KeluargaMateri Kajian Manis

Penolong

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

Punya pasangan yang tak sesuai harapan tentu amat menyesakkan. Segala impian di awal nikah pupus sudah. Berharap punya pasangan segagah Jipyeong eh ternyata malah segemulai sinden Jaipong.

Inginnya sih dia bisa jadi suami sebaik dan setangguh Aldebaran. Tapi kenyataannya malah kayak nastar kue lebaran. Rapuh dan lumer meski cuma dicolek doang. Pengennya laki abis. Yang ada malah abis lakinya. Ampuun

Dalam kondisi begini, lagu Rossa “Kumenangis” udah gak mempan. Yang terbayang malah lagu Betharia Sonata, “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku”. Tapi urung setelah sadar bahwa ayah dan ibu telah tiada. Bisa-bisa kita malah disuruh pulang ke alam baka. Naudzubillah

Situasi begini tentu amat menyiksa. Kayak orang kena wasir dan bisul sekaligus. Mau menjerit gak enak ama tetangga. Alhasil pasrah. Pengen cerai pun bingung. Biaya ke pengadilan lebih mahal daripada 10 kardus Mie Samyang. Meski menderita masih punya prinsip, “aku boleh kehabisan kasih sayang tapi jangan sampai kehabisan Mie Samyang” #yiihaaa. Endorse mana endorse? wkwkwk

Wajar situasi ini gak berubah. Karena kita pun gak pernah berubah dalam menyikapi pasangan. Dari awal nikah, setiap dizhalimi selalu berpikir sebagai korban. Emang sih kita korban. Tapi yang namanya korban selalu pasif.

Korban enggan melakukan perubahan. Yang dia andalin cuma keajaiban. Berharap suatu saat suami yang zhalim ini insaf setelah nonton sinetron azab di Indosiar atau mendadak sholeh pas kena kepret sorbannya Ustadz Abdusshomad.

Daripada terus-terusan jadi korban, sesekali upgrade lah diri jadi penolong. Sebagaimana sabda Rasulullah ๏ทบ “Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim dan yg dizholimi”.

Ternyata pelaku kezhaliman juga harus ditolong. Caranya bagaimana? Bantu ia hentikan kezhalimannya. Bisa jadi suami yang zhalim lagi kasar bermula dari pola asuh yang buruk. Dari kecil tak pernah dapatkan cinta. Maka saat nikah pun tak bisa bersikap mesra.

Niatnya mau kirim puisi buat istri, malah yang dikirim karya Chairil Anwar “Aku ini binatang jalang”. Dijawab istri “Emang”. Niat romantis malah tragis.

Dari sekarang tugas kita bertambah. Penolong bagi pasangan. Kalau dia ngeselin? Anggaplah kita sedang mengasuh anak-anak. Anak mertua maksudnya

Sebab bisa jadi kita adalah jawaban dari doanya saat ia masih jomblo “Ya Allah, kirimkanlah jodoh seseorang yang akan jadi malaikat pendampingku”. Maka kita bisa memilih. Menjadi pasangan bak malaikat penolong atau malaikat pencabut nyawa. Sama-sama malaikat sih ๐Ÿ˜€.

Semoga Allah angkat derajat kita yang terus berusaha menjadi penolong bagi pasangannya

Wallahu a’lam bish showab

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *