Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz… Saya mau bertanya, jika orang tua dulu sempat melakukan perjanjian gadai sawah ditukar dengan emas ke tetangga, lalu orang tua sudah meninggal. Apakah anak wajib melunasi atau tidak? Apakah sawah statusnya sudah dianggap menjadi milik tetangga? Sebagai catatan tambahan surat tanah sawahnya masih ada di keluarga, dan perjanjian gadainya tidak tertulis (ijab qobul saja tanpa tanda tangan dsb)
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
Wa’alaikumussalam Wa Rahmatullah Wa Barakatuh
Bismillahirrahmanirrahim..
Jika seseorang wafat dan dia memiliki hutang, maka tidak otomatis hutang itu menjadi hutang bagi ahli warisnya. Tetapi ahli warisnya (misal: suami, istri, anak) hendaknya membayarkannya melalui harta peninggalan (tirkah) dari yang wafat. Jika alm tidak punya harta, maka sangat baik jika para ahli waris membayarkannya dgn harta mereka sendiri sebagai bentuk amal soleh bagi mereka kepada orangtuanya.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakan:
إذا مات الميت وترك مالاً فالواجب على ورثته أن يبدؤوا بتجهيزه وتكفينه من التركة , ثم بعد ذلك يلزمهم إخراج الديون من التركة , ثم إخراج الوصايا من ثلث التركة , إن كان قد أوصى في ماله بشيء ؛ كل ذلك قبل قسمة التركة على من يستحقها من الورثة
_Jika seorang wafat dan meninggalkan harta maka wajib bagi ahli warisnya mengurus jenazahnya dan mengkafaninya dengan harta tirkah (peninggalannya), kemudian melunasi hutang dengan tirkah, kemudian mengeluarkan wasiat sebanyak 1/3 dari harta tirkah, itu jika memang dia ada wasiat harta, semua hal ini dilakukan sebelum harta tirkah itu dibagikan sebagai harta waris ke ahli warisnya_. (Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 200127)
Demikian. Wallahu A’lam
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678