🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Endri Nugraha Laksana, M.H.I(IKADI DIY)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَة، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللهَ كاَنَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ محُمَدَّاً رَسُوْلُ الله، خَاتَمَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْن. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)).
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala,
Diantara kasih sayang Allah subhanahu wata’ala kepada manusia adalah Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amalan manusia, sekecil apapun amalan tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ia adalah kebajikan, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (Qs. An-Nisaa’: 40)
Satu amalan dilakukan seorang hamba tidaklah Allah balas dengan satu pahala saja. Akan tetapi, Allah Subhanahu Wata’ala akan melipatkan pahala amalan tersebut, minimal sepuluh kali lipat, bahkan bisa mencapai tujuh ratus kali lipat. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat” (Hr. Muslim).
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala,
Selain kaidah dalam pemberian pahala seperti yang dijelaskan tersebut, dalam Alqur’an dan hadis Nabi dijelaskan bahwa terdapat beberapa amalan yang pahalanya dilipatgandakan lebih dari tujuh ratus kali lipat, yaitu dilipatkan tanpa batas. Apa sajakah amalan tersebut?
Yang pertama; Puasa.
Puasa yang dimaksud bisa berupa puasa wajib yaitu puasa Ramadhan maupun puasa sunnah. Kelebihan puasa dibandingkan ibadah yang lainnya adalah bahwa ia merupakan satu-satunya ibadah yang tidak teridentifikasi oleh orang lain. Jika sekelompok orang berkumpul di suatu tempat, maka tidak ada satu orangpun yang bisa memastikan siapa di antara mereka yang berpuasa, dan siapa yang tidak berpuasa. Ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang benar-benar dilandasi keikhlasan kepada Allah. Seandainya seseorang berpuasa bukan karena Allah, maka tidak mungkin ia terus menahan diri dari makan dan minum ketika sedang sendirian. Orang yang berpuasa benar-benar melakukan ibadah tersebut dengan kesadaran penuh, hanya untuk meraih ridha Allah. Karena tidak ada orang yang mengetahuinya, tidak ada orang yang memujinya, bahkan mungkin tidak ada orang yang empati dengan puasanya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam hadis Qudsi:
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ
“Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” (Hr. Al-Bukhari dan Muslim)
Karena keistimewaan inilah, maka Allah Subhanahu Wata’ala memberikan jaminan pahala bagi mereka yang berpuasa langsung dari-Nya. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
كُلُّ عَمَلٍ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمُ، فَإِنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
“Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (Hr. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua; Sabar.
Orang sering keliru memahami makna sabar. Sabar seringkali dipahami sebagai tindakan pasif, menerima apa adanya dan tidak melakukan apa-apa. Tentu saja pemahaman seperti ini tidaklah benar. Sabar, setidaknya meliputi tiga hal; yaitu sabar secara mental, sabar secara lisan dan sabar dalam perbuatan.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala,
Yang dimaksud sabar secara mental adalah meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup manusia sudah ditakdirkan Allah Subhanahu Wata’ala dan kemudian kita ridha dan ikhlas menerimanya. Allah ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ، وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ، وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu” (Qs. At-Taghabun: 11)
Yang dimaksud sabar secara lisan adalah menghadapi kehidupan tidak dengan keluhan dan umpatan, tetapi menghiasinya dengan memperbanyak menyebut Asma Allah dan membaca Kalimah Thayyibah. Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadis:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ، بَعَثَ اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْهِ مَلَكَيْنِ، فَقَالَ: اُنْظُرَا مَاذَا يَقُولُ لِعُوَّادِهِ، فَإِنْ هُوَ إِذَا جَاءُوهُ حَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، رَفَعَا ذَلِكَ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ -وَهُوَ أَعْلَمُ- فَيَقُولُ: لِعَبْدِي عَلَيَّ إِنْ تَوَفَّيْتُهُ، أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ. وَإِنْ أَنَا شَفَيْتُهُ، أَنْ أُبْدِلَ لَهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ، وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ، وَأَنْ أُكَفِّرَ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
“Jika seorang hamba sakit, Allah ta’ala akan mengirimkan dua orang malaikat, kemudian Allah berfirman: “Lihatlah apa yang dikatakannya kepada orang-orang yang menjenguknya.” Jika ketika orang-orang datang menjenguknya ia memuji Allah, maka kedua malaikat itu menyampaikannya kepada Allah, -padahal Allah lebih mengetahuinya-. Maka Allah-pun berfirman: “Menjadi kewajiban bagi-Ku untuk memasukkannya ke dalam surga jika aku mewafatkannya. Dan jika aku menyembuhkannya, maka Aku akan menggantikan untuknya daging yang lebih baik dan darah yang lebih baik. Dan kemudian aku hapuskan keburukannya.” (Hr. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani. Hadis ini shahih)
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Sedangkan yang dimaksud sabar secara perbuatan adalah berusaha sungguh-sungguh dan terus-menerus tanpa pernah putus asa untuk menghilangkan halangan serta hambatan yang menimpa dirinya, baik dengan doa maupun perbuatan. Hal ini bisa kita pahami -diantaranya- dari hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika menganjurkan berobat bagi mereka yang terkena musibah sakit. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالَى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاء، وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً، فَتَدَاوَوْا، وَلاَ تَدَاوَوْا بِالْحَرَامِ
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (Hr. Abu Dawud)
Begitulah seharusnya seorang Muslim dalam memahami makna kesabaran. Jika seseorang bersabar, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan memilihkan pahala yang terbaik buat dirinya, yaitu pahala tanpa batas. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar: 10)
Yang ketiga; memaafkan orang lain.
Sudah sewajarnya jika seseorang yang dizalimi ingin membalas dendam kepada orang yang menzaliminya. Paling tidak, ia ingin membalas perbuatan yang setara dengan yang dilakukan orang tersebut. Bahkan, jika mampu, ia ingin membalas lebih dari apa yang diterimanya. Jika seseorang dicela dan dihina, rasanya ingin membalas hinaan itu, bahkan kalau bisa lebih pedas dari hinaannya. Demikian pula jika dipukul, ditendang, dituduh, dilecehkan, dirampas hartanya dan berbagai jenis kezaliman lainnya.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala,
Perasaan ingin membalas kezalimian orang lain terhadap diri kita ternyata tidak seiring dengan arahan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Allah mengajarkan kepada kita untuk bisa mengendalikan emosi dan bisa memberikan maaf atas kesalahan orang lain kepada diri kita. Firman-Nya:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali Imran: 134)
Betapa berat bagi seseorang untuk bisa mengendalikan diri dan memberikan maaf ketika mendapatkan perlakuan zalim dari orang lain. Sering muncul pertanyaan dalam dirinya “Mengapa aku harus memaafkannya? Bukankah ia sudah berbuat jahat kepadaku? Seharusnya ia mendapatkan balasan yang setimpal”, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa memberi maaf adalah hal yang sangat berat untuk dilakukan. Akan tetapi, beratnya pemberian maaf tersebut akan sebanding dengan pahala yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala. Allah Ta’ala berfirman:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (Qs. Asy-Syura : 40).
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Itulah diantara amalan yang akan diberikan pahala tanpa batas oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk bisa menjalankan tiga amalan tersebut. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin …
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)).
((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلأَخِرِيْنَ، وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
اَلْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَـمِيْن، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّناَ لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات.
رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْناَ صِغَاراً.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلّ شَرٍّ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَع، وَقَلْبٍ لَا يَخْشَع، وَنَفْسٍ لَا تَشْبَع، وَدُعَاءِ لَا يُسْتَجاَبُ لَه.اَللَّهُمَّ أَعِـزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْن، وَاخْذُلْ مَنْ خَـذَلَ الدِّيْن، وَدَمِّـرْ أَعْـدَاءَ الدِّيْن.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنَا دَوْلَةً كَرِيْمَة، يُعَزُّ فِيْهَا الْإِسْلاَمُ وَأَهْلُه، وَيُذَلُّ فِيْهَا النِّفاقُ وَأَهْلُه، وَتَجْعَلُنَا فِيْهَا مِنَ الدُّعَاةِ إِلَى طَاعَتِكَ، وَالْقَادَةِ إِلَى سَبيلِكَ، وَتَرْزُقُنا كَرامَةَ الدُّنْيا وَالآخِرَة.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَحَبِّبْ إِلَيْهِم الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوبِهِمْ، وَكَرِّهْ إِلَيْهِم الْكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ، وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ،
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر…
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130