🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
📝 Pemateri: Ustadz Abdullah Haidir, Lc
Ada dua perisitwa besar dan bersejarah yang biasanya dikenang umat Islam jika disebut Hari Asyura.
Pertama peristiwa selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan tenggelamnya Fir’aun di laut Merah. Kedua adalah peristiwa tragis yang menimpa cucu Rasulullah saw yang mulia, yaitu Husain bin Ali bin Ali Thalib yang dibunuh oleh pasukan loyalis Yazid bin Mu’awiyah dalam peristiwa yang lebih dikenal sebagai peristiwa Karbala.
Meskipun kedua peristiwa ini dipisahkan oleh waktu sekian abad, namun keduanya dihubungkan latar belakang yang sama dari kedua figur utama di dalamnya, yaitu bahwa keduanya berdiri tegak di hadapan kezaliman.
Nabi Musa alaihissalam selain menyampaikan dakwah ajaran tauhid kepada Fir’aun, diapun menentang tegas kezaliman Fir’aun atas bangsa Israil dan kemudian berujung pada tindakan Nabi Musa alaihissalam membawa Bani Israil yang tertindas di Mesir meninggalkan negeri itu menuju Palestina. Padahal kalau mau hidup nyaman dia tinggal lanutkan fasilitas VIP istana Fir’aun yang sudah dia nikmati sejak kecil.
Adapun cucu Rasululah saw, berdiri tegak di hadapan kezaliman Yazid yang menurutnya tidak pantas dijadikan sebagai khalifah, pertama karena penunjukkan meninggalkan prinsip syura, kedua juga karena figur Yazid yang memiliki banyak catatan. Sikap yang kemudian membuatnya dan para pengikutnya berangkat ke Kufah hingga akhirnya terjadi peristiwa Karbala yang memilukan.
Hal ini berikan pelajaran berharga bagi setiap muslim, yaitu sikap yang harus tertanam bahwa posisi seorang muslim terhadap kezaliman adalah posisi yang saling berhadap-hadapan. Jangan sampai seorang muslim menjadi pelaku kezaliman, atau membantu tindakan kezaliman, atau bahkan sekedar bersikap netral terhadap tindakan kezaliman. Apalagi jika kezaliman tersebut menyebabkan derita sekian banyak manusia, baik harta, nyawa dan kehormatan.
Tuntutan ini lebih besar lagi berlaku bagi para ulama dan dai. Selain bertugas menyampaikan nilai-nilai keimanan, mereka juga harus ikut memiliki tangungjawab mengatasi kezaliman yang terjadi di sebuah negeri. Jangan sampai para ulama justeru menjadi alat untuk melegitimasi kezaliman dengan serangkaian dalih yang dipaksakan. Apalagi jika kezaliman itu secara khusus diarahkan kepada kaum muslimin.
Sambil menanti waktu berbuka puasa Asyura, hendaknya kita tegaskan bahwa posisi kita terhadap kezaliman adalah LAWAN bukan KAWAN.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130





