Empat Sifat Yang Tidak Tersentuh Api Neraka

0
81

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi MA

Surga dan neraka itu lebih dekat dari sandal yang kita pakai setiap hari. Allah memerintahkan kita meminta surga dan meraihnya dengan perkataan dan perbuatan yang baik. Begitu juga dengan neraka, Allah meminta kita untuk melindungi diri dan keluarga kita dari neraka, yang bahan bakarnya terbuat dari batu dan manusia.

Salah satu cara menghindari diri kita dari neraka adalah dengan menghiasi diri kita dengan empat sifat yang mulia, sebagaimana terdapat dalam hadist di bawah ini :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‎ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ

“Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram baginya tersentuh api neraka?” Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulallah!” Beliau menjawab: “(yang haram tersentuh api neraka adalah) orang yang Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.” (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

1. Yang pertama adalah Hayyin, yaitu orang yang tawadhu, tidak sombong, tidak merasa angkuh, tidak ujub.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga yaitu orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar semut kecil.” (HR. Muslim)

Orang yang sombong bukanlah orang yang berpakaian bagus, bersepatu mengkilat, tetapi orang yang sombong adalah orang yang selalu merendahkan orang lain dan orang yang tidak mau menerima kritik, saran dan masukkan; ia selalu merasa dirinya benar.

Bisa jadi seseorang yang berpenampilan biasa saja tetapi dari lisannya selalu keluar kata yang merendahkan orang lain dan ia tidak pernah mau menerima nasihat, maka ia adalah orang yang takabbur sebenarnya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).

2. Yang kedua adalah Layyin yaitu lembut dan tidak kasar.

Orang yang tidak tersentuh api neraka adalah orang yang lembut tutur kata dan prilakunya kepada sesamanya, tetangga, istri dan anak-anaknya, karena sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan dalam segala hal.

Tidaklah kelembutan berada dalam dalam sesuatu kecuali ia akan mempeindahnya, dan tidaklah kekasaran berada dalam sesuatu kecuali ia akan semakin memperburuknya.

Di antara contoh kelembutan sikap Rasulullah saw adalah ketika ada seorang Badui kencing di halaman masjid , lalu beliau berkata:

دَعُوهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءِ أَوْ ذَنُو بًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِشْتُمُ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَشُوا مُعَسِّرِيْنَ

“Biarkanlah dia! Tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit” (HR. Bukhari)

3. Yang ketiga adalah Qorib (dekat dengan manusia) : artinya, manusia merasa senang dekat dengannya karena akhlaknya yang mulia.

Pribadi yang qorib adalah dia adalah orang yang ramah; dia tidak segan untuk memberi salam, menyapa dan memberi salam terlebih dahulu, walau orang yang ia temui lebih muda darinya.

Dari Jabir ra Rasululullah shallahu alaihi wasallam bersabda:

عن جابر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((المؤمن يأْلَف ويُؤْلَف، ولا خير فيمن لا يأْلَف ولا يُؤْلَف)

“Seorang mukmin itu akrab dan diakrabi orang, maka tiada kebaikan pada orang yang tidak akrab dan tidak mau di akrabi orang.” (HR. Ahmad)

4. Yang keempat adalah sahl (mudah), yaitu mudah dalam menjual tidak terlalu banyak syarat, mudah dalam membeli dengan bertanya secukupnya, dan mudah dalam menagih hutang, yaitu jika orang yang memilki hutang belum sanggup membayarnya maka ia memberikan tempo.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً سَمْحًا إِذَا بَاعَ ، وَإِذَا اشْتَرَى ، وَإِذَا اقْتَضَى

“Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR. Bukhari no. 2076)

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here