Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
Ustadz… Saya mau bertanya. Apakah Nawaqidusy Syahadah (Pembatal-pembatal ke Islaman) tidak berlaku untuk pemimpin muslim yang dengan terang-terangan melakukan praktek-praktek kesyirikan?
Seperti ritual siram kembang tujuh rupa saat launching kendaraan atau pesawat?
Jazakallahu khair
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاتة
Jika seseorang melakukan tindakan yang:
– Jelas-jelas syiriknya, misal: menyembah kepada selain Allah, melakukan aktivitas ritual ibadah kepada selain Allah baik kepada bebatuan; menyembah matahari, bulan dan lainnya; dan tidak ada mawani’ (penghalang) untuk dikatakan musyrik, maka dia musyrik. Baik dilakukan warga atau pemimpinnya.
Imam Adz Dzahabi menjelaskan tentang makna syirik dalam kitab Al Kabaair:
أن يجعل لله ندا ويعبد غيره من حجر أو شجر أو شمس أو قمر أو نبي أو شيخ أو نجم أو ملك أو غير ذلك وهذا هو الشرك الأكبر الذي ذكره الله عز وجل قال الله تعالى: ” إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ” وقال تعالى: ” إن الشرك لظلم عظيم ” وقال تعالى: ” إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار ” . والآيات في ذلك كثيرة. فمن أشرك بالله ثم مات مشركاً فهو من أصحاب النار قطعاً كما أن من آمن بالله ومات مؤمناً فهو من أصحاب الجنة وَإِن عذب بالنَّار
“Yaitu menjadikan tandingan bagi Allah dan menyembah selain-Nya, seperti batu, pohon, matahari, bulan, nabi, syaikh (tokoh), bintang, malaikat, atau selain itu. Inilah syirik akbar (besar) yang disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta‘ala berfirman:
‘Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.’
(QS. An-Nisa: 48)
Dan Allah Ta‘ala berfirman:
‘Sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang besar.’ (QS. Luqman: 13)
Allah Ta‘ala berfirman:
‘Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sungguh Allah mengharamkan surga atasnya, dan tempat tinggalnya adalah neraka.’
(QS. Al-Ma’idah: 72)
Dan ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak. Maka, siapa yang berbuat syirik kepada Allah lalu mati dalam keadaan musyrik, maka dia adalah penghuni neraka secara pasti. Sebagaimana orang yang beriman kepada Allah dan mati dalam keadaan beriman, maka dia adalah penghuni surga — meskipun dia disiksa di neraka terlebih dahulu.”
Ada pun maksud mawani’ (penghalang) yang dengannya dia tidak dikatakan musyrik adalah: terpaksa atau dipaksa untuk melakukannya karena ancaman, pura-pura tapi hatinya tetap dalam keimanan. Ada pun “kebodohan” si pelakunya apakah termasuk mawani’ maka itu diperselisihkan ulama.
Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow Media Sosial MANIS :
IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
FB: http://fb.com/majelismanis
TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







