🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Arfiansyah Harahap, Lc, M.Pd.I (IKADI DIY)
الحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، العَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِيْ لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ، وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ المُتَفَرِّدُ بِالْبَقَاء، قَضَى عَلَى كُلِّ شَيْءٍ بِالْفَنَاء، كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُوْ الْجَلَالِ وَالْكِبْرِيَاءِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيْلُه، اِصْطَفَاهُ رَبُّهُ لِتَبْلِيْغِ رِسَالَةِ السَّمَاءِ، فَأَدَّى الأَمَانَةَ حَقَّ الْأَدَاءِ، وَأُوْذِيَ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَشَدَّ الإيْذَاء، صَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلأَصْدِقَاءِ وَالْأَعْدَاءِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاءِ.
أَمَّا بَعْد:
فَيَا أَيُّهَا الْـمُؤْمِنُوْن، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن، فَقَالَ تَعَالَى: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ))، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم.
Hadirin jamaah jum’at yang dirahmati Allah,
Atas kehendak Allah terjadi perubahan siang dan malam, atas kehendak Allah terjadi perubahan hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Atas kehendak-Nya juga kita hidup dan atas kehendak-Nya juga kita mati. Dan yang terbaik di antara kita semua adalah “ayyukum ahsanu ‘amala” siapa yang terbaik amalannya, siapa yang terbaik ketaatannya dan siapa yang terbaik ketakwaannya.
Perubahan tahun yang kita rasakan, sampainya kita pada akhir tahun serta munculnya tahun yang baru bukan sekedar siklus perputaran matahari dan bulan, -akan tetapi lebih dari itu- sebagai individu kita harus mampu menjadikan perubahan ini menjadi siklus yang membuat hari ini lebih baik dari yang telah berlalu.
Tanpa berpanjang lebar, dalam surah Al-‘Ashr yang berisikan 3 (tiga) ayat dengan singkat dan padat Allah menasehati kita dengan firman-Nya:
((وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ))
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Qs. Al-‘Ashr: 1-3)
Dalam mentafsirkan surah ini, Syeikh Muhammad Ali Ash-Shobuni berkata, bahwa Allah bersumpah dengan waktu dan zaman yang di dalamnya terkandung banyak keajaiban-keajaiban, keanehan-keanehan dan juga mengandung pelajaran-pelajaran serta nasehat-nasehat. Walaupun secara tekstual al-‘Ashr berarti waktu akhir siang, tapi kita bisa ambil nilainya kontekstualnya yang bermakna akhir waktu atau akhir tahun. Setiap manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang mengumpulkan tiga hal dalam dirinya: Iman, amal saleh dan sikap empati yang terealisasi dalam nasehat-menasehati pada yang haqq, yaitu sesuatu yang jelas kebenarannya, dan sikap empati yang terbukti dengan nasehat-menasehati dalam kesabaran. (Shafwatut Tafasir Jilid. III hal. 615-616)
Hadirin yang dirahmati Allah..
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk menjadikan setiap waktu yang dimilikinya menjadi sesuatu yang berharga, jika tidak untuk dunia dan akhiratnya, maka untuk akhiratnya saja, atau untuk dunianya saja. Dan hanya orang cerdas sajalah yang mampu menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat dari setiap waktu yang dilaluinya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ ((رَوَاهُ التِّرْمِذِي))
“Diantara kebaikan Islam seseorang yaitu ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya”. (Hr. at-Tirmidzi)
Jangan sampai ada diantara kita yang amalan dunianya tidak bermanfaat untuk mendukung akhiratnya dan jangan sampai amalan akhirat kita tidak merubah akhlak serta menguatkan iman kita. Hendaklah kita selalu berusaha melakukan ishlah atau perbaikan dalam semua sisi kehidupan kita, menyempurnakan segala kekurangan, dan menutupi segala kelemahan. Inilah ciri seorang muslim sejati. Hendaknya kita menjadikan akhir tahun ini sebagai ajang perubahan dalam setiap skema dan perencanaan program hidup kita kedepannya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr : 18)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Oleh karena itu kita harus menjadikan akhir tahun ini menjadi “husnul khotimah”, yaitu akhir yang baik. Lalu bagaimanakah menjadikan akhir tahun menjadi husnul khotimah? Mari, kita pelajari saat khutbah jum’at ini, agar menjadi bekal kita di saat penghujung hari di tahun ini.
Pertama, muhasabah diri. Yaitu melakukan hisab atau perhitungan terhadap diri kita. Menghitung kembali setiap kesempatan yang Allah anugerahkan kepada kita. Mengingat setiap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Waktu kita, apakah sudah kita maksimalkan untuk melakukan ketaatan kepada-Nya? Apakah waktu kita mengobrol dengan Allah sudah lebih banyak dari waktu yang kita habiskan untuk mengobrol dengan manusia? Apakah waktu kita dalam membicarakan kebaikan, perbaikan diri, lingkungan atau kehidupan kita, sudah lebih banyak atau malah sebaliknya? Apakah waktu kita bersama Kitabullah sudah lebih banyak dari pada waktu kita bersama gadget dan akun sosmed yang kita miliki. Apakah rezeki yang Allah berikan kepada kita, lebih banyak kita gunakan dalam membantu agama Allah atau lebih banyak menggunakannya dalam hal yang sia-sia?
Umar bin Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkata: “Hisab-lah dirimu sebelum kamu di-hisab dan timbanglah ia sebelum kamu ditimbang.” Yaitu sebelum tiba hisab yang hakiki oleh Allah subhanahu wata’ala.
Tidak hanya itu, kita juga harus berusaha menghitung shalat-shalat yang kita kerjakan. Apakah ia sudah menjadi sebab tercegahnya kita dari perbuatan keji dan munkar. Karena Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ إِلا بُعْدًا.
“Orang yang shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka shalatnya hanya akan menjauhkannya dari Allah.”
(Hr. ath-Thabrani).
Dan banyak lagi amal-amal serta pekerjaan-pekerjaan yang harus kita intropeksi agar bisa menjadi lebih baik kedepannya.
Jika poin pertama ini kita camkan dengan baik, maka pasti kita tidak akan mempunyai waktu untuk menunggu perubahan malam tahun baru dengan melakukan kesia-sian; melepas balon, bergadang, membakar mercon dan meniup terompet yang tidak bermakna apapun. Apalagi sampai terjerumus kedalam berbagai kemaksiatan, yang sayangnya hal itu dianggap lumrah oleh sebagian masyarakat kita. Justru seharusnya pergantian malam tahun baru ini kita isi dengan kebaikan-kebaikan sebagai awal yang baik di tahun baru. Allahu Akbar..
Hadirin yang dirahmati Allah..
Yang Kedua, Tazkiyatun Nafs, yaitu membersihkan jiwa kita dari segala kotoran maksiat, lumpur-lumpur kekhilafan serta noda-noda dosa. “Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari”, demikian sabda Rasulullah yang ma’shum dari dosa. Kalau sosok yang ma’shum dan telah dijamin masuk surga ini saja selalu beristighfar dan memohon ampun seratus kali setiap hari, maka sudah sewajarnya kita yang berlumuran dosa dan maksiat dan tidak mendapatkan jaminan masuk surga lebih bersungguh-sungguh lagi untuk memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang kita lakukan.
Secara jelas dan detail, Tazkiyatun nafs bisa kita pahami dari QS. Al-Hasr ayat 18 yang telah khotib bacakan sebelumnya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Ayat ini mengandung makna, yang pertama; bahwa bagi setiap mukmin diperintahkan untuk selalu bertakwa dalam menjalani aktifitas kesehariannya. Kedua; setiap mukmin yang bertakwa harus berusaha mengagendakan, merancang dan merealisasikan sesuatu yang terbaik untuk bekal esok harinya, baik untuk dunia ataupun akhiratnya. Baik muda maupun tua, laki-laki ataupun perempuan, kaya ataupun miskin. Semuanya harus menuju kebaikan yang maksimal. Dan yang ketiga; perintah bertakwa diakhir amalan, yaitu berusaha menjaga amalan yang telah direncanakan di awal dari hal-hal yang berbau kebohongan, penipuan serta rekayasa yang akan merugikan diri pribadi maupun orang lain.
Dengan demikian, jika kita mampu melakukan 2 (dua) poin diatas yaitu muhasabah dan tazkiyatun nafs, insyaa Allah, akhir tahun kita akan menjadi husnul khotimah atau khitaamuhu misk, yaitu akhir yang terbaik.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّه، الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat yang mulia,
Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa agar Allah merahmati kita untuk ber-muhasabah dan membersihkan diri kita, sehingga kita menjadi orang yang tunduk hati ketika mendengar perintah Allah, dan selanjutnya rela berkorban demi melaksanakan perintah-Nya.
((إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا))
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَكِيّاً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِـمِيْن، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادِكَ الْـمُؤْمِنِيْن.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ :((إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ))
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130