Misteri Ajal (Kematian) Manusia

0
241

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Pemateri: Ustadz Slamet Abdurrahman,S.Ag, M.Si (IKADI DIY)

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah
Hidup ini merupakan siklus yang mengantarkan kita dari suatu keadaan tertentu menuju keadaan lain yang berbeda. Mulai lahir, dari kecil menjadi besar, dewasa, dan menua, kemudian berakhir dengan kematian. Dan, setiap orang memiliki batas waktu (ajal), sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.s. Al A’raf: 34).

Hidup dan mati adalah sunnatullah. Kita yang diberi hidup suatu saat akan mati, sebagaimana kematian yang telah dialami orang-orang sebelum kita. Mereka dulu pernah ada, seperti kakek, nenek, tetangga, kerabat, sahabat, dan rekan kerja. Ada orang biasa, ada orang terkenal yang dianggap hebat. Tetapi kini, beberapa di antara mereka sudah meninggal.

Kematian adalah sebuah kepastian. Tetapi kita tidak ada yang mengetahui kedatangannya: kapan, dimana, dan melalui sebab apa.

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (QS. Qaaf: 19).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah,

Kematian tidak sekadar menimpa orangtua atau yang sudah sakit-sakitan. Yang masih bayi kecil, anak muda atau remaja, mati pun ada. Sebagaimana Allah ta’ala mengisyaratkan, bahwa di antara manusia ada yang diberi umur sampai tua dan pikun; namun ada pula yang saat muda sudah diwafatkan (Q.s. Al Hajj: 5).

Ada orang yang mati disebabkan bencana alam atau kecelakaan kendaraan; ada pula karena terpapar penyakit, ada yang terkena musibah saat berekreasi atau berolahraga, menonton hiburan dan lain sebagainya. Kematian banyak jalannya, sebagaimana di awal bulan Oktober ini, kita dikejutkan adanya sebuah tragedi pasca pertandingan sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang, yang mengakibatkan korban meninggal ratusan jiwa. Kita hanya bisa menundukkan kepala serta berdo’a: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allohummaghfir lahum warhamhum, wa’afihim wa’fu ‘anhum.” Semoga para korban dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin.

Apabila saat kematian tiba menghampiri, tidak ada satu orang pun yang kuasa untuk menolak atau menghindarinya.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah,

Bila waktu itu telah tiba, maka akan ada semacam ‘medan magnet’ yang menarik mereka untuk mendekat dan berkumpul. Orang-orang yang telah dituliskan ajalnya itu datang untuk menemui takdirnya. Mereka tidak menyadari diri terpanggil untuk berkumpul menuju garis takdir yang telah menunggunya. Bergeraknya kita semua menuju suatu tempat pada saat tertentu dengan cara yang dipilih, merupakan bagian dari proses kita menuju takdir Allah yang sudah dituliskan itu.

Pada umumnya orang takut terhadap kematian, karena hal itu mengakhiri seluruh keinginan dan petualangan hidupnya. Maka bila ada orang sedang sakit, biasanya akan segera berobat agar terhindar dari kematian. Bila ada bahaya, maka akan menghindar agar selamat. Itulah fitrah manusia. Dan kita selalu diingatkan oleh para khatib untuk memelihara keimanan hingga di penghujung nafas.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
(QS. Ali ‘Imran: 102).

Rasulullah Saw. bersabda:

أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْت

“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yaitu kematian”.
(HR. At-Tirmidzi).

Para Ulama berkata,

كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا

“Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat.”

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah,

Apa gunanya mengingat kematian? Apakah akan menjadikan kita sebagai orang yang pesimis dan takut menghadapi berbagai kenyataan hidup? Kemudian hanya akan berdiam diri menunggu maut menjemput kita? Bukan begitu. Justru dengan mengingat kematian ini kita akan memiliki daya hidup yang luar biasa, yaitu:

Pertama, agar kita menjadi lebih menghargai waktu atau umur kita, meskipun hanya satu menit. Menghindari dari perbuatan lagha. Demi waktu, semua orang merugi kecuali yang beriman.

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 2-3)

Waktu hidup kita ini sangat berharga; jangan disia-siakan untuk perkara yang tidak berguna. Waktu hidup kita sangat singkat, jangan sampai lalai atas tugas utama hidup kita untuk beribadah dan bekerja yang terbaik (sebagai amal salih).

Kedua, agar kita menjadi lebih bersungguh-sungguh mengarahkan diri dalam berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa atau maksiat. Dengan demikian kita akan memiliki semangat berkompetisi atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Hidup ini bukan sekadar untuk hura-hura, mencari kesenangan, menyibukkan diri dengan permainan atau pun asal hidup tanpa tujuan yang jelas.
Allah ta’ala mengingatkan:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah

Orang yang beriman jangan takut akan adanya kematian, sebab semua orang akan mengalaminya; jadi kita tidak sendirian. Hanya saja, persoalan pokoknya adalah bagaimana kita menyiapkan diri dengan bekal yang terbaik. Kita dianjurkan untuk berbekal diri dengan ketakwaan:

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ

“Dan berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS. al-Baqarah: 197)

Rasulullah Saw. bersabda,

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Orang yang pandai adalah yang mengevaluasi (menimbang) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Ta’ala.” (HR. At-Tirmidzi)

Ada sebagian kita mungkin ingin hidup bebas dan menuruti setiap keinginan atau hasrat dalam hatinya. Sebenarnya hal itu tidak sama sekali salah. Hanya saja, hidup kita ini ada yang menguasai, ada yang mengendalikan dan ada batasnya.

Suatu ketika, malaikat Jibril a.s. datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:

يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ

“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, sungguh engkau akan mati. Dan cintailah orang yang kau kehendaki, sungguh engkau akan berpisah dengannya” (HR. al-Hakim). 

Di ayat lain, Allah memerintahkan agar kita tetap istiqamah dalam beribadah hingga maut menjemput kita:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (QS. al Hijr: 99).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah
Dunia ini harus dijadikan sebagai ladang untuk bercocok tanam, kemudian nanti akan dipanen hasilnya pada kehidupan akhirat sehingga saat kita masih diberi hidup di dunia inilah satu-satunya kesempatan untuk beramal, sebagaimana firman Allah:

وَﻟِﻜُﻞٍّ وِﺟْﻬَﺔٌ ﻫُﻮَ ﻣُﻮَﻟِّﻴﻬَﺎ ﻓَﺎﺳْﺘَﺒِﻘُﻮﺍْ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَاتِ أَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮاْ ﻳَﺄْتِ ﺑِﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﻤِﻴﻌﺎً إِنَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. al-Baqarah: 148)

Bagi setiap muslim, hidup ini harus dijalani dengan penuh semangat, kerja keras, dan penuh prestasi kerja yang akan membuat kita bangga dan bahagia sebagai seorang hamba di hadapan Allah Subhanahu wata’ala.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّء الْأَسْقَامِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاة.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here