan Turki Utsmani adalah Mesir ketika Napoleon menguasainya tahun 1798. Negeri terakhir yang lepas sebelum Perang Dunia Pertama meletus, adalah Libya pada tahun 1911. Bahkan pada akhir Perang Dunia Pertama, kekhilafahan itu sendiri terhapus.
➡️ Jadi bisa dipahami bahwa Mesir itu kunci kebangkitan Islam di Timur Tengah, jika ia tidur atas memiliki pemimpin yang zhalim; maka kebangkitan Islam di wilayah ini masih jauh
Setelah Kekhilafahan Turki Utsmani dibubarkan oleh Mustafa Kemal dengan berdirinya Republik Turki (Türkiye Cumhuriyeti) tahun 1924, seluruh wilayah bekas kekhilafahan di Timur Tengah menjadi wilayah mandat Eropa (umumnya Inggris) sebelum kemerdekaan.
➡️ Kemerdekaan yang dimaksud tentunya menguntungkan Eropa karena berarti keluar dari Kekhilafahan Turki Utsmani yang sengaja mereka potretkan secara keji sebagai “Orang Sakit dari Eropa.” Namun bangsa Arab tidak menyadari akan hal itu.
Pergerakan nasionalistik elit Arab sebelum Perang Dunia Pertama dapat dilihat sebagai upaya untuk memerdekakan diri. Upaya ini muncul seiring dengan menguatnya sekulerisme di Türki Utsmani. Sejak 1870an, elit Arab di Suriah telah menggagas otonom di bawah sistem kekhilafahan.
Setelah kaum Turki Muda menggulingkan Sultan Abdülhamid II Han tahun 1908-1909, maka kekhilafahan praktis tinggal nama saja. Turki Muda yang diwakili oleh Paşalar (Enver Paşa, Djemal Büyük Paşa, dan Talat Paşa) memerintah sampai dengan 1914 menjelang meletusnya Perang Dunia Pertama. Pada masa 1908-1914 inilah aktivitas nasionalis serta proto-nasionalis menguat di Timur Tengah (dahulu disebut Timur Dekat, Near East). Salah satu penyebab utama suburnya pergerakan nasionalisme Arab ini adalah memburuknya hubungan antara elit Turki dan elit Arab. Ingat, masyarakat awam pada umumnya tidak atau belum merasakan polarisasi itu.
➡️ Sekulerisme yang telah menguat sejak era Tanzimat telah menyuburkan semangat Turki untuk Turki.
Revolusi Turki Muda pada tahun 1908 telah mengakhiri sistem monarki absolut era Sultan Abdülhamid II Han dengan menjanjikan sistem parlemen konstitusional. Gerakan Turki Muda disambut bak pahlawan oleh elit Arab karena menjanjikan keterwakilan provinsi-provinsi Arab pada parlemen Turki di İstanbul.
➡️ Siapa yang berkhianat, akan dikhianati.
Tidak terlalu lama, hubungan mesra antara Turki Muda dan elit Arab ini berakhir. Elit Arab mengira akan mendapatkan kesempatan memimpin serta kesetaraan, namun partai Committee of Union and Progress (CUP, İttihat ve Terakki Cemiyeti) kaum Turki Muda punya rencana lain.
Setelah CUP berhasil mengatasi kontra-revolusi oleh sisa pendukung Sultan Abdülhamid II Han pada bulan April 1909, maka kaum Turki Muda mempercepat proses Turanian. Turanian adalah proses Turkifisasi dimana seluruh pergerakan nasionalisme harus mengarah pada Turki-isme. Turki Muda masih mempertahankan hegemoni Turki Utsmani dengan cara men-Turki-kan semua orang di dalam wilayahnya secara paksa.
➡️ Berbeda dengan era Sultan Abdülhamid II Han di mana semua etnis dan bangsa diakui kemandiriannya di bawah kekhilafahan.
Para elit Arab merasa dikhianati dengan Turkifisasi ini, maka Perang Dunia Pertama merupakan kesempatan “emas” untuk Merdeka dengan cara berontak kepada kekuatan Eropa, khusunya Inggris dan Perancis.
Agung Waspodo, untuk lebih jelasnya memang teman-teman harus membaca sendiri bukunya.
Depok, 13 Dzul-Qa’dah 1440 Hijriyah
—
📚 Eliezer Tauber, The Arab Movements in World War I, Frank Cass, London: 1993.
* Selain Gerakan Wahhabi, sudah pernah beberapa kali. Saya mengikuti pendapat para ahli sejarah yang menamakan mereka ini Wahhabi, bukan Salafi, karena Salafi adalah kurun masa 3 generasi pertama Ummat İslam yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in.
➡️ Kalau sekedar nama, maka ratusan pesantren tradisional milik NU adalah pesantren salafiyah.
➡️ Ikhwanul Muslimin di Mesir juga menyebut dirinya da’wah salafiyah, thariqah sunniyah, dan haqiqah sufiyah.
Kalimat setelah tanda ➡️ ini adalah analisis atau pendapat saya atas data yang diajukan buku.
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow Media Sosial MANIS :
IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
FB: http://fb.com/majelismanis
TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







