cropped-logo-manis-1.png

REALISASI MAKNA HIDUP

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Slamet Abdurrahman, S.Ag, M.S.I (IKADI DIY)

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّرَفَ فيِ طاَعَةِ الْمَلِكِ الدَّيَّان، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالْخُذْلاَنَ فِي اتِّبَاعِ سَبِيْلِ الشَّيْطَان
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، اَلْغَفُوْرُ الرَّحْمَان، وَالْكَرِيْمُ الْمَنَّان، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوثَ لِكَافَّةِ الْإِنْسِ وَالْجَانّ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى الْمُصْطَفَى الْعَدْنَان، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَمَنِ تَبِعَ هُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ بِإِحْسَان.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن، وَقَال اللهُ تَعَالى فِي كِتَابِهِ الْمُبِيْن: ((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ))

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita umat manusia diciptakan di dunia ini memiliki tujuan yang sangat agung; bukan sekedar untuk makan, minum, tidur, dan menuruti kesenangan hati atau hawa nafsu semata. Janganlah mengira bahwa kita diciptakan hidup dengan tanpa tujuan yang jelas, kemudian boleh untuk berbuat sekehendak hati. Allah Swt. mengoreksi persepsi yang salah ini dalam firman-Nya,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. Al-Mu’minun: 115)

Hidup kita ini memiliki nilai yang besar, sebagaimana Allah Swt. sampaikan dalam Alquran:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat: 56).

Ibnu Abdil Bar menafsirkan makna “liya’budun” (لِیَعْبُدُونِ) adalah: “liyuqirruu bil-‘ubuudiyah thau’an au karhan” (berusaha konsisten pada nilai ibadah dengan sukarela atau terpaksa). Karena terkadang, memang ada ibadah yang kita sukai dan ada sebagian yang kita tidak sukai. Semuanya tetap harus kita lakukan dengan istiqamah agar dapat merealisasikan tujuan penciptaan kita sebagai manusia.

Ibadah yang dimaksud dalam ayat tersebut tentu bukan dalam maknanya yang sempit berupa ibadah ritual seperti shalat, puasa atau haji. Namun yang dimaksud adalah peribadatan dalam maknanya yang luas yang mencakup semua aktifitas manusia setiap hari. Jika semuanya dilakukan dengan niat untuk mencari keridhaan Allah, maka akan bernilai ibadah di sisi Allah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam ayat yang lain, Allah Swt. juga mengungkapkan bagaimana status kedudukan manusia di alam semesta ini. Allah berfirman dalam Qs. Al Baqarah 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi.” (Qs. Al-Baqarah: 30).

Pesan utama ayat ini ialah maklumat atau pernyataan tentang diangkatnya manusia oleh Allah sebagai ‘khalifah’ atau wakil Tuhan di muka bumi ini. Yaitu agar manusia menjadi pemakmur, pengatur dan pengelola sistem kehidupan di panggung dunia ini sebagai implementasi atas penghambaannya kepada Allah ta’ala. Hal ini dimaksudkan agar manusia bekerja, berkreasi dengan penuh gagasan baru sehingga tercipta kehidupan yang maju, berperadaban, harmonis, damai, tenteram dan sejahtera serta memperoleh kebahagian hidup di dunia hingga akhirat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Membangun kehidupan yang menjadi impian ini tentu saja bukan perkara yang mudah. Pasti akan banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Diantaranya adalah adanya kepentingan pihak lain yang bertolak belakang, bahkan bertentangan secara substansial. Misalnya, kita mengajak untuk membangun dan memperbaiki masyarakat, tetapi pihak lain justru berusaha merobohkan dan merusak tatanan dan nilai-nilai luhur dalam masyarakat.

Maka dalam situasi seperti ini, kita dituntut untuk tetap konsisten untuk mengajak masyarakat pada perbuatan baik dan mencegah dari perilaku kemunkaran; sebab orang-orang beriman merupakan umat terpilih yang mempunyai karakter untuk terus memperbaiki dan mengajak kepada kebaikan:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi manusia, untuk menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Qs. Ali Imran 110)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pekerjaan besar dan mulia ini tidak mungkin dilakukan seorang diri, sekalipun dia seorang Muslim yang mempunyai iman yang kuat, salih, pandai dan kaya raya. Pekerjaan untuk melakuan Ishlah dalam masyarakat harus dilalukan secara kolektif. Maka Allah memerintahkan agar orang-orang beriman berjuang secara bersama-sama, berjamaah, berkolaborasi dalam barisan yang kokoh dan tersusun rapi:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. Ash-Shaf: 4)

Dalam praktik sehari-hari, ketika akan mencari mitra kerja, pastilah kita akan mencari orang lain yang dalam pandangan kita memiliki syarat dan sesuai kriteria yang kita harapkan. Maka biasanya kita akan memilih-milih diantara banyak orang baik dan memiliki kelebihan. Kita pilih yang terbaik diantara mereka untuk menghindari adanya kesalahan pilihan, yaitu penempatan seseorang yang kurang tepat, sebab akan dapat menjadi penyebab rusaknya suatu urusan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw.,

إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

“Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (Hr. Al-Bukhari)

Hal ini berlaku juga dalam kehidupan rumah tangga. Saat kita mencari jodoh, tentu melalui proses memilih-milih. Banyak orang baik, cantik, pandai dan berbagai predikat lainnya yang dianggap sebagai keunggulan atau kelebihan. Tetapi kita akhirnya akan memilih orang yang dalam pandangan kita paling sesuai dengan cita-cita, harapan atau keinginan kita.

Demikian pula dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika kita membentuk organisasi, perkumpulan atau bahkan akan maju dalam satu jabatan penting untuk membangun bangsa maka kita pasti mencari mitra terbaik diantara yang baik adalah suatu hal yang wajar dan dapat dimaklumi.

Terlebih lagi bila diterapkan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini kita sedang menyaksikan pentas kehidupan politik yang sedang menghangat untuk mengikuti proses ‘pemilu’ tahun 2024; baik pilihan calon anggota legislatif (DPR) maupun calon presiden dan wakil presiden. Masing-masing calon mencari mitra yang dianggap baik dan tepat. Itu yang dikenal dengan istilah kerjasama atau koalisi.

Sehubungan dengan itu, maka kita mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam agar sadar politik, peduli dan ikut mengambil peran dalam membangun bangsa melalui ‘pemilu’ ini. Setiap putra terbaik bangsa berhak dan dipersilahkan menempatkan diri untuk memberikan sumbangsih demi kemajuan bangsa; baik untuk memilih ataupun dipilih. Masyarakat akan memilih, mana di antara mereka yang dipandang layak mengemban amanah kepemimpinan dan melaksanakan jabatan itu.
Allah Swt. memberikan dorongan pada kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, apa pun bentuknya yang bermanfaat bagi kehidupan bersama.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah: 148)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita semua berupaya memantaskan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga mampu berkontribusi untuk kemaslahatan masyarakat sekeliling kita, bangsa dan negara. Ketika kita mampu memberikan kebaikan dan manfaat bagi kehidupan, maka disitulah kita telah menemukan makna dalam hidup ini. Karena “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (Hr. Ath-Thabrani dan ad-Daruquthni).

Demikian khutbah ini, semoga Allah ta’ala membimbing kita untuk selalu dapat menapaki petunjuk-Nya yang lurus, dan kita dapat berperan untuk ikut membangun bangsa sekaligus sebagai perwujudan amal salih maupun ibadah kita kepada Allah ta’ala. Amiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: ((يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)).
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ، وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْم، وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْن؛ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا))
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *