🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Dwi Budiyanto, M.Hum. (IKADI DIY)
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ سَيِّدَ الْأَيَّامِ وَالشُّهُوْر، أَفَ4اضَ فِيْهِ الْخَيْرَ وَالنُّوْر، سُبْحَانَهُ يَغْفِرُ الذُّنُوْب، وَيَسْتُرُ الْعُيُوْب، وَهُوَ عَلَّامُ الْغُيُوْب.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، شَهَادَةً تُطَهِّرُنَا مِنَ الْفُجُوْر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبدُهُ ورَسُولُه، اَلْعَبْدَ التَّقِيَّ النَّقِيَّ الشَّكُوْر.
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْر.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ:((يَأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ)).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ramadhan Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan ramadhan. Kita selalu memohon kepada Allah ta’ala agar kita dipertemukan dengan Ramadhan sekaligus diberi kekuatan dan kemudahan oleh Allah ta’ala untuk beramal salih di dalamnya. Al-Quran senantiasa menggambarkan amal salih sebagai perlombaan dan kita didorong untuk berlomba-lomba setiap saat dalam kebaikan.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.s. Al-Baqarah, 2: 148)
Fastabiqul khairat. Berlomba-lombalah di dalam kebaikan. Kita didorong untuk terus berlomba dalam kebaikan, bukan berleha-leha. Ini pula yang dapat kita maknai dari firman Allah ta’ala:
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaklah orang berlomba-lomba.”
(Q.s. Al-Muthaffifin, 83: 26).
Sebagai sebuah perlombaan untuk beramal salih, adakah kita akan melaju sendiri dengan Ramadhan? Tentu tidak. Selain menyiapkan diri kita sendiri untuk menghadapi Ramadhan, semestinya kita pun menyiapkan keluarga kita. Inilah tugas yang tidak boleh diabaikan oleh setiap keluarga muslim saat akan memasuki Ramadhan. Tugas tersebut adalah menghadirkan semangat beribadah dan beramal salih di rumah kita ketika hendak memasuki Ramadhan dan juga hari-hari sepanjang Ramadhan.
Kenapa hal ini perlu dilakukan? Sebab, frekuensi yang sama di dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt. merupakan syarat keluarga kita kelak dikumpulkan kembali di surga. Inilah yang dapat kita renungkan dari firman Allah Swt. di dalam Al-Quran.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Q.s. ath-Thuur: 21)
Puncak kebahagiaan seorang muslim bukan sekadar kelak dimasukkan Allah Swt. ke dalam surga. Puncak kebahagiaan itu dirasakan seorang muslim ketika ia dimasukkan ke dalam surga bersama seluruh keluarganya. Ini dorongan naluriah setiap orang, persis kerinduan saat kita berkumpul bersama anak cucu dan keluarga pada saat lebaran. Dikumpulkan di dunia saja sangat membahagiakan, apalagi kelak saat kita dikumpulkan di surga, tentu menjadi puncak segala kebahagiaan. Nah, syarat agar kelak dikumpulkan di surga adalah memiliki kesamaan di dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt.
Ramadhan semestinya menjadi momentum untuk memperkuat suasana ta’abudiyah (peribadahan) dalam keluarga muslim. Jangan sampai Ramadhan berlalu tanpa penguatan keluarga karena kita tidak pernah mempersiapkannya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan Ramadhan bagi penguatan keluarga muslim.
Pertama, menciptakan suasana gembira saat menyambut Ramadhan. Beberapa hari ke depan semestinya dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan suasana senang dan gembira di dalam keluarga kita karena datangnya bulan Ramadhan. Suasana kegembiraan untuk menyambut Ramadhan dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Boleh jadi ia terekspresikan melalui lisan dalam obrolan bersama keluarga. Boleh jadi ia ditampilkan dengan mengajak anak-anak dan keluarga membersihkan dan menghias rumah, layaknya masyarakat kita hendak menyambut tamu yang dimuliakan. Apapun itu, keluarga muslim hendaknya mampu menciptakan kondisi kegembiraan untuk berjumpa dengan Ramadhan.
Inilah ekspresi yang dikehendaki Al-Quran ketika setiap muslim berhadapan dengan karunia dan rahmat Allah Swt. Ketika berhadapan dengan peluang ketaatan, Al-Quran menghendaki agar setiap muslim menanggapinya dengan penuh kegembiraan. Inilah yang dapat kita pahami dari firman Allah Swt. di dalam Al-Quran.
قُلْ بِفَضْلِ ٱللهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.s. Yunus: 58).
Kegembiraan itu hadir karena banyaknya kemulian, kebarakahan, dan keutamaan Ramadhan. Inilah yang ditanamkan Rasulullah Saw. kepada para sahabat ketika memasuki Ramadhan.
ﻗَﺪْ ﺟَﺎٓءَﻛُﻢْ رَﻣَﻀَﺎنُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎرَكٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَضَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ أَﺑْﻮَابُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، وَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ أَﺑْﻮَابُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، وَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ أَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِمَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِمَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (H.r. Ahmad).
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan, “Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).
Kedua, merancang program Ramadhan bersama keluarga. Ada banyak aktivitas sepanjang Ramadhan. Namun, jangan biarkan Ramadhan berlalu tanpa program bersama keluarga. Merancang program bersama di dalam keluarga sepanjang Ramadhan merupakan langkah untuk membangun kebiasaan baik dalam keluarga muslim. Program yang dirancang dapat disesuaikan dengan kondisi setiap keluarga. Selain program-program rutin untuk shalat wajib dan shalat tarawih di masjid, sahur dan berbuka bersama, kiranya perlu disusun program tambahan untuk menguatkan suasana ta’abudiyah di dalam keluarga muslim. Program-program tersebut dapat berupa tadarus bersama di rumah, wirid dan dzikr bersama, taujih bergilir, mengikuti kajian daring di rumah bersama anggota keluarga, atau i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Abdullah bin Mas’ud, sebagaimana diriwayatkan ath-Thabrani, mengatakan, “Jagalah shalat anak-anak kalian dan biasakanlah mereka melakukan kebaikan. Karena, kebaikan adalah kebiasaan.” Demikian nasihat Ibnu Mas’ud sebagaimana juga diriwayatkan oleh Baihaqi dalam kitab as-Sunan al-Kubra (3/84).
Ketiga, saling menguatkan untuk beribadah kepada Allah Swt. Angggota keluarga harus memiliki frekuensi yang sama untuk saling menguatkan dalam beribadah kepada Allah Swt. sepanjang Ramadhan. Kesadaran ini dilakukan para sahabat sebagaimana dapat kita cermati dari hadits Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Bukhari dari ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz. Nabi Saw. mengutus seseorang pada pagi hari di hari Asyura (10 Muharram) ke salah satu perkampungan Anshar, lantas beliau berkata,
مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ
“Barangsiapa yang tidak berpuasa di pagi hari, maka hendaklah ia menyempurnakan sisa hari ini dengan berpuasa. Barangsiapa yang berpuasa di pagi harinya, hendaklah ia tetap berpuasa.” Ar Rubayyi’ berkata, “Kami berpuasa setelah itu. Dan kami mengajak anak-anak kami untuk berpuasa. Kami membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika saat puasa mereka ingin makan, maka kami berikan pada mereka mainan tersebut. Akhirnya mereka terus terhibur sehingga mereka menjalankan puasa hingga waktu berbuka.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Dalam hadis di atas terdapat argumentasi disyariatkannya melatih anak-anak untuk berpuasa.” Begitulah generasi terdahulu mendidik keluarga mereka, sekaligus menguatkan mereka agar gigih beribadah kepada Allah Swt. Semangat beribadah di kalangan keluarga para sahabat tergambar jelas, sebagaimana pujian Rasulullah Saw. pada suami-istri yang saling membangunkan untuk shalat malam, dalam hadis berikut ini.
إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا – أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيعاً، كُتِبَا في الذَّاكِرِينَ وَالذَّاكِرَاتِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya pada waktu malam, lalu mereka berdua shalat atau shalat dua rakaat bersama, akan dituliskan keduanya ke dalam golongan laki-laki dan perempuan ahli dzikr.” (H.r. Abu Daud dengan sanad yang sahih).
Keempat, merancang rumah yang kondusif bagi pelaksanaan ibadah selama Ramadhan. Keluarga muslim harus merancang rumahnya agar mendukung pelaksanaan ibadah sepanjang Ramadhan. Berpuluh tahun menjalani Ramadhan tentu sangat paham dan mengerti, apa saja kondisi yang sering kali mengganggu terciptanya iklim beribadah di dalam rumah. Boleh jadi sebuah keluarga muslim memiliki berbagai peralatan elektronik, seperti televisi, komputer dan laptop lengkap dengan jaringan internetnya, gawai yang dimiliki setiap anggota keluarga, handphone, dan yang lain. Seluruh peralatan tersebut tentu memiliki manfaat bagi pemiliknya. Akan tetapi, tidak jarang peralatan-peralatan tersebut menjadi pengganggu dan pengecoh anggota keluarga untuk khusyuk beribadah kepada Allah Swt.
Adakalanya, program tilawah di rumah terganggu karena gawai yang terus menyala dan tidak lepas dari genggaman. Adakalanya program tadarus Al-Quran tersisih gara-gara program televisi yang terlihat seru, karena menyajikan gojekan artis sepanjang waktu di bulan Ramadhan, meski sebenarnya sering jauh dari nilai edukasi. Hal-hal tersebut perlu untuk dikenali dan dibicarakan oleh seluruh anggota keluarga, bagaimana mengantisipasinya, agar peralatan-peralatan tersebut tidak mengalihkan anggota keluarga dari beribadah kepada Allah Swt.
Umar radhiyallahu anhu pernah marah kepada seseorang yang mabuk-mabukkan di bulan Ramadhan, “Celaka engkau, perhatikanlah puasa anak-anak kita.” Lantas beliau memukulnya karena ia dalam keadaan mabuk. (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab Sahihnya). Apa yang dilakukan Umar bin Khathab r.a. merupakan langkah untuk menciptakan suasana yang kondusif untuk beribadah kepada Allah Swt.
Demikian beberapa hal yang dapat diikhtiarkan untuk membangun frekuensi yang sama dalam mengisi hari-hari Ramadhan di dalam keluarga muslim. Semoga Allah berikan kesempatan kita untuk berjumpa dengan Ramadhan dan mengisinya dengan amal salih dan diterima oleh Allah ta’ala. Marilah kita dorong keluarga kita untuk meraih kemuliaan Ramadhan.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالِّذِكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
((يَأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ))
اَلْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَـمِيْن، حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّناَ لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلأَخِرِيْنَ، وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْناَ صِغَاراً.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْءَانَ لَنَا فِيْ الدُّنْيَا قَرِيْنًا، وَفِي الْقَبْرِ مُؤْنِسًا، وَفِى الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا، وَعَلَى الصِّرطِ نُوْرًا، وَإِلَى الْجَنَّةِ رَفِيْقًا، وَمِنَ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَان، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر…
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130