Materi Kajian ManisMotivasi Islam

SETIAP MUSLIM PERLU BERJAMA’AH

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸŒΉ

πŸ“ Pemateri : Ustadz Satria Hadi Lubis

SETIAP muslim jangan sendirian. Ia perlu berjama’ah (ikut dalam sebuah kelompok/organisasi/gerakan Islam).

Dengan kelompoknya tersebut ia menebarkan dakwah yang rahmatan lil alamin.

Tidak menganggap kelompok dakwahnya saja yang benar, sedang kelompok dakwah yang lain salah, sehingga tidak terperangkap dalam perpecahan yang dilarang Allah SWT :

“Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan MERASA BANGGA dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. 30 ayat 31-32).

Kita jangan tertipu dengan merasa cukup menjadi muslim sendirian, hanya mengejar kesholihan pribadi saja.

Sebab yang dituntut oleh agama itu ada dua :

KESHOLIHAN PRIBADI DAN KESHOLIHAN BERJAMA’AH (ikut serta dalam sebuah kelompok/organisasi atau gerakan dakwah tertentu).

Kesholihan berjama’ah, salah satunya, didapat dengan mengikuti liqo’ (pengajian), sehingga posisi kita sedang didakwahi (menjadi mad’u).

Dengan hadir dan bertemu rutin di dalam pengajian dari sebuah kelompok Islam tertentu maka kita bisa merancang berbagai program bersama untuk kebaikan masyarakat yang lebih besar dan lebih luas, yang tidak bisa kita lakukan jika sendirian.

Bisnis saja butuh kerjasama agar bisa tumbuh besar, apatah lagi menjalankan misi agama yang skalanya jauh lebih besar.

Allah dan Rasul-Nya juga menyuruh kita berjama’ah dan melarang kita sendirian.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..” (Qs. 3 ayat 103).

“Hendaklah kalian berjama’ah dan jangan bercerai berai, karena syetan bersama dengan orang yang sendirian. Dan dengan dua orang itu lebih baik. Barangsiapa ingin masuk ke dalam surga maka hendaklah komitmen kepada jama’ah” (HR At-Tirmidzi).

”Dan saya perintahkan kepadamu lima hal dimana Allah memerintahkan hal tersebut: Mendengar, taat, jihad, hijrah dan jama’ah. Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan jama’ah sejengkal, maka telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali. Dan barangsiapa yang menyeru dengan seruan jahiliyah maka termasuk buih jahannam. Seseorang berkata:” Wahai Rasulullah, walaupun mengerjakan shalat dan puasa. Rasul SAW menjawab:”walaupun shalat dan puasa. Maka serulah dengan seruan Allah yang telah menamakanmu muslimin, mukminin hamba Allah” (HR Ahmad dan at-Turmudzi).

Ada yang berpendapat bahwa dalil berjama’ah di atas hanya wajib untuk jama’ah muslimin (jama’ah dari seluruh umat Islam saja), yakni jama’ah di jaman Nabi saw atau ketika nanti ada Khilafah (kepemimpinan tunggal) seperti di masa Rasulullah saw dan Khulafaur Rosyidin.

Kalau begitu pemahamannya berarti saat ini kita tak perlu berjama’ah. Lalu buat apa Rasulullah saw berjama’ah kalau saat ini kita tidak bisa meneladaninya dan harus menunggu khilafah yang entah kapan terwujudnya?

Tentu pendapat ini tak masuk akal dan dapat memperlemah upaya mewujudkan kekuatan Islam yang saat ini sedang lemah dan dikangkangi oleh musuh-musuhnya.

Kaum Islamophobia (pembenci Islam) paling takut dengan dua hal dari umat Islam : KEKUATAN AQIDAH dan PERSATUAN UMAT ISLAM, sehingga mereka berupaya memperlemah aqidah dan memecah belah umat Islam, agar orang Islam lebih suka memikirkan diri sendiri. Mengejar kesholihan pribadi saja, dan tidak mau berjama’ah.

Semestinya kita jangan khawatir berjama’ah karena menganggap kelompok Islam yang ada saat ini tidak ada yang sempurna.

Jangan takut dengan berbagai propaganda sesat bahwa berjama’ah itu berarti bid’ah, ta’ashub (fanatisme kelompok), radikal, partisan, intoleran, eksklusif, bahkan calon teroris, sehingga orang takut dan trauma untuk berjama’ah.

Itu cara kaum Islamaphobia untuk membuat umat Islam tak punya kekuatan bersama.Padahal yang benar adalah lengkapi kesholihan pribadi dengan kesholihan berjama’ah.

Oleh sebab itu, carilah kelompok/organisasi atau gerakan di antara sekian banyak jama’ah minal muslimin (jama’ah dari sebagian umat Islam) yang ada saat ini, yang menurut kita baik, yakni yang aqidahnya ahlus sunnah wal jama’ah, mengajarkan nilai-nilai Islam yang moderat, inklusif, dan integral (syamil) serta tidak radikal.

Jama’ah yang rahmatan lil alamiin. Yang MAU BEKERJASAMA antar jama’ah (kelompok) Islam. Lalu berbaktilah bersama kelompok tersebut untuk berdakwah dan menebarkan kebaikan.

Jangan ikuti jama’ah yang menganggap kelompoknya saja yang benar, sedang kelompok yang lain salah atau sesat. Yang tidak mau bekerjasama antar kelompok dakwah Islam.

Apalagi yang suka menjelekkan sampai mengkafirkan sesama muslim (takfiri).

Sebab jika kita hanya sholih secara pribadi tanpa punya kelompok alias berjama’ah berarti kita sebenarnya belum mengamalkan Islam secara bersama-sama (amal jama’i).

Kita masih egois dan induvidualistik karena hanya memikirkan kesholihan diri sendiri saja. Padahal masuk surga tidak bisa sendirian. Ada amal bersama yang akan dihisab kelak di akhirat.

Lagipula hal ini bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, serta prinsip Islam sebagai wihdatul ummah (umat yang satu).

“Sesungguhnya ini umatmu umat yang satu, dan aku adalah Rabmu, maka sembahlah Aku” (Qs. 21 ayat 92).

Renungkanlah..!
Jika kita cukup hanya sholih secara pribadi saja, lalu apa gunanya ibadah-ibadah yang mengingatkan kita tentang makna berjama’ah, seperti sholat berjama’ah di mesjid, ritual haji, bahkan zakat dan infaq?

Bukankah serigala hanya akan menerkam domba yang sendirian? Wallahua’lam

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow Media Sosial MANIS :

IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

FB: http://fb.com/majelismanis

TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *